• L3
  • Email :
  • Search :

10 Agustus 2021

Limbah Medis Covid-19

 Limbah Medis Covid-19

10.31219/osf.io/23kpm

Orang yang tertular virus Corona melonjak pada awal Juli 2021 sehingga ruang ICU rumah sakit di Jakarta, Bekasi, Bandung, Yogyakarta nyaris penuh. Pertambahan orang sakit Covid-19 antara 30 - 40 ribuan orang perhari di seluruh Indonesia. Sebelumnya antara 3.000 - 7.000 orang/hari. Belum termasuk orang sakit Covid-19 yang tidak tercatat karena tidak uji swab. Pemerintah memberlakukan PPKM darurat dan semua orang wajib bermasker di ruang publik.

Akibatnya limbah masker bertambah dari hari ke hari. Akumulasi limbah masker dan limbah medis lainnya di Jakarta pada Juli 2021 sekitar 11 juta ton. Di Jawa Barat 850 ton, di Jawa Tengah 500 ton, di Banten 600 ton. Limbah medis ini pun mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat yang lantas meminta pemerintah daerah untuk mengelola limbah medis agar tidak dibuang secara liar atau menumpuk di TPS di permukiman. Hal tersebut juga untuk mencegah penggunaan ulang limbah masker dan limbah medis lainnya untuk keuntungan ekonomi.

Himbauan pemerintah tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan, mengapa baru sekarang limbah medis Covid-19 diperhatikan? Padahal limbah medis khususnya limbah masker sudah banyak berserakan pada bulan ketiga setelah resmi dinyatakan mulai wabah. Banyak pemerintah daerah belum mengelola limbah masker yang timbul di setiap rumah tangga. Adapun rumah sakit, biasanya sudah memiliki pengelola limbah medis atau dikelola oleh pihak ketiga yang memiliki izin pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). 



ReadMore »

9 Agustus 2021

Penjelasan Kurikulum 2021

Penjelasan Kurikulum 2021

Teknik Lingkungan UKRI

Teknik Lingkungan UKRI merilis kurikulum baru 2021 yang akan diberlakukan pada semester ganjil 2021/2022. Mahasiswa yang sudah lulus mata kuliah pada kurikulum lama tetapi mata kuliah tersebut berada di semester yang lebih tinggi di kurikulum baru maka mahasiswa TIDAK perlu mengambil mata kuliah tersebut. Mahasiswa dipersilakan mengambil mata kuliah yang lain dengan SKS yang sama di semester atas atau semester bawah (misalnya untuk perbaikan nilai).

Kurikulum 2021 berbasis MBKM (Merdeka Belajar, Kampus Merdeka). Mahasiswa TL dipersilakan mengambil mata kuliah pilihan di TL UKRI atau di prodi lain di UKRI atau di TL di kampus lain di Bandung (setelah ada kerja sama antara dua prodi di kampus UKRI dan kampus lain tersebut).

Mahasiswa angkatan baru (2021) akan menempuh minimal 145 SKS. Artinya boleh lebih dari 145 SKS dengan cara belajar di prodi dan/atau kampus lain. Sedangkan mahasiswa angkatan 2020, 2019, 2018, dst… tetap minimal 144 SKS (boleh lebih juga). Faktanya, ada mahasiswa yang mencapai 150 SKS karena ingin banyak memiliki ilmu, tidak sekadar nilai, sehingga ikut kuliah di beberapa matkul pilihan.

Semua mata kuliah prodi TL yang ada di dalam daftar mata kuliah (tabel kurikulum 2021) memiliki kode khas, yaitu huruf TL dan angka. Angka pertama menyatakan tingkat atau tahun mata kuliah tersebut diajarkan. Angka kedua (tengah) menyatakan kelompok mata kuliah (misal MK Dasar Umum) dan kelompok bidang keahlian (KBK). Angka ketiga menyatakan nomor urut mata kuliah di dalam kelompok (MKDU) dan kelompok bidang keahlian (KBK) serta menyatakan lokasi mata kuliah tersebut, yaitu angka ganjil berarti mata kuliah tersebut dipelajari di semester ganjil; angka genap menyatakan bahwa mata kuliah tersebut dipelajari atau diajarkan di semester genap.

Contoh TL-101:

Kode 1 berarti mata kuliah ini dipelajari di tahun pertama (tingkat 1).

Kode 0 berarti kelompok mata kuliah dasar umum (MKDU).

Kode 1 berarti mata kuliah ini berlokasi di semester ganjil dengan nomor urut 1 di kelompok mata kuliahnya.

Contoh TL-104:

Kode 1 berarti mata kuliah ini dipelajari di tahun pertama (tingkat 1).

Kode 0 berarti kelompok mata kuliah dasar umum.

Kode 4 berarti mata kuliah ini berlokasi di semester genap dan dengan nomor urut 4 di kelompok mata kuliahnya.

Contoh TL-211:

Kode 2 berarti mata kuliah ini dipelajari di tahun kedua (tingkat 2).

Kode 1 berarti kelompok mata kuliah dasar keahlian.

Kode 1 berarti mata kuliah ini berlokasi di semester ganjil dan nomor urutnya adalah 1 di kelompok mata kuliahnya.

Contoh TL-321:

Kode 3 berarti mata kuliah ini dipelajari di tahun ketiga (tingkat 3).

Kode 2 berarti kelompok mata kuliah bidang keahlian air.

Kode 1 berarti mata kuliah ini berlokasi di semester ganjil dengan nomor urut 1 di kelompok mata kuliahnya.

Contoh TL-354

Kode 3 berarti mata kuliah ini dipelajari di tahun ketiga.

Kode 5 berarti kelompok mata kuliah bidang keahlian persampahan (limbah padat).

Kode 4 berarti mata kuliah ini berlokasi di semester genap dengan nomor urut 4 di kelompok mata kuliahnya.

Mahasiswa diperbolehkan mengambil mata kuliah di prodi lain di UKRI atau di kampus lain dengan memperoleh izin dari dosen wali dan diketahui oleh ketua prodi. *

ReadMore »

Kisah di BAPENTA Gontor

Kisah di BAPENTA Gontor

Tidak ada walisantri Gontor yang tidak tahu Bapenta. Tetapi walisantri yang tidak pernah masuk Bapenta, katanya, ada. Ini terjadi lantaran selama anaknya di Gontor, beliau tidak pernah sekalipun datang menengok. Bahkan ada juga orangtua yang belum tahu lokasi Gontor dan belum pernah ke Gontor hingga anaknya tuntas belajar. Begitu katanya. Ada juga orangtua yang hanya sekali masuk ke pondok, yaitu pada hari anaknya diyudisium. Kini, sejak pandemi Covi-19 merebak, banyak orang tua yang belum pernah masuk ke pondok. Bahkan yang rumahnya dekat Gontor pun dilarang masuk ke dalam pondok. Ribuan orangtua, terutama orangtua santri baru, santri yang masuk pada masa pandemi, belum pernah masuk ke Bapenta.

Bagian Penerimaan Tamu. Bapenta. Setiap orangtua atau walisantri wajib lapor ke Bapenta kalau masuk ke dalam pondok. Santri yang ditengok akan diberitahu oleh santri yang bertugas di Bapenta ini. Secarik kertas kecil ukuran 6 cm x 6 cm akan disampaikan ke rayon atau kamar santri. Tashrih atau summons. Begitu santri menyebutnya. Kertas kecil inilah yang ditunggu-tunggu oleh santri. Wajah senang umumnya terpancar dari santri apabila menerima kertas itu. Ketika di kelas, waktu terasa lambat berjalan. Ingin bertemu orangtua atau paman, bibi, adik, kakak. Pacar? Sekitar 99% santri belum (pernah) punya pacar. Apalagi yang sejak lulus SD langsung bersekolah di Gontor. Begitu katanya. Mungkin yang lulus SMP lalu masuk Gontor…., mungkin saja ada sejenis cinta monyet. Tetapi tetaplah bersyukur karena akhirnya bisa bersekolah di Gontor, terhindar dari yang semacam itu (cinta beruk kalau menurut istilah Aa Gym, DT).

Kabar dari Bapenta, kata anak-anak, adalah kabar yang ditunggu-tunggu santri. Begitu juga bagi orangtuanya. Kedatangan anak atau anak-anak menjadi penantian yang lama. Padahal hanya 4 jam. Atau malah kurang. Terutama yang hanya punya waktu singkat di pondok dan akan pergi lagi lantaran ada tugas di dekat pondok. Sambil bertugas atau bekerja di luar kota, disempatkan menengok anak. Tetapi bisa juga 8 jam baru bertemu, terutama yang anaknya sudah kelas 4 atau kelas 5 yang menjadi mudabbir. Menjadi “pengasuh” adik-adik santri. Bahkan bisa dari pagi hingga menjelang pukul 22.00 belum juga datang. Setelah pukul 22.00 barulah ada sedikit waktu santri mudabbir datang ke Bapenta bertemu orangtuanya. Sedangkan santri junior, yaitu kelas 1, 2, dan 3, mereka bisa sering ke Bapenta. Setiap waktu istirahat mereka bisa bertemu walisantri di Bapenta.

Bapenta juga menyimpan banyak ragam kisah orangtua santri. Berbagai cerita hadir di sela-sela waktu kedatangan santri. Walisantri dari Medan berbincang dengan yang dari Balikpapan. Yang dari Bandung bercakap-cakap dengan yang dari Jember. Yang dari Bali bertutur dengan walisantri dari Pekalongan. Yang dari Padang bertukar kisah dengan yang dari Tegal. Ada walisantri yang bekerja sebagai polisi, ada tentara, ada guru, ada dosen, ada PNS dinas di daerah, ada PNS di pusat, ada pegawai swasta, ada pengusaha nasional, ada pelaut, ada ustadz, ada kyai di pondok lain, ada dokter, ada anggota dewan, ada menteri, ada duta besar, ada presiden direktur, ada pedagang, ada petani, ada peternak, ada driver ojek atau ojol, ada pebecak atau bentor (becak motor), dan bermacam jenis profesi lainnya. Semuanya wajib lapor ke Bapenta dan diperbolehkan istirahat, tidur, mandi, makan di Bapenta selama tiga hari. Tetapi, ada juga yang sepekan atau katanya ada yang sebulan bahkan lebih tinggal di Bapenta. Entahlah, begitu desir angin membawa cerita kisah tentang Bapenta.

Kapan hari tersibuk, hari yang paling padat dan sesak di Bapenta? Hari Jum’at. Tetapi pada Kamis sore atau malam Jum’at bisanya sudah mulai ramai. Jum’at siang adalah hari spesial, hari olahraga dan sejenisnya. Inilah hari kridha bagi santri. Walisantri yang dekat dengan pondok biasanya datang pada Jum’at. Sedangkan walisantri yang jauh biasanya datang pada Selasa, Rabu, Kamis. Tiga hari di Pondok sudah terasa seperti tiga pekan. Senang dan damai rasanya. Apalagi anak-anak sehat wal’afiat dan bahagia mendengar cerita ceria tentang kegiatan mereka. Lelah orangtua langsung punah. Kembali pulang ke daerah dengan optimis dan penuh harap. Harapan anak bisa lulus dari pondok. Harapan yang terus menggetarkan Arsy, semayam Allah Swt dari doa ribuan walisantri di setiap petak kasur sewaan di Bapenta.

Terima kasih kepada civitas pondok yang sudah menyediakan Bapenta sehingga menjadi lokasi yang menyejarah bagi santri dan walinya. Selamanya. *

ReadMore »