• L3
  • Email :
  • Search :

27 Agustus 2006

PLTS atau Waste to Energy?

Setelah lama bersilang pendapat dengan sejumlah elemen masyarakat, akhirnya pemerintah Kota Bandung mendapat angin segar setelah ITB dan PLN bersepakat akan membuat PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Malah kini ketiganya, yaitu ITB, PLN, dan pemkot Bandung (Pikiran Rakyat, Rabu, 2/8/06) berencana membuat PLTS atau waste to energy (WTE). Mereka bersikeras membangun teknologi pemunah sampah secara insinerator yang dilengkapi generator meskipun ditentang banyak orang.

Secara substansi, PLTS maupun WTE adalah setali tiga uang. Istilah dan sumber dananya “mungkin” berbeda tetapi proses dan dampak polusinya tetap sama. Dari sisi polusi lingkungan dan kesehatan, PLTS dan WTE jauh lebih bahaya daripada sistem disposal sanfil (sanitary landfill) dan buang bebas (open dumping) lantaran pencemarnya dapat menyebar ke dalam tanah, air, dan udara seluas-luasnya.

selanjutnya
Gede H. Cahyana
ReadMore »

Mengulas Kinerja PDAM

Tak diduga dan tidak masuk akal. Begitu ungkapan warga setelah mengetahui betapa besar tunggakan pelanggan kepada PDAM Kota Bandung. Jumlahnya mencapai Rp 40 milyar rupiah. Dalam kasus-kasus tindak pidana seperti sambungan gelap yang melibatkan pegawai PDAM, sudah pula dilakukan pemecatan. Penunggak rekening dan sambungan gelap itu pun sudah diputus sehingga dari 143.000-an pelanggannya, sekarang tersisa 139.000-an unit. Ada 4.000-an pelanggan yang diputus, demikian kata Dirut PDAM. Dalam diskusi Sabtu (12/8) yang dikemas oleh radio Mara Bandung itu terungkap pula bahwa banyak sekali terjadi kehilangan air.

Kehilangan air (unaccounted for water) tersebut tak hanya terjadi di PDAM Kota Bandung tapi juga di semua PDAM. Kisaran angkanya antara 20% dan 70%, dengan rerata 45%. Angka ini setara dengan 82% air yang terjual, tetapi tidak selalu sama dengan jumlah pendapatan yang diterima PDAM akibat berbagai manipulasi yang terjadi. Ujud kehilangan air itu, yaitu beda antara volume air di meter induk dan volume total di meter pelanggan, bisa karena bocor fisik seperti pipa pecah, rembesan di reservoir, dan kerusakan peralatan di jaringan distribusi, bisa juga karena bocor nonfisik seperti ketakakuratan meter airnya atau karena salah baca dan salah administrasi.

Demi mengendalikan kehilangan air tersebut, termasuk mempertahankan kualitas air olahannya, sejumlah tindakan bisa dilakukan oleh PDAM. Di antaranya adalah mengelola daerah distribusinya dengan cara menyeimbangkan tekanan di sekujur sistemnya, baik yang terdekat dengan instalasi maupun yang terjauh, lewat zoning system. Tanggap darurat dalam perbaikan pipa dan responsif atas laporan masyarakat, juga menjadwalkan secara rutin perawatan dan kendali pipa. Hal-hal tersebut dan sejumlah cara lainnya lagi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yang disebut reformasi rekayasa dan reformasi kekaryaan.

Berkaitan dengan kinerja instalasinya, sampai saat ini teknologi yang diterapkan PDAM untuk mengolah air masih menggunakan cara konvensional, belum menggunakan teknologi membran. Fokusnya pun sebatas kualitas fisika dan bakteriologi, tidak banyak memperhatikan aspek kimianya padahal kualitas air bakunya menurun dan potensial tercemari limbah pertanian dan rumah tangga, selain limbah industri. Andaipun ada yang diolah..

selanjutnya

Gede H. Cahyana
ReadMore »

Waspadai dan Cegah Muntaber

Muntaber mengganas di Karawang, Kec. Telukjambe, Desa Karangligar, Dusun Pangasinan. Sudah 84 orang yang menderita dan telah merenggut nyawa anak-anak. Di daerah lain, yaitu di Sukabumi Kec. Cisolok, muntaber menyerang 28 orang, dari anak-anak hingga orang dewasa. Demikian tulis koran PR (16/8). Selama kemarau ini sangat boleh jadi terjadi juga hal serupa di daerah-daerah lain yang krisis air minum. Setiap hari di berbagai media massa selalu saja ada berita kekeringan yang umumnya terjadi di Pantura Jawa Barat dan Jawa Tengah Utara ke Selatan.

Wabah yang disebabkan oleh mikroba seperti bakteri E. coli itu terjadi lantaran buruknya sanitasi dan masyarakat terbiasa membuang tinjanya di tanah terbuka, di air sungai, kolam, atau selokan. Seperti biasa, kemarau adalah saat-saat sulit air, khususnya air untuk minum dan memasak. Debit air sumur menurun bahkan sampai kering, mata air berkurang sehingga tak mampu lagi memenuhi seluruh penduduk setempat. Pada saat yang sama air sungai pun surut dan bahkan menghitam berbau busuk sehingga tak layak lagi dijadikan air pencuci pring, sendok, dll apalagi digunakan sebagai sumber air minum.

Sebagai penyakit perut (gastro enteritis), muntaber selalu ditransmisikan lewat feses (tinja) dan rute penularannya disebut rute amul (anus-mulut), yakni dari tinja penderita lalu lewat makanan ...

selanjutnya...

Gede H. Cahyana
ReadMore »

10 Agustus 2006

Palestina Menanti Titik Balik

Pekan lalu beredar SMS yang mengajak kaum muslim membaca surat al Fath, yaitu surat ke-49 ayat 27, 28, dan 29. Mengandung arti kemenangan, surat yang berisi kisah mimpi Nabi Muhammad ini dijadikan motto dalam setiap pelatihan di masjid-masjid kampus, termasuk di masjid Salman ITB. Ketiga ayat yang berkisah tentang perjanjian Hudaybiah itu memang merugikan kaum muslimin jika tilikan berpikir kita semata-mata logika.

Bagaimana peristiwa Hudaybiah dan titik baliknya? Awalnya adalah mimpi Nabi Muhammad pada tahun 6 Hijriah, yakni beliau memasuki Masjid Haram dengan mencukur rambut dan memotong hewan kurban dalam keadaan aman. Bagi kita, mimpi hanyalah mimpi dan sering disebut bunga tidur. Tapi tidak demikian dengan mimpi seorang nabi. Kali ini mimpinya mengisyaratkan bahwa kaum muslimin akan memasuki kota Mekkah pada musim haji dengan selamat tanpa risiko berarti. Apalagi kaum muslim dari kelompok muhajirin sudah rindu pada tanah kelahirannya.

Setelah Rasulullah menceritakan ihwal mimpinya itu, berangkatlah sekitar 1.500 orang dilengkapi 70 ekor hewan kurban untuk beribadah haji. Setibanya di daerah Tsanijjatul Mirar, sebuah lembah di Hudaybiah, unta yang dikendarai Muhammad tiba-tiba berhenti. Unta bernama al Qushwa itu tak jua mau berdiri walaupun berbagai cara ditempuh nabi dan sahabatnya. Karena untanya bergeming saja, akhirnya mereka istirahat di daerah tersebut.

Adakah relevansi spirit al Fath ayat 27, 28, dan 29 itu dengan kondisi Palestina dan Libanon saat ini? Sekarang memang Hamas dan Hizbullah, terutama oleh media barat,...



Selanjutnya.

Gede H. Cahyana
ReadMore »

3 Agustus 2006

Palestina dan Hak Veto

Sejauh ini, Palestina selalu dirugikan oleh pemegang Hak Veto di Dewan Keamanan PBB, terutama oleh Amerika Serikat. Negara yang disetir Yahudi ini bagai ular berkepala dua dan selalu munafik. Demokrasi yang dielu-elukannya adalah demorasi yang crazy sehingga gila pula para pejabatnya. Lagi pula, AS begitu gentar melihat keberanian kaum muslim dalam bom-bom syahidnya sehingga mereka berupaya membunuhi anak-anak dan wanita pelahir anak-anak. Peristiwa Dusun Qana di Libanon Selatan adalah contoh nyata perikeiblisan Israel dan AS. Bom pembasmi yang berasal dari AS itu digunakan oleh Israel secara membabi buta sehingga tewaslah tak kurang dari 60 orang yang mayoritas wanita dan anak-anak.

Hal serupa pernah terjadi pada peristiwa Shabra-Satila. Ribuan wanita dan anak-anak tewas terpanggang panasnya bom. Memang, sejumlah negara mengutuk pemboman itu, tapi sekadar mengutuk saja. Atau, boleh jadi mereka pura-pura mengutuk untuk menabiri ...


Selanjutnya.

Gede H. Cahyana
ReadMore »