• L3
  • Email :
  • Search :

30 Mei 2018

Sekilas Cara Menulis Tugas Akhir

Sekilas Cara Menulis Tugas Akhir
Oleh Gede H. Cahyana

BAB 1 Pendahuluan
Sesuai dengan namanya, Pendahuluan ini adalah bagian awal dari badan Tugas Akhir (TA). Isinya fokus pada latar belakang atau yang melatari penelitian ini dilaksanakan. Apa saja yang menyebabkan penelitian ini diadakan? Tulislah sebab-sebabnya dalam satu atau dua alinea. Hal ini biasanya berkaitan dengan “ada hal yang menarik dan bermanfaat” dalam tema penelitian. Bahaslah hal menarik ini di bagian awal Pendahuluan, yaitu hal-hal yang sifatnya umum. Agar mudah menulis bagian awal ini, maka bacalah banyak-banyak jurnal ilmiah yang membahas tema (judul) yang akan diteliti. Sebaiknya jurnal ilmiah yang terbaru atau lima tahun terakhir dalam bidang Teknik Lingkungan. Dapatkanlah “hal-hal yang menarik dan bermanfaat” di dalamnya.


Dari jurnal ilmiah tersebut lantas disarikan tentang “posisi perkembangan ilmu yang akan diteliti dan pemahaman para ahli di bidang tersebut”. Baca dan kaji lagi semua artikel ilmiah dan TA yang berkaitan dengan tema (judul) penelitian, baik tulisan sendiri (kalau sudah pernah menuliskannya) maupun tulisan orang lain. Setelah menelaah artikel dan TA tersebut akan diperoleh beberapa kesimpulan tentang masalah yang belum diperoleh jawaban atau solusinya atau belum optimal hasilnya. Masalah inilah yang harus diidentifikasi dan akan dicari jawabannya dengan cara penelitian. Akan lebih mudah memperoleh “masalah” apabila kita membaca banyak-banyak artikel ilmiah yang tema (judul) hampir sama. Yang sering dinyatakan sebagai “masalah” dalam penelitian adalah “proses yang butuh waktu lama”, “biaya mahal”, “sulit diterapkan/digunakan”, “material/bahan bahaya bagi manusia dan/atau lingkungan”, “material jarang atau sulit diperoleh”, “belum ada kesesuaian dengan teori yang ada”, "belum bisa luas diterapkan", “metodologi berbelit”, “sulit direproduksi”, dan seterusnya.

Dengan rincian masalah tersebut maka dibuatlah usulan untuk mendapatkan solusi atau jawaban atau penyelesaiannya. Tulislah hal-hal yang akan dilaksanakan untuk menjawab masalah yang sudah diidentifikasi tadi. Misalnya, tulislah alat yang akan dibuat, apakah berupa bioreaktor, kemireaktor, filter dan jenis-jenisnya atau yang lainnya (ini berupa narasi saja tapi gambar dan skema dimasukkan di Bab Metodologi). Bisa juga rencana survey ke lapangan apabila penelitian berkaitan dengan kondisi lapangan (udara, air, tanah dll). Semua upaya ini adalah untuk memperoleh jawaban (solusi) terhadap masalah yang sudah diperoleh tadi. (The main questions are: why did you do the work? And what is its purpose?)

Bab 2 Studi Kepustakaan
Sesuai dengan namanya, bab ini berisi teori tentang tema (judul) penelitian dari jurnal ilmiah, buku teks, website, blog, dari media massa, atau media sosial yang semuanya harus bisa dilacak keabsahannya. Ada URL atau permalink-nya dan diberi keterangan kapan diunduh. Mulailah dengan tulisan bersifat umum tentang tema penelitian. Susunlah menjadi subbab-subbab yang logis secara deduktif, yaitu umum ke khusus. Setiap subbab dilengkapi dengan sumber pustaka berupa jurnal ilmiah (usahakan yang terbaru atau lima tahun terakhir di bidang Teknik Lingkungan). Pelajari tata-kutipnya, yaitu (nama belakang penulis, tahun terbit). Tetapi jurnal yang lama juga boleh saja asalkan memang betul dibutuhkan lantaran ada materi yang perlu diambil (dikutip) dari jurnal lama tersebut, apalagi kalau menjelaskan perihal aspek sejarah sebuah teori atau rumus. Penulisan subbab-subbab dalam Studi Kepustakaan ini boleh mengacu pada penulisan yang ada di buku teks tentang materi penelitian tersebut atau bisa juga mengikuti pola yang ditulis di artikel ilmiah (jurnal ilmiah) yang dijadikan rujukan. Pola penulisan fleksibel dan sangat bergantung pada gaya atau style penulis (peneliti).

Setiap alinea yang ditulis dan berisi sumber data atau kutipan, maka wajib ditulis sumbernya, baik berupa buku teks, jurnal ilmiah, atau manuskrip lainnya. Dilarang copy-paste karena bisa terdeteksi sebagai plagiasi. Sekarang setiap dosen, minimal lembaga di kampus sudah memiliki software untuk cek ada tidaknya plagiasi atau kemiripan yang berlebih.  Di bab ini penulis (peneliti) wajib paraphrase, yaitu penulisan ulang dengan kalimat sendiri. Cara parafrase ini bisa mulai dengan menuliskan Peta Pikiran. Caranya ada di sini.


Bab 3 Metodologi
Di dalam bab ini, isinya adalah “metode” dan “alat dan bahan” yang digunakan dalam penelitian. Flow chart ditulis dengan gambar yang baik dan benar. Baik artinya jelas, garis-garisnya tegas, bagus dilihat. Benar maknanya adalah ukurannya proporsional: yang panjang digambar panjang, yang pendek digambar pendek atau berskala sehingga tampak riil (nyata). Gunakan dua dimensi, lengkap dengan ukuran (dimensi) dalam cm atau mm. Gambar ini mengikuti kaidah dalam MK Menggambar Teknik. Bisa juga dilengkapi dengan gambar tiga dimensi atau isometri dengan syarat proporsional dan indah dipandang (sebagai nilai tambah). Alat ini diberi penjelasannya. Juga alat-alat lain yang digunakan seperti glassware, jar test, mikroskop, dst. Jelaskan juga speks alatnya. Alat mekanikal-elektrikal, neraca analitis, dll dikalibrasi terlebih dulu.

Berikutnya adalah bahan penelitian. Tulislah zat-zat kimia yang digunakan, apa mereknya, kemurniannya, konsentrasi atau dosis yang digunakan, bagaimana cara menggunakannya. Kondisi lingkungan (temperatur, pagi, siang, malam, tekanan udara, kelembaban, hujan, tidak hujan, dll) untuk penelitian di lapangan. Tuliskan juga cara pengambilan data, cara pengolahan data, statistiknya, software-nya apa (misal Epanet, Waternet, dll), rumus-rumusnya apa saja, dll. Bisa dikatakan, penulisan dalam bab ini akan memampukan orang lain untuk mengulang penelitian yang sudah dilaksanakan dan hasilnya sama atau hampir sama dengan raihan penelitian yang kita lakukan sebelumnya. Disebut juga sebagai bagian eksperimen, pertanyaan yang harus dijawab di bab ini adalah: what materials did you use? How did you use them?

[[Namun demikian, penulisan langkah dalam penelitian sebaiknya berbentuk narasi atau cerita yang mengalir. Tidak disusun seperti resep masakan atau urutan praktikum di laboratorium kimia misalnya. Urutan detilnya bisa disajikan di dalam lampiran TA, termasuk speks alat mekanikal-elektrikal dan lain-lain di taruh di sini.]]

Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab 4 ini berisi hasil yang diperoleh selama penelitian. Hasil ini disebut data, baik data mentah maupun data olahan. Data adalah serial beberapa percobaan atau eksperimen dengan variasi tertentu, Lakukan minimal lima kali percobaan agar diperoleh data yang valid (jangan sekali-kali mengubah data). Data layaknya ditampilkan dalam tabel atau grafik. Lebih baik ditampilkan dalam satu jenis saja. Andaipun harus keduanya, yaitu tabel dan grafik, maka grafiknya harus bisa memberikan tampak visual yang lebih jelas dan tegas (gamblang) daripada tabelnya. Tabel dan gambar ini dinamai dengan nomor urutnya masing-masing. Gunakan angka Arab. Tabel dan grafik diberi penjelasan (legenda) yang mudah dipahami oleh pembaca. Adapun penjelasan rincinya dituliskan di dalam teks laporan. Sebaiknya (jika mungkin) tabel dan gambar memiliki format “portrait”, yaitu tinggi > lebar.

Di bagian Pembahasan, penulis harus menjelaskan data yang diperolehnya. Penulis (peneliti) harus membahas data yang ditampilkan berupa tabel atau grafik dan menjadi bagian penting dalam pencapaian tujuan penelitian. Berilah penjelasan, mengapa data yang diperoleh cenderung naik atau turun atau stagnan, dst. Bandingkan dengan teori dan hasil penelitian sejenis yang terbit di jurnal ilmiah atau di dalam TA sebelumnya. Tulislah argumentasi lengkap agar semua masalah dalam penelitian bisa terjawab sehingga tujuan penelitiannya tercapai. Andaikata hasil yang diperoleh berbeda (jauh) dengan penelitian orang lain maka paneliti harus bisa menjelaskan sebab-musababnya, baik berdasarkan teori yang sudah ada atau menyusun penjelasan (teori) yang baru. Teori yang sudah ada di jurnal ilmiah dan buku teks bisa digunakan untuk lebih menguatkan hasil penelitian. Caranya adalah dengan membaca buku dan artikel ilmiah di berbagai jurnal sebanyak-banyaknya.

Pendeknya, eksaminasi hasil penelitian, terangkan signifikansinya, jawab pertanyaan (perumusan masalah) yang ditulis di Pendahuluan.

Bab 5 Kesimpulan
Simpul bisa diartikan ringkas, lengkap, padat, terpusat. Bagian ini berisi tulisan yang ringkas tetapi padat (lengkap). Isinya adalah bukti atau jawaban atas hipotesis (kalau penelitian punya hipotesis) atau jawaban atas tujuan penelitian yang ditulis di Bab 1. Boleh juga dituliskan berbagai kendala dalam metode penelitian yang sudah dilaksanakan, potensi penelitian lanjutan di dalam road map penelitian, modifikasi alat (reaktor), dll. Hanya saja, jangan mengklaim terlalu banyak dan jangan terlalu khawatir  dalam mengklaim hasil penelitian.

Demikianlah ringkasan isi TA di bidang penelitian untuk Prodi Teknik Lingkungan Universitas Kebangsaan RI di Bandung. Bidang Perancangan agak berbeda sedikit, dengan tambahan Gambaran Umum Daerah Studi, Kriteria Desain, Spesifikasi Teknis, RAB. Semoga semua mahasiswa yang sedang dan akan TA bisa mencoba tips di dalam tulisan ini. I'm sure you can do that! Take action right now. Ok? Of course you can. 

Daftar Pustaka
1. Abdullah, Mikrajuddin. Tuntunan Penulisan Makalah Untuk Jurnal, FMIPA ITB, 2018.
2. O’Connor, Maeve, Writing Successfully in Science, Chapman & Hall, 1991.

ReadMore »

28 Mei 2018

Mimpi Recycle Center di Bandung

Oleh Gede H. Cahyana

Sejak longsor TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005 yang menewaskan 147 orang, masalah sampah di Bandung masih berjalin berkelindan. Upaya solusi terus dilaksanakan misalnya dengan beragam bentuk bak sampah praktis dan artistik namun dirusak oleh vandalisme warga. Terapi kejut (shock therapy) terhadap mobil tanpa wadah sampah juga sudah dicoba, termasuk pembuatan biodigester di sejumlah lokasi seperti di pasar Gedebage. Namun, masalah sampah setia bergelayut dan pemerintah kewalahan memindahkan sampah dari Bandung ke TPA Sarimukti. Upaya kuratif ini adalah bagian akhir dari pengelolaan sampah. Perlu tindakan preventif di bagian awal timbulan sampah dengan menggencarkan lagi pendidikan lingkungan hidup (PLH).

Ironisnya, pendidikan lingkungan hidup di sekolah justru meredup ketika penduduk Bandung makin banyak. Selayaknya PLH ini kian dikembangkan, diperluas hingga ke masyarakat dengan menggerakkan pengurus RT/RW yang dimotori oleh sarjana teknik lingkungan di tingkat kecamatan. Pendidikan lingkungan hidup ini menjadi aset untuk perubahan sikap dan perilaku, memandang sampah sebagai berkah, sumber daya yang bernilai ekonomi, waste for one is added value for another.


Komposisi dan Potensi
Data terakhir timbulan sampah di Kota Bandung ialah 2.255 ton/hari (PD Kebersihan, 2015). Apabila dimisalkan dengan sapi seberat satu ton seekor, maka di Kota Bandung bermunculan 2.255 sapi jumbo setiap hari. Kalau satu truk mampu memuat 5 ekor sapi, maka muncul 451 truk pengangkut sapi yang tersebar di wilayah Kota Bandung setiap hari. Merujuk pada data PD Kebersihan, yang mampu dikelola sekira 1.100 ton/hari sehingga  tersisa 1.155 ekor “sapi yang berkeliaran” di Kota Bandung. Dari total berat sampah tersebut, komposisinya adalah: organik 60% atau 271 truk dan anorganik 40% atau 180 truk setiap hari. Dari 271 truk tersebut yang diolah menjadi kompos kurang dari 1 persen atau hanya dua – tiga truk saja. Yang diolah di semua biodigester kurang dari 2 persen atau 4 – 6 truk saja sehingga sisanya 265 truk berisi lima “sapi” setiap truk dibuang ke TPA, sungai, selokan, diurug, dibakar, dan lain-lain.

Adapun sampah anorganik yang 40% tersebut (180 truk setiap hari), kira-kira 20%-nya bisa didaur ulang (recycleable) yang saat ini dikelola oleh sektor informal, pedagang barang bekas, dan industri daur ulang swasta, termasuk bank sampah. Hanya saja, mayoritas pengolahan barang recycleable itu dilaksanakan di luar Bandung. Sisanya 80% atau 144 truk material recycleable dibuang ke TPA atau tempat-tempat lainnya. Inilah sesungguhnya potensi ekonomi tersembunyi sampah Bandung. Komposisi dan potensi sampah recycleable ini bervariasi dari hari ke hari, bulan ke bulan. Angka yang disajikan di atas bisa berubah setiap saat.

Bandung Recycle Center
Tahun baru adalah tahun sampah, Natal dan Idulfitri pun kalah. Volume atau berat sampah pada tanggal 1 Januari melebihi hari-hari lainnya. termasuk yang recycleable berbahan plastik. Pemulung dan bandar sampah panen besar. Mereka tidak tidur dan bekerja sampai pagi, ketika “selebritis: orang-orang yang merayakannya (to celebrate)” mulai tidur. Dini hari itu juga insan kebersihan kota bertugas, tak hanya di jalan dan permukiman, tetapi juga puluhan armada truk berseliweran dan keramaian petugas TPA yang menatap kembang api di langit dalam keheningan pinggir hutan pinus Sarimukti.

Sebagai daerah tujuan wisata, apalagi libur panjang tahun baru, Bandung didatangi oleh orang dari luar kota yang membuang sampahnya di Bandung. Kalau diambil positifnya, selain mampu menggerakkan aktivitas ekonomi, wisatawan dan warga Bandung pun ikut memberikan kehidupan kepada sektor “pekerja sampah” khususnya yang recycleable.

Ada empat kategori sampah anorganik recycleable, yaitu kertas, plastik, logam, dan kaca (beling). Komposisi empat jenis sampah ini bervariasi di setiap kota. Kota besar lebih banyak sampah anorganiknya  ketimbang kota kecil. Di dalam satu kota pun, variasi anorganik ini terjadi dan biasanya karakteristik permukiman-perumahan ikut mempengarui jenis dan kuantitasnya. Ini sebabnya, sebagai kota besar, Bandung membutuhkan recycle center, pusat daur ulang.

Fokus sampah yang didaur ulang juga bergantung pada komposisi sampah dan kondisi sektor informal pendaur ulang sampah bernilai ekonomi tinggi. Apabila pemerintah ingin berperan dalam daur ulang ini maka opsinya tidak harus untung secara ekonomi tetapi untuk melayani warga sekaligus membuka peluang baru dalam daur ulang sampah. Sampah yang rendah nilai ekonominya (low value) seperti plastik kresek dan lembaran membutuhkan peran serta dan subsidi pemerintah.

Perlu juga kerjasama dengan perguruan tinggi atau lembaga penelitian agar sampah low value bisa dijadikan barang yang bernilai (valuable). Plastik keras bekas wadah air minum, soft drink yang bernilai ekonomi tinggi sudah banyak dipulung dan diolah oleh swasta. Akibatnya, semua plastik kresek dan lembaran yang tidak diminati oleh pemulung dan bandar dibuang ke TPA sehingga memperpendek usia-guna TPA. Untuk recycle center ini, pemerintah jangan berharap untung dulu dan break event point yang cepat. Keuntungan itu ada tetapi di belakang, sekian tahun kemudian.

Recycle center juga bisa dijadikan lokasi belajar PLH murid dan masyarakat. Tidak hanya sampah yang dipelajari, tetapi juga rain water harvesting sebagai sumber air pencuci sampah, instalasi pengolahan air minum, instalasi pengolahan air limbah dan pengolahan lumpur (sludge). Di dalam gedung recycle center, penulis melihat lalu-lalang truk pembawa sampah dari seluruh kota. Suara mesin penggerak konveyor (conveyor belt) bergema dengan deru truk dan gemericik air cucian sampah.

Di unit IPAL penulis menyaksikan gerak motor pengaduk air limbah dan zat kimianya. Lalu… bruumm, mesin truk memekakkan telinga, di sebelah penulis berdiri. Kaget, penulis terkesiap…, mata terbuka, mengingat-ingat, di atas meja tampak buku Integrated Solid Waste Management, terbuka di halaman yang membahas recycle center, material recovery facilities. Ternyata penulis bukan berdiri di gedung recycle center tetapi sedang duduk di kursi lalu tertidur dan bermimpi. Mimpi tentang Bandung Recycle Center (BRC).

Semoga BRC terwujud suatu saat kelak, beroperasi optimal serta menjadi salah satu sarana yang membantu kebersihan kota selain biodigester, komposter, TPA, dan perilaku warga yang kian bersahabat dengan sampah sambil berkata “sayonara PLTSa”. *

ReadMore »