IPA Nusantara a la Dr Ing. Ir.
Mohajit, M.S
Oleh Gede H. Cahyana
Teknologi pengolahan air baku (air
sungai, waduk, danau) yang ada selama ini kebanyakan berupa teknologi
konvensional, yaitu hanya berupa unit operasi dan proses klasik, dimulai sejak
awal perkembangannya di Eropa dan Amerika Serikat. Lahan yang dibutuhkan untuk
membangun menjadi sangat luas. Fokus utama biasanya di unit prasedimentasi dan sedimentasi.
Selanjutnya hadir modifikasi dengan plate settler, baik yang dipasang datar
(horizontal) maupun miring (inclined). Tahap berikutnya berkembang tubesettler berbentuk sarang lebah pada
dekade 1980-an. Kini, dengan inovasi yang dibuat oleh tim yang diketuai oleh Dr
Ing. Ir. Mohajit, M.S, dosen Teknik Lingkungan ITB, perubahan unit operasi dan
proses ini menghasilkan uprating di
luar kapasitas biasanya. Kapasitas bisa dijadikan tiga kali kapasitas aslinya.
Artinya, dengan luas lahan yang sama, inovasi teknologi ini menghasilkan
kapasitas olahan 300% dari kapasitas desain konvensional.
IPA atau IPAM ini pun, menurut tim
pembuatnya, tidak dipatenkan agar dapat diperbanyak di mana-mana, termasuk di
luar negeri. Siapapun bisa membangun unit yang sama tanpa harus memberikan honor
(uang) kepada tim pembuatnya. Ini adalah lompatan quantum di bidang teknologi
pengolahan air minum. Good luck for the
team, and for Pak Mohajit, It’s a great idea.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar