• L3
  • Email :
  • Search :

27 Agustus 2022

Tujuh Tips Tuntaskan Tugas Akhir

Tujuh Tips Tuntaskan Tugas Akhir

Tugas Akhir (TA) adalah mata kuliah terakhir yang wajib dituntaskan oleh mahasiswa. Matkul ini bisa diselesaikan dalam waktu satu semester. Banyak juga yang membutuhkan waktu dua semester untuk menjalani seminar dan sidang TA. Apa saja hal utama yang perlu dilaksanakan oleh mahasiswa agar TA-nya lekas tuntas?


Berikut ini adalah tujuh poin pentingnya.

1.  JadikanMakanan”. Makna makanan di sini adalah konotatif atau kiasan. Setiap hari mahasiswa pasti makan. Yang puasa pun pasti makan, yaitu sahur dan buka. Hujamkan dalam hati, setiap ingat makan, juga ingat TA. Setelah makan, kerjakan TA. Banyak hal yang bisa dikerjakan. Bisa menyiapkan alat (termasuk kuesioner), mencatat ide, menulis rencana penelitian, membaca buku teks, meringkas artikel ilmiah, mencari jurnal, mengedit subbab, memperjelas detil gambar alat, dll. Ingat makan, ingat TA. Jangan sekadar ingat tapi lakukan sesuatu agar ada kemajuan (progress). Setiap hari harus ada penambahan kemajuan TA. Targetkan misalnya satu paragraf setiap selesai makan. Maka dalam sehari bisa satu halaman kertas A4. Sebulan mencapai 25-30 halaman A4. 

2.     Kerjakan dan Paksakan. Musuh terberat manusia adalah bisikan-bisikan setan agar malas dan menunda pekerjaan. Nanti saja. Sore saja. Malam saja. Besok saja. Pekan depan saja. Menunda-nunda adalah musuh bebuyutan manusia. Prokrastinasi. Bahkan ditunda sampai semester depan! Ada yang sampai tahun depan! Kerja dan tugas ke luar daerah menjadi alasan yang sangat menyamankan dan pembenaran dalam menunda-nunda menulis laporan TA. Paksakan. Semua orang mengalami masa malas, masa bosan, masa jenuh yang akhirnya menjadi masabodo. Hanya dengan cara paksakan sajalah hal-hal buruk tersebut bisa dikalahkan. 

3.     Menjadi Sarjana atau Kerja. Mahasiswa yang bekerja selalu punya alasan untuk lama kuliah. Pekerjaan dijadikan penunda sarjana. Tidak bekerja berarti tidak punya uang untuk biaya kuliah, begitu alasannya. Padahal tidak sepenuhnya betul. Pekerjaan bisa disandingkan, bersanding dengan TA. Keduanya bisa diselaraskan, diharmonikan. Harmonis. Banyak yang lulus dengan tetap bekerja. Memang mereka berjibaku, "berdarah-darah", "jungkir balik", semuanya dalam makna kiasan. Mereka paham, hanya mereka sajalah yang mampu mengubah nasibnya, mengubah dirinya menjadi sarjana. Maka, apabila harus memilih, maka pilihlah TA agar cepat selesai. TA selesai berarti bisa sidang, lalu yudisium, menjadi sarjana. Ijazah digunakan untuk bekerja, berkarir, atau hanya disimpan di lemari, itu adalah keputusan masing-masing. Spiritnya adalah anda membuktikan diri mampu menjadi sarjana, menjadi contoh bagi anak-anak di masa depan. 

4.     Diskusi dengan Teman dan Pembimbing. Menulis TA wajib dibimbing. Peraturannya demikian. S1, S2, dan S3 semuanya perlu pembimbing. Pembimbing adalah teman diskusi. Agar lancar dalam diskusi, yaitu membahas materi TA, maka mahasiswa wajib membaca materi yang menjadi tema atau judul TA. Berdiskusi jugalah dengan teman. Bertemu teman, terutama teman yang serius menuntaskan kuliahnya, dapat memotivasi diri agar cepat juga dalam menuntaskan penulisan laporan TA. Setiap perubahan dalam materi TA harus diketahui oleh pembimbing. Hindari menulis dan menulis terus kemudian setelah selesai barulah menemui pembimbing. Ini keliru karena pembimbing dianggap tidak ada bahkan dianggap tidak diperlukan. Izin bisa seminar dan sidang TA tetaplah dari pembimbing. Setiap perubahan dan penambahan tulisan dalam laporan TA wajib diketahui oleh pembimbing. Apalagi kalau ada perubahan alat penelitian, perubahan flow chart, perubahan metode atau lokasi maka pembimbing wajib diberitahu. 

5.     Baca dan Rangkum. Ini resep penting. Bacalah laporan TA orang lain di perpustakaan. Tentu cari laporan TA yang temanya sama, judulnya serupa. Baca juga artikel ilmiah dan ilmiah populer yang temanya sama. Catat dalam bentuk rangkuman. Menulis rangkuman berarti menulis materi yang dibaca dengan menggunakan kalimat sendiri. Parafrase. Bisa ditulis di kertas terlebih dulu kemudian diketik di komputer. Bisa dilengkapi dengan skema, gambar, tabel atau bagan yang akan dirujuk pada bab Studi Pustaka atau di bab Hasil dan Pembahasan. Tulis juga di bab Daftar Pustaka agar tidak luput. Jangan menulis Daftar Pustaka pada masa terakhir penulisan TA. Tulislah bersamaan dengan mengutip materi dari buku, artikel, video, dll. Ini cara yang efisien dan efektif. Hindari copy-paste dengan cara tulis ulang dan parafrase agar melekat lebih lama di dalam ingatan. 

6.     Alat dan Reaktor. Segeralah gambar rencana alat (atau berupa kuesioner) yang akan digunakan dalam TA. Setelah didiskusikan dengan pembimbing, cepatlah gambar itu diwujudkan menjadi benda penelitian TA. Alat atau reaktor bisa dibuat sendiri atau bisa juga dibuat oleh ahlinya di bengkel. Serahkan kepada ahlinya lebih bagus. Mahasiswa menyiapkan biayanya. Apabila penelitian memerlukan pompa, maka harus dihitung head dan debit pompa yang dibutuhkan, mungkin juga perlu blower (kompresor) untuk aerasi, perlu alat ukur debit, alat ukur headloss, termometer, colorimeter, spektrofotometer, peralatan titrasi, dan lain-lain yang disesuaikan dengan judul TA. Segera ciptakan gambarnya dan ciptakan juga bendanya! Diskusikan gambar alat dengan pembimbing sampai tuntas sebelum diciptakan menjadi benda oleh bengkel.

7.     Pertolongan Tuhan Yang Mahaesa. Selalu libatkan Allah Swt dalam menulis laporan TA. Setiap akan menulis, sebutlah nama-Nya. Setelah lelah menulis, sebut kesyukuran atas nama-Nya. Mintalah kepada-Nya ilmu dan kemampuan dalam memahami ilmu. Baca lagi berkali-kali dan mintalah berkali-kali kepada-Nya agar mampu memahami ilmu. Mintalah kesehatan jasmani, kesehatan ruhani, kesehatan sosial, kesehatan finansial. Ora et labora, berusaha dan berdoa. Doa di sini termasuk doa agar diberi kemauan, kemampuan, semangat, dan kesempatan dalam menambah ilmu dan menuntaskan TA. Mintalah orangtua, ayah dan ibu, untuk mendoakan, rutinlah berkomunikasi dengan orangtua, misal sepekan sekali, bisa lewat telepon (jangan SMS, WA, atau tertulis lainnya), tetapi usahakan bicara langsung atau bicara di telepon. Ingat pula bersedekah, bisa dengan ilmu, tenaga, jasa, uang. Kasih sayangi yang ada di bumi, maka yang di "langit" akan lebih mengasihsayangimu. Semoga sukses dan menjadi sarjana.*

ReadMore »

5 Agustus 2022

Huruf Kapital pada Judul Tulisan dan Karangan

Huruf Kapital pada Judul Tulisan dan Karangan

Semua orang punya nama. Tulisan atau karangan juga begitu, baik berjenis artikel, esai, feature, buku, cerpen, novel, puisi, laporan KKN, laporan KP, skripsi, tugas akhir, tesis maupun disertasi. Baik tulisan atau karangan tersebut pendek maupun panjang. Bisa berupa berita di koran, majalah, tabloid, selebaran atau berita di media online. Nama tulisan (karangan) tersebut disebut judul. Judul itu seperti label pada tulisan (karangan) yang dapat membuka tabir sehingga isinya bisa diketahui. Isi tulisan (karangan) bisa diduga dari judulnya. Judul adalah kepala tulisan atau karangan.

Tulisan dan Karangan

Apakah makna tulisan berbeda terhadap makna karangan? Dalam bahasa Indonesia, berbeda. Tulisan adalah karya tulis nonfiksi sedangkan karangan adalah karya tulis fiksi seperti cerpen, cerbung, novel, puisi, komik. Orang yang menulis disebut penulis, yang mengarang disebut pengarang. Namun demikian, banyak karya tulis berupa novel, kemudian orang yang membuatnya lebih senang disebut penulis. Di dalam bahasa Inggris, istilah penulis disebut writer dan karya tulisnya berjenis nonfiksi. Adapun istilah pengarang disebut author. Namun istilah author ini digunakan juga untuk penulis nonfiksi dan fiksi. Para penulis artikel ilmiah di jurnal ilmiah berbahasa Inggris biasanya disebut author, bukan writer. Dalam bahasa Inggris, dua kata ini bersinonim.

Apakah berbeda dengan script-writer atau copy-writer? Script-writer adalah penulis yang tulisannya berkaitan dengan skenario sebuah adegan film, drama, sinetron. Adapun copy-writer adalah penulis yang menulis tulisan berupa iklan di koran, majalah, tabloid, atau media online. Untuk dua istilah tersebut digunakan writer, bukan author. Padahal di dalam penulisan iklan misalnya, bisa saja ada temuan baru yang belum pernah ada sehingga memiliki Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) karena pekerjaan ini termasuk pekerjaan kreatif tinggi. Sejumlah iklan di televisi didaftarkan HaKI-nya. 

Author memiliki nuansa “pencipta”, dari tiada menjadi ada (tentu saja dalam tanda kutip, karena berbeda dengan Pencipta oleh Tuhan Yang Mahaesa). Adapun writer adalah orang yang mampu menulis, misalnya menulis di media cetak dan/atau elektronik, mampu meramu bermacam unsur berita menjadi utuh dan lengkap dengan berpedoman pada 5W1H (what, who, where, when, why, how) tanpa opini (pendapat penulis). Kalau ada opini penulisnya maka jenis tulisannya berubah menjadi artikel opini, bukan berita. Oleh sebab itu, dalam penulisan berita atau reportase di televisi, wartawan dilarang beropini, tetapi hanya melaporkan kejadian (fakta) dengan berpedoman pada 5W1H saja.

Faktanya juga, banyak orang yang memiliki kemampuan sebagai writer dan author. Mampu menulis artikel ilmiah dan mampu juga menulis puisi dan prosa. Lantaran sudah digunakan sejak lama, maka istilah di dalam tulisan ilmiah berbahasa Inggris adalah author, sama dengan istilah penulis novel dan cerita fiksi lainnya karena dianggap ada unsur “penciptaan, penimbul ide, pemilik gagasan” misalnya berupa temuan baru atau kebaruan (novelty) meskipun sedikit atau hanya bagian kecil dari keseluruhan temuan baru tersebut. Anggapan ini tentu tidak betul sepenuhnya karena banyak tulisan ilmiah di jurnal ilmiah nasional dan internasional yang tidak memiliki kebaruan apalagi temuan baru.

Merujuk pada uraian vocabulary.com, author dijelaskan sebagai berikut. Author comes from the Latin word auctorem, meaning "founder, master, leader." Bow down to the author! Well, no need for that, just make sure the author gets credit. Author usually refers to a professional writer. In fact, author can be used interchangeably with the word writer. But author packs a little more punch — an author is involved in the creation of the work and generating the ideas behind it; strictly speaking, a writer could just execute the written product.

Tatacara Penulisan Judul

Bagaimana dengan penulisan judul tulisan dan judul karangan? Bagaimana penulisan yang betul menurut kaidah bahasa Indonesia yang baku seperti ditulis di dalam EYD atau PUEBI? Ada banyak kesalahan yang dilakukan penulis/pengarang, terutama murid dan mahasiswa dan masyarakat dalam penggunaan huruf kapital pada judul tulisan atau karangan. Yang biasa terjadi adalah pada kata depan dan kata sambung: di, ke, dari, dan, dalam, pada, yang, adalah, untuk, hingga.

Contoh penulisan yang sesuai dengan kaidah adalah:

1.     Perancangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Air Limbah Kota Bandung. Huruf d pada kata dan ditulis dengan huruf kecil, bukan kapital (huruf besar).

2.     Evaluasi Sistem Transportasi Sampah dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Kabupaten Sumedang. Huruf d pada kata dan ditulis dengan huruf kecil.

3.     Dari Sungai Menuju Gelas (Judul tulisan oleh Gede H. Cahyana, huruf D pada kata depan Dari ditulis kapital karena berada di awal kalimat.

4.     Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Huruf D pada kata depan Dari ditulis kapital karena berada di awal kalimat.

5.     Pada Agustus 2022 Terjadi Peningkatan Penderita Covid-19 dari Sabang hingga Merauke. Huruf p pada kata Pada ditulis kapital kerena di posisi awal kalimat, huruf d pada kata dari dan huruf h pada kata hingga ditulis dengan huruf kecil.

Kata ulang murni (sempurna) apabila ditulis sebagai judul tulisan maka harus ditulis kapital. Contoh:

1.     Buku-Buku yang Berisi Kisah Kepahlawanan Bangsa Indonesia.

2.     Manfaat Kunang-Kunang dalam Penyerbukan Bunga Sedap Malam.

3.     Evaluasi dan Pengujian Pipa-Pipa dalam Sistem Transmisi dan Distribusi Air Minum Kota Surabaya.

Apabila kata ulang tersebut tidak murni atau kata ulang berimbuhan maka penulisan huruf pada kata yang berimbuhan ditulis dengan huruf kecil. Contoh:

1.     Pemanfaatan Kulit Buah-buahan Sebagai Obat Herbal pada Penderita Sakit Tukak Lambung.

2.     Efisiensi Reaktor Hibrid Anaerob dalam Mengolah Air Limbah Industri Susu Berbahan Baku Biji-bijian.

3.     Ektraksi Buah Terong-terongan Sebagai Bahan Baku Industri Obat Penyakit Dalam. Kata Dalam di sini adalah nama istilah penyakit sehingga ditulis dengan huruf kapital.

Namun demikian, apabila semua huruf di dalam judul tersebut ditulis dengan huruf kapital, maka semua kata depan dan kata sambung ditulis dengan huruf kapital. Judul skripsi, TA, tesis, disertasi biasanya, sekali lagi biasanya, ditulis dengan huruf kapital. Ini lantaran kelaziman saja, tidak menjadi keharusan. Boleh saja ditulis seperti contoh tersebut.

Sesungguhnya penulisan judul, terutama judul yang panjang, yang menggunakan huruf kapital semuanya lebih sulit dibaca daripada judul yang hanya huruf depannya saja yang kapital dan semua huruf depan kata depan dan kata sambung ditulis dengan huruf kecil. Keterbacaan (readability) judul yang semuanya huruf kapital lebih rendah daripada keterbacaan judul yang tidak semuanya huruf kapital. Contoh:

1.     Kemampuan Virus Corona Penyebab Wabah Covid-19 dalam Menginfeksi Manusia Diduga Melemah Setahun ke Depan.

Bandingkan dengan tulisan berikut.

1.     KEMAMPUAN VIRUS CORONA PENYEBAB WABAH COVID-19 DALAM MENGINFEKSI MANUSIA DIDUGA MELEMAH SETAHUN KE DEPAN

Penulisan judul menggunakan huruf kapital semua di dalam sampul (cover) buku laporan KKN, KP, TA mungkin tidak bermasalah. Tetapi penulisan judul artikel, laporan, dll di dalam Daftar Pustaka akan lebih terbaca apabila menggunakan kaidah seperti dibahas di atas. (Gede H. Cahyana)*

ReadMore »