• L3
  • Email :
  • Search :

26 November 2009

Hari Guru Nasional: Dari UKA Hingga PLPG

Terpujilah wahai engkau, Ibu Bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sbagai prasasti, trimakasihku ntuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa.

(Sartono)

Hari Guru Nasional
Oleh Gede H. Cahyana


Hari ini, 25 November, guru melaksanakan upacara peringatan Hari Guru Nasional. Peringatan HGN memang terasa sepi, hanya diperingati oleh kalangan guru dan Depdiknas atau Dinas Pendidikan di daerah. Apalagi peringatan ini ditimpa oleh berita tentang KPK, Polri, dan jaksa, juga Bank Century dan demo buruh dan mahasiswa di beberapa daerah.

Menjadi guru profesional dan efektif tidaklah mudah. Sangat sulit dan berliku jalannya. Tak hanya peningkatan jenjang pendidikan, tetapi juga kemauan, kemampuan, semangat dan kesempatan untuk memperoleh tambahan ilmu dan keterampilan. Bisa dikatakan, yang mengajar di kota besar berpeluang lebih banyak untuk menggali ilmu daripada yang di daerah, apalagi di pelosok. Jaringan internet lebih banyak dan mudah di kota ketimbang di desa. Kesempatan kuliah di jurusan yang serasi dengan ilmunya selama ini juga lebih besar bagi guru yang tinggal di kota besar.

Lepas dari kekurangan tersebut, guru tetaplah berperan mencerdaskan anak-anak. Dalam makna yang lebih luas guru pun meliputi guru di rumah, yaitu orang tua, guru dalam pemerintahan, yaitu aparat negara, dan guru di sekolah, madrasah, pesantren. Ada satu lagi, yaitu guru imajiner, yakni orang-orang yang ”digurukan” oleh seseorang meskipun belum pernah bertemu, belum pernah ada proses belajar-mengajar. Guru imajiner ini dapat melintasi dimensi ruang dan waktu dan ”tanya-jawabnya” lewat buku, manuskrip, prasasti, papirus, lontar, dll.

Bagaimana dengan sertifikasi? Dimulai dari zaman isi portofolio, lantas Uji Kompetensi Awal, UKG, dan PLPG sembilan hari. Pada saatnya kelak, dilaksanakan PPG, kuliah selama satu tahun. Menurut dosen yang menjadi instruktur workshop pada kegiatan PLPG, kualitas peserta sangat bervariasi, mulai dari yang sangat tidak paham instruksi, bahkan ada yang sulit menulis (mengeja) namanya, sampai yang cerdas-bernas. Apapun itu, semoga semua guru menuju ke arah perbaikan kualitas. Sebab, ujian pun adalah belajar.

Rawe-rawe rantas, malang-malang putung, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.*


Sekolah Abad ke-21

Berikut adalah ringkasan dari “What’s So Special About Tahatai Coast?, New Zealand.
1. Jadikan sekolah sebagai pusat penelitian dan penemuan.
2. Pilihlah kepala sekolah yang inspirasional
3. Kepala sekolah yang inspiratif ini lantas memilih staf dan karyawannya yang bermutu tinggi dan berkomitmen kuat pada filosofi sekolah.
4. Sediakan sarana computer, multimedia untuk mendukung pembelajaran.
5. Sediakan computer atau laptop untuk semua guru dan jaringan internet.
6. Jadikan murid sebagai guru dan begitu sebaliknya.
7. Jalinlah kerjasama bisnis.
8. Bergabunglah dengan sekolah-sekolah lain dalam jaringan.
9. Bangunlah jaringan informasi sekolah – rumah – multimedia.

Sumber: The Learning Revolution, Revolusi Belajar, Gordon Dryden & Jeannette Vos.


ReadMore »

Hari Guru Nasional

Puisi di bawah ini khusus dinisbatkan kepada guru atas semua dedikasinya. Memang sudah menjadi rahasia umum, beragam-ragam kejelekan, hal negatif, predikat buruk disandangkan di pundak guru. Walau demikian, aku maklum, aku mafhum. Apapun, bagaimanapun, mereka tetaplah guruku yang mengajariku baca-tulis, mengarang-menulis, berhitung, ilmu alam, ilmu sosial, agama, PMP, bahkan PSPB sekalipun. Semoga dengan proses sertifikasi, peningkatan jenjang pendidikan, mampu menambah profesionalisme guru dalam belajar-mengajar. Semoga balasan atas jasanya (baik dari pemerintah maupun masyarakat) membaik, melayak, dan ”dengan tanda jasa”, Hymne (Baru) Guru.


Karena Guru

Eksekutif:
Semua presiden, wakil presiden, menteri, dirjen, sekjen
Semua gubernur, bupati, walikota, camat, bendesa, lurah
Semua direktur perusahaan, komisaris bisnis, pemilik agribisnis
Semua pegawai negeri sipil, pusat – daerah, di semua bagian

Legislatif:
Semua anggota DPR, DPRD I, DPRD II
Semua anggota DPD, anggota MPR

Yudikatif:
Semua hakim, jaksa, polisi, KPK, MK, MA
Semua lawyer, advokat, penasihat hukum, notaris

Armiyatif:
Semua jenderal, kolonel, kapten, bintara, tamtama
Semua pasukan khusus
Semua milisi

Tarbiyatif:
Semua guru, dosen, pendidik luar sekolah
Semua ustadz/dzah,
Semua kyai, da’i

Semua insan dalam profesi tersebut
Semua karena guru
Baca-tulisnya karena guru
Berhitungnya karena guru

Kini, menggeliat sudah semua guru
Berduyun-duyun kuliah lagi
Rela bersusah-payah ikut pelatihan
Mengisi portofolio, ‘tuk meraih sertifikat pendidik
Menggapai kompetensi pedagojik
Menjadi profesional
Juga humanis
Aamin

Bapak dan ibu guru
Rayakanlah Hari Guru Nasional, 25 November 2009
Dengan optimis

Salam hormat,
Atas nama mantan murid yang kini
menjadi murid di SK: Sekolah Kehidupan
Gede H. Cahyana
ReadMore »

16 November 2009

Siklus Hidrologi (Hydrologic Cycle)

Siklus Hidrologi (Hydrologic Cycle)





Faktanya, hampir tiga perempat (3/4) permukaan Bumi diselimuti oleh air. Namun demikian, berbagai faktor menyebabkan mayoritas air tersebut susah dimanfaatkan oleh manusia. Tak kurang dari 97,3% berupa air laut yang asin rasanya. Sisanya 2,7% berupa lapisan es dan glaciers, uap air di atmosfer dan tanah. Yang berupa es dan glaciers mencapai 2,14%. Sisanya yang hanya 0,62% dimanfaatkan oleh manusia sedunia ini untuk kegiatan sehari-hari, tersebar di danau, sungai, air tanah, sawah, kolam, waduk, rawa, dll.

Menurut pakar hidrologi, di Bumi terdapat kira-kira 1,3 - 1,4 milyar km3 air. Teoretisnya, volume air tersebut tetap jumlahnya, hanya wujudnya yang berubah-ubah, menjadi padat, cair, dan uap (gas). Air atmosfer mengalami kondensasi dan jatuh berupa hujan, salju, atau bentuk lain presipitasi. Sampai di permukaan tanah, air tersebut melimpas ke selokan, sungai, danau, waduk, dll dan berujung ke laut. Ada juga yang masuk ke dalam tanah, yaitu infiltrasi kemudian masuk ke lapisan yang lebih dalam, disebut perkolasi. Air tanah ini selain menguap, ada juga yang ke luar menuju sungai-sungai, disebut aliran intra (interflow). Tetapi sebagian besar air ini tersimpan di dalam tanah, disebut air tanah (groundwater) yang ke luar sedikit demi sedikit dalam waktu yang lama ke permukaan tanah di lokasi yang rendah (limpasan air tanah = groundwater run off).

Bisa dikatakan, sungai menerima tiga jenis limpasan, yaitu limpasan permukaan (surface run off), aliran intra (interflow), dan limpasan air tanah (groundwater run off) yang akhirnya berakhir di laut. Sirkulasi air laut dan air di darat terus terjadi, uapnya membentuk awan, lalu hujan. Hanya saja, sirkulasi air ini tidak merata karena ada perbedaan presipitasi dari tahun ke tahun, dari musim ke musim di berbagai daerah. Sirkulasi air ini dipengaruhi oleh kondisi meteorologi (suhu, tekanan atmosfer, angin) dan kondisi topografi. Pada suatu masa, ada daerah yang banjir, tetapi pada waktu yang lain, justru kekeringan (kurang air). Ilmu yang mempelajari seluk-beluk sirkulasi air ini disebut hidrologi dengan materi bahasan seperti presipitasi (precipitation), evaporasi dan transpirasi (evaporation), aliran permukaan (surface stream flow), air tanah (groundwater).

Beberapa ayat Al Qur’an yang berisi kata air dan kaitannya dengan makhluk hidup dan abiotik, serta fenomena siklus hidrologi.

Surat Qaaf (50) ayat 7-11: Dan Kami hamparkan Bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali mengingat Allah.

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rizki bagi hamba-hamba Kami, Dan Kami hidupkan dengan ai, tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.

Allah menurunkan air dari langit, lalu mengalir di lembah-lembah menurut ukurannya,… (Surat Ar Ra`du: 17).

Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu Kami menempatkannya di Bumi. Dan sesungguhnya Kami berkuasa untuk menghilangkannya.
(Surat Al Mu`minuun: 18).





ReadMore »