• L3
  • Email :
  • Search :

26 September 2006

Olah Fosfat dengan Sequencing Batch Reactor

Selain sungai, badan air yang potensial dijadikan air baku bagi PDAM adalah waduk seperti Jatiluhur, Cirata, dan Saguling. Namun demikian, tak selalu kualitas air waduk itu memenuhi baku mutu air baku apalagi kalau melibatkan berbagai kepentingan: PLN, perikanan, pertanian, dan wisata. Interaksi beragam aktivitas dalam satu badan air itu dapat menimbulkan masalah air. PDAM misalnya, perlu air baku berkualitas standar, tak terlimbahi pakan ikan, limbah wisatawan, dan limbah pertanian. Semua limbah itu mengandung pencemar fosfat sehingga dianggap "musuh" oleh PDAM.

Faktanya, fosfat memang tidak seperti zat organik yang mudah disisihkan dengan teknologi konvensional. Senyawa yang dalam air berupa fosfat organik dan/atau fosfat anorganik (polifosfat dan ortofosfat) ini morfologinya bisa tersuspensi, bisa terlarut atau terikat dengan biomassa algae dan sel bakteri. Karakteristiknya ialah: (1) polifosfat: senyawa ini dapat dihidrolisis menjadi fosfat organik; (2) ortofosfat; (3) organik-P, banyak terkandung di dalam air limbah domestik, industri dan sludge biomassa.

Jenis Teknologi
Ada dua jenis teknologi yang diterapkan untuk menurunkan kadar fosfat, yaitu proses fisikokimia dan biologi (advanced treatment). Keduanya dapat digabungkan berupa proses bio-fisikokimia yang intinya adalah mengubah fosfat menjadi bentuk yang dapat dipresipitasi menggunakan senyawa kimia berupa aluminum (tawas dan sodium aluminat), besi (ferro klorida, ferri klorida, ferro sulfat, ferri sulfat), kapur dan polimer. Alum dan ferri klorida baik digunakan sebagai inti presipitator daripada kapur terutama jika digabungkan dengan polimer. Adapun presipitasi kalsium fosfat banyak terjadi pada siang hari ketika kadar CO2-nya turun, alkalinitas bikarbonatnya berkurang dan pH airnya meningkat karena ada fotosintesis algae.

Selanjutnya.

Gede H. Cahyana
ReadMore »

24 September 2006

Pengalaman Puasa di Bali

Bali identik dengan Hindhu? Identik dengan pura? Betul. Tak kurang dari 97% orang Bali memeluk agama Hindhu atau Hindhu Dharma. Sisanya penganut selain Hindhu, salah satunya ialah penganut Islam. Jumlah muslimin di pulau endemik Jalak Putih ini nomor dua setelah umat Hindhu. Hanya saja rentang jumlahnya sangat lebar. Timpang sekali. Kaum muslimin sejak dulu sampai sekarang termasuk minoritas. Umat agama lain malah superminoritas.

Lantaran minoritas itulah kaum muslim memperoleh berkah berupa tantangan berat saat puasa. Ketika orang-orang makan-minum, toko dan pasar buka 18 jam, kaum muslim mesti menahan diri agar puasanya tidak batal. Muslimin yang bekerja di pemda atau di perusahaan otobis dan kereta api (bagian penjualan tiket di Denpasar) lebih berat lagi. Mereka tetap harus masuk pagi dan pulang sore seperti hari biasa, mulai awal sampai akhir puasa.


Selanjutnya.
ReadMore »

9 September 2006

Pulau Tenggelam, Mungkinkah?

Betulkah kematian gugusan pulau bisa terjadi karena pemanasan global? Artikel berikut ini sebagai bahan diskusi dan urun rembug atas artikel yang dimuat PR, Sabtu (26/8). Ditulis oleh Dr. M. Darussalam, tulisan berjudul Pemanasan Global dan Kematian Gugusan Pulau perlu ditambah dengan informasi berikut ini, terutama menyangkut probabilitas kekaraman pulau yang memang kontroversial.

Tak dimungkiri, kenaikan kosentrasi gas CO2 di muka Bumi menjadi salah satu sebab kenaikan temperatur muka Bumi. Bersama dengan gas metana yang ke luar deras dari rawa-rawa, sawah yang di panen, dan juga dari tangki septik di setiap rumah (ini justru jarang dibahas dalam seminar lingkungan), gas CO2 dimasukkan ke dalam gas rumah kaca (greenhouse gas). Industri otomotif yang demikian masif, terutama kendaraan roda dua, kian memperbesar kosentrasinya. Tambah runyam lagi karena terjadi pembakaran atau kebakaran hutan, seperti di Riau dan Kalimantan. Semua itu berdampak pada temperatur muka bumi. Dekade terpanas terjadi pada akhir abad ke-20, yaitu tahun 1990-an. Adapun tahun terpanas satu dekade terakhir ini ialah tahun 1998, 2001, dan 2005.

Namun demikian, ada pertanyaan yang belum juga terjawab secara meyakinkan dan menjadi polemik di antara pakar. Andaikata temperatur muka bumi terus naik, ...


selanjutnya.

Gede H. Cahyana
ReadMore »