• L3
  • Email :
  • Search :

30 Januari 2015

Open Dump Sarimukti

Open Dump Sarimukti
By Gede H. Cahyana


There is a big problem of solid waste management and disposal in Indonesia. What’s that? Volume! Volume or rate of generation is out of the box. Not business as ussual, for example is the tonnage of solid waste in Bandung city that dumped in Sarimukti.

TPA Sarimukti is the only one of disposal point for solid waste of Bandung and Cimahi. This point is an open dumping, not a sanitary landfill. For this time, management of solid waste always take a NIMBY principle: not in my backyard. It should be switched to another principle like waste for one is added value for another.

Sarimukti has two problems, i.e: quantity of solid waste and condition of disposal point. About 5,000 m3 per day, the generation of solid waste need a very large area for disposal such as sanitary landfill or at least controlled landfill. Not open dumping as usually. Social problem appeared because of the open dumping release its rotten odor and bad smell.

So, the leachate treatment is also failure to get the best quality of effluent, esspecially in rainy season, and because of its collapse in hydraudinamic coresspond to plant design. To make it become optimal treatment, leachate must be treated by plant that follow the design criteria in regulations or textbooks. For the solution of this problem of waste, the provincial government and three local governments around great Bandung basin need to work together to help each other, both in the provision of land for the sanitary landfill, and in terms of social and public health cases around the disposal area.


Rights and obligations of each local government should be accomplished so that there are no conflicts in the communities and result a win-win solution. *

ReadMore »

22 Januari 2015

Bukan Rumah Kaca Abraham Samad

Bukan Rumah Kaca Abraham Samad
Oleh Gede H. Cahyana


Tulisan berjudul Rumah Kaca Abraham Samad di Kompasiana dibetulkan oleh elite PDIP, Hasto Kristiyanto, seorang Plt Sekjen PDIP di Metrotvnews.com. Ini sungguh mengejutkan banyak kalangan, baik di komunitas KIH maupun di KMP. Namun demikian, meniru acara Empat Mata dan Bukan Empat Mata, maka tulisan kali ini dijuduli Bukan Rumah Kaca Abraham Samad yang cenderung ekologi sentris, bukan ekopolitik. Ini tentang Efek Rumah Kaca yang dikaitkan dengan potensi banjir sejagat. Apa penyebabnya dan bagaimana banjir itu bisa terjadi? Ini berawal dari gas-gas rumah kaca dan satu di antaranya adalah karbondioksida.

Karbon dioksida adalah gas yang secara alamiah ada di alam dan tidak berbahaya. Gas ini digunakan  untuk fotosintesis tanaman berklorofil. Kejadiannya menjadi lain apabila konsentrasi gas ini sangat tinggi di atmosfer yang membentuk selimut CO2 sehingga pantulan cahaya matahari dari bumi berbalik lagi menuju bumi. Kejadian ini berulang sehingga temperatur atmosfer meningkat. Diperkirakan pada pertengahan abad ke-21 nanti temperatur bumi meningkat rata-rata  3o C atau 1o C di katulistiwa dan 7o C di kutub. Akibatnya, gunung es di kedua kutub bumi mencair sehingga banyak pulau-pulau kecil lenyap dari permukaan laut dan kota-kota pantai (water front city) bisa  tenggelam. Pantai Utara Jakarta diperkirakan tenggelam 7 meter di bawah muka air. Selain itu, daratan menjadi kering sehingga hasil perkebunan,  pertanian, perikanan, peternakan  berkurang.

Betulkah pulau-pulau bisa tenggelam karena efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global? Akankah Dunia Air itu bisa betul-betul terjadi? Ada kajian ilmiah yang disebut Teori Lebur atau Melting Theory. Intinya adalah kontradiksi yang dapat terjadi jika global warming makin parah. Ada dua hal penting yang bisa terjadi, yaitu perubahan tinggi muka air laut karena daratan bergerak relatif terhadap lautan (isostatik) dan perubahan yang terjadi karena volume air laut bertambah akibat pencairan es dan salju (eustatik).

Jika demikian, mencairkah es di kedua kutub Bumi itu? Para pakar terbelah pendapatnya pada soal ini. Sekelompok ahli yakin bahwa es di kedua kutub itu akan mencair jika pemanasan global tak berkurang. Es yang terus berubah menjadi air lalu masuk ke laut sehingga muka air laut meninggi yang lantas “memakan” pantai, mengurangi garis pantai dan menenggelamkan nusa-nusa. Namun ada pendapat lain. Kelompok ini justru yakin bahwa ada beda karakter atas kedua kutub Bumi. Katanya, kutub Selatan (Antartika) adalah dataran yang ditutupi es. Sebaliknya kutub Utara (Artik) adalah air laut yang membeku membentuk pulau es dan gunung-gunung es. Dengan kata lain, kutub Utara, kecuali Greenland, adalah es yang terapung.

Andaikata temperatur global betul-betul naik ekstrem, apa yang akan terjadi pada es di kedua kutub itu? Jika pulau apung di Artik mencair, maka takkan banyak berpengaruh pada tinggi muka air laut. Ini mirip dengan gelas yang berisi air dan ada sepotong es yang menyembul di permukaannya. Meskipun es itu habis mencair, sesuai dengan hukum Archimedes, maka airnya takkan tumpah. Jadi, peleburan es di Artik hanya akan mengubah wujudnya dari padat mencari cair sehingga tak berpengaruh pada kenaikan muka air laut global.

Hal berseberangan bisa terjadi di Antartika. Gunung es di kutub dapat mempengaruhi muka air laut karena volumenya cukup besar untuk menambah volume air laut global. Hanya saja, karakter lingkungan di Antartika sangat-sangat dingin. Temperaturnya jauh di bawah titik nol sehingga esnya tak mudah mencair. Pemanasan global tak mampu mencairkan esnya. Andaikata pemanasan global dapat mencairkan es di sana maka diduga semua manusia sudah mati. Semuanya tewas akibat heat stroke, fenomena yang sering menimpa jamaah haji dan negara di Eropa ketika musim panas, sebelum berdampak pada kenaikan muka air laut.

Lebih jauh lagi, hal muskil pun dapat saja terjadi dan kontradiktif. Pemanasan global justru menyebabkan air laut di kutub Selatan menguap dan terus menguap. Hembusan angin lantas membawanya ke daratan kutub dan akhirnya jatuh membeku di sana. Jika kejadian ini berlangsung menerus maka air laut pindah ke darat lalu menjadi es. Maka, yang terjadi justru penurunan muka air laut, bukan kenaikan! Artinya, pantai kita meluas dan muncul nusa-nusa baru.

Tampaklah bahwa pemanasan global, karamnya pulau dan banjir sejagat tak mudah dijelaskan karena belum pernah terjadi, belum ada pengalaman. Yang ada hanyalah film-nya Kevin Kostner yang juga banyak menuai kontroversi dan dianggap tak ilmiah. Tapi itulah yang terjadi, dunia teoretis berbakuhantam dengan kreativitas sineas.

Namun demikian, apapun teorinya dan bagaimanapun cara orang menjelaskannya, yang pasti pemanasan global akibat efek rumah kaca akan mempengaruhi aktivitas kita. Polusi CO2 yang kian parah, andaipun kecil dampaknya pada kenaikan muka air laut, tetapi besar pengaruhnya pada paru-paru kita, pada kenyamanan kerja kita, pada produktivitas kita.*
----------------------------------------------------------

Apabila tertarik membaca tulisan Rumah Kaca Abraham Samad versi politik di Kompasiana, silakan klik di sini, sebelum di delete, suatu saat kelak.

ReadMore »

21 Januari 2015

IPA Nusantara a la Dr Ing. Ir. Mohajit, M.S

IPA Nusantara a la Dr Ing. Ir. Mohajit, M.S
Oleh Gede H. Cahyana


Teknologi pengolahan air baku (air sungai, waduk, danau) yang ada selama ini kebanyakan berupa teknologi konvensional, yaitu hanya berupa unit operasi dan proses klasik, dimulai sejak awal perkembangannya di Eropa dan Amerika Serikat. Lahan yang dibutuhkan untuk membangun menjadi sangat luas. Fokus utama biasanya di unit prasedimentasi dan sedimentasi.

Selanjutnya hadir modifikasi dengan plate settler, baik yang dipasang datar (horizontal) maupun miring (inclined). Tahap berikutnya berkembang tubesettler berbentuk sarang lebah pada dekade 1980-an. Kini, dengan inovasi yang dibuat oleh tim yang diketuai oleh Dr Ing. Ir. Mohajit, M.S, dosen Teknik Lingkungan ITB, perubahan unit operasi dan proses ini menghasilkan uprating di luar kapasitas biasanya. Kapasitas bisa dijadikan tiga kali kapasitas aslinya. Artinya, dengan luas lahan yang sama, inovasi teknologi ini menghasilkan kapasitas olahan 300% dari kapasitas desain konvensional.

IPA atau IPAM ini pun, menurut tim pembuatnya, tidak dipatenkan agar dapat diperbanyak di mana-mana, termasuk di luar negeri. Siapapun bisa membangun unit yang sama tanpa harus memberikan honor (uang) kepada tim pembuatnya. Ini adalah lompatan quantum di bidang teknologi pengolahan air minum. Good luck for the team, and for Pak Mohajit, It’s a great idea.*

ReadMore »

19 Januari 2015

Nol



Nol

“Nomor hp-mu berapa?”

“Kosong delapan satu lima ….”

Jawaban di atas sering terdengar dalam keseharian. Mengapa dikatakan kosong? Kenapa tidak disebut nol? Kosong dan nol berbeda maknanya dalam matematika, logika, fisika, realita. Tertawa kita? Tak pa-pa, itulah fakta.

Yang pasti, angka nol tak ada dalam angka Romawi. Hanya angka Arab yang memiliki angka nol dengan simbol titik. Dalam perkembangannya, angka nol lantas disimbolkan dengan ”0” dan dieja dengan nol atau nul atau null (English) dan dimasukkan ke dalam kelompok bilangan genap!

Makna nol ialah zero atau ”ada yang tiada dan tiada yang ada”. Analoginya kolong dipan. Ruang di bawah dipan yang dinamai kolong ini kalau dilihat-lihat dan dicari-cari tetap saja tidak ada. Tapi kita yakin ia ada. Ia ada dalam tiada. (Duh pabaliut kieu geningan).

Kosong artinya tidak ada atau empty. Dalam matematika, kosong ini menjadi himpunan bagian dari sebuah set himpunan (Semesta, S). Ia tidak memiliki anggota atau unsur. Jadi, kalau ada set himpunan yang anggotanya ”nol” maka himpunan bagiannya ada dua, yaitu himpunan bagian kosong dan nol.

Dalam bisnis, angka nol memegang posisi utama. Salah jumlah atau salah menempatkan angka nol bisa merunyamkan semua orang. Di bidang elektronika dan sistem biner pun peran nol sangat penting. Ia angka istimewa. Ia perkasa. Berapa pun besarnya sebuah angka, kalau dikalikan dengan nol, hasilnya nol. Misalnya:

1 x 0 = 0
22 x 0 = 0
333 x 0 = 0
4444 x 0 = 0
55555 x 0 = 0
666666 x 0 = 0
7777777 x 0 = 0
88888888 x 0 = 0
999999999 x 0 = 0
1234567890 x 0 = 0


Lawan kali adalah bagi. Kalau suatu angka dibagi nol, maka hasilnya....? Misalnya:
1111111111 : 0 =
222222222 : 0 =
33333333 : 0 =
4444444 : 0 =
555555 : 0 =
66666 : 0 =
7777 : 0 =
888 : 0 =
99 : 0 =
0 : 0 =


Allah Swt berfirman dalam QS Al-Fajr (89): 3. ”Demi yang genap dan yang ganjil.” Apa maknanya Allah menyebut atau bersumpah atas yang genap dan yang ganjil?

1234567890- ghc -0987654321- J

“Film apa sih, kok heboh buangeeet?” Pernah nonton filmnya? Itu lho, yang tentang kiamat menurut ramalan manusia. Betul, film "2012". 

“Dua nol satu dua!” Ini betul.
”Dua nol duabelas!” Ini juga ok.
”Duaribu duabelas!” Ini paling aman, gak bakalan deh ada yang bingung ngung ngung.

Mari biasakan diri membilang nol, bukan kosong, ketika merujuk pada angka yang simbolnya “0”. Cobalaahh.


ReadMore »

14 Januari 2015

Teknik Lingkungan Universitas Kebangsaan RI

Program Studi Teknik Lingkungan
S1 (Sarjana Teknik)

Universitas Kebangsaan

Sejak 1991 Yayasan Pendidikan Kebangsaan membuka Program Studi Teknik Lingkungan dan kini berakreditasi B. Tahun ini Prodi Teknik Lingkungan menerima calon mahasiswa lulusan SMA, MA, SMK, pesantren, Paket C. 

3,5 tahun menjadi sarjana
Khusus alumni SMK Analisis Kimia, Kimia Industri, dan Tekstil, ada apresiasi berupa  bebas 16 SKS (satu semester). Alumni akan memiliki dua kompetensi, yaitu di bidang analisis kimia, industri, tekstil dan di bidang rekayasa lingkungan. Untuk keperluan konversi nilai, calon mahasiswa menyerahkan fotokopi raport kelas 3 dan fotokopi ijazah SMK yang telah dilegalisasi.

Mata Kuliah yang disetarakan sbb:
1. Kimia Dasar I  : 3 SKS
2. Kimia Dasar II  : 3 SKS
3. Kimia Lingkungan  : 3 SKS
4. Laboratorium Lingkungan I  : 2 SKS
5. Laboratorium Lingkungan II  : 2 SKS
6. Mikrobiologi Lingkungan  : 3 SKS

Jumlah = 16 SKS (1 smt). Kuliah bisa dipercepat dengan Semester Padat (SP).
A. VISI
Terwujudnya program studi yang unggul dalam bidang teknik penyehatan dan lingkungan khususnya air minum, air limbah, dan persampahan di tingkat nasional pada tahun 2022.

B. MISI
1. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang profesional, kreatif, dan inovatif, serta berkualitas dalam bidang Teknik  Penyehatan dan Lingkungan.
2. Melaksanakan penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Teknik Lingkungan.
3. Melaksanakan pengabdian sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas sosial dalam rangka penerapan ilmu teknik penyehatan dan lingkungan kepada masyarakat.
4. Menjalin kerjasama (networking) dengan berbagai instansi yang relevan dalam lingkup regional, nasional dan luar negeri.

C. TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan yang unggul, kompetitif pada bidang Teknik penyehatan dan lingkungan.
2. Menghasilkan riset di bidang teknik penyehatan dan lingkungan yang tepat guna bagi masyarakat.
3. Memberikan sumbangsih kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk pemikiran dan pemecahan masalah terhadap kebutuhan masyarakat.
4. Menghasilkan kerjasama (networking) dengan berbagai instansi  di  tingkat regional, nasional, maupun internasional.

D.  SASARAN
Sasaran yang akan dicapai ialah menghasilkan lulusan atau sarjana Teknik Lingkungan yang berkecimpung di bidang air minum, air limbah, udara, persampahan, kesehatan lingkungan, baik individu maupun kelompok, yang bermanfaat bagi masyarakat

E. PROFIL LULUSAN
Lulusan Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Kebangsaan memiliki kemampuan bekerja dan wirausaha (entrepreneur)  di bidang sistem penyediaan air minum kota, desa, dan isi ulang, sistem penyaluran air limbah, perancangan IPAM dan IPAL untuk hotel, rumah sakit, pabrik, AMDAL, perancangan TPA sampah. Bidang kerjanya bisa di pemerintah, BUMN, BUMD, dan swasta (konsultan lingkungan), yaitu Bappenas, Bappeda, Departemen/ Dinas Pekerjaan Umum, Kesehatan, Dinas/Badan Lingkungan Hidup, PDAM, PAM Swasta, PDAL, pertambangan, industri migas, industri semen, pupuk, dll, rumah sakit, pengelola lingkungan di kawasan industri, guru PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup), dosen, wirausaha air minum. 

F. KOMPETENSI LULUSAN
 Kompetensi Utama
1.       Lulusan mampu merencanakan, merancang, dan menerapkan teknologi bidang teknik penyehatan dan lingkungan.
2.      Lulusan mampu membuat rencana induk sistem penyediaan air minum (RISPAM).
3.      Lulusan mampu membuat rencana rinci (DED: Detailed Engineering Design) air minum mulai dari unit sumber air, unit transmisi, unit produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan.
4.      Lulusan mampu membuat rencana induk pengelolaan air limbah, penyaluran air limbah (sewerage system), dan merancang IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
5.      Lulusan mampu membuat rencana induk persampahan, sistem pengelolaan (manajemen) persampahan dan merancang sanitary landfill yang dilengkapi IPALin (Instalasi Pengolahan Air Lindi (leachate).
6.      Lulusan mampu mengelola lingkungan dalam pekerjaan RKL, RPL, dan Amdal suatu kegiatan.
7.      Lulusan Diploma 1 mampu melaksanakan pekerjaan “water and sanitation” di perdesaan dalam kerangka penerapan Undang-Undang Desa dan menjadi asisten perencana di konsultan.

Kompetensi Pendukung
1.   Lulusan mampu mengerjakan pekerjaan laboratorium lingkungan seperti analisis air minum, air limbah, sampah.
2.   Lulusan mampu menggunakan teodolit dan mampu membuat peta dan poligon dalam pekerjaan air minum, air limbah.
3.   Lulusan mampu memanfaatkan beberapa perangkat lunak seperti wordprocessor, spreadsheet, presentation, sketch-up, autocad.
4.   Lulusan mampu membuat instalasi air minum isi ulang dan bisnisnya.
5.   Lulusan memiliki pengetahuan tentang dampak perkembangan teknologi terhadap lingkungan

REKTOR
Dr. Boyke Setiawan, M.M

KETUA YAYASAN
Letjen. TNI (Purn.) Prabowo Subianto
ReadMore »