• L3
  • Email :
  • Search :

12 April 2024

Mikroplastik di Dalam Air Minum

Mikroplastik di Dalam Air Minum

Gede H. Cahyana

Pengamat Air dan Sanitasi Universitas Kebangsaan RI

Tantangan utama pengolahan air baku (sungai) menjadi air minum pada dekade 1970-an dan sebelumnya adalah pengurangan kekeruhan dan warna alami (apparent color). Setelah dekade 1990-an, seiring dengan perluasan industri di kota-kota besar maka pengolahan merambah ke pencemar organik dan logam berat. Pada dekade 2020-an ini timbul masalah baru, yaitu mikroplastik dan nanoplastik (MNP). Tidak hanya di kota-kota, MNP sudah sampai ke pelosok desa dan gunung. Sampah plastik sudah ditemukan di sumber-sumber air di gunung. Terlebih lagi di air sungai, kelimpahan (konsentrasi) MNP-nya lebih banyak. Apakah unit operasi dan proses IPAM mampu menyisihkan pencemar “baru” tersebut?


Planet vs Plastik

Planet vs Plastik adalah tema peringatan Hari Bumi (Earth Day) pada 22 April 2024. Plastik dijadikan tema karena total lembaran plastik yang diproduksi di seluruh dunia sudah mampu menutupi permukaan Bumi. Tahun 2023 diperkirakan lebih dari 500 miliar kantong plastik tersebar di seluruh dunia atau sekitar satu juta kantong plastik per menit. Di Amerika Serikat diproduksi 100 miliar botol plastik per tahun atau 300 botol per orang per tahun. Ironisnya, untuk memproduksi satu buah botol dibutuhkan enam kali lebih banyak air daripada isi botolnya.

Pada tahun 2023 timbul gerakan masif untuk mengurangi produksi plastik hingga 60% pada tahun 2040. Diserukan di dalam Global Plastics Treaty 2024 agar semua negara meniadakan penggunaan plastik sekali pakai seperti kresek dan botol minuman pada tahun 2030. Seruan ini disetujui oleh 175 negara. Di Indonesia beberapa minimarket dan supermarket sudah meniadakan kresek dalam jual-belinya.

IPAM Mengolah Mikroplastik?

Dengan ukuran 5 mm hingga 100 nanometer (0,0001 mm) sebaran MNP sudah meliputi segala sesuatu (tanah, air, udara). Sumbernya dari kain sintetis, kosmetik, peralatan sekolah - rumah tangga, pembungkus kopi, teh, sayur, buah, ikan, dan daging. Semuanya berplastik. Akibatnya, air minum pun sudah berisi MNP.

Peneliti di State University of New York, Amerika Serikat (2018) melaporkan perihal MNP di dalam air minum kemasan (AMIK). Mereka menemukan 11 merek air minum di 9 negara termasuk Indonesia berisi MNP. Sekitar 93 persen AMIK tersebut berisi MNP jenis polypropylene, nilon, polyethylene terephthalate. Di dalam satu botol ditemukan hingga 10.000 partikel plastik dengan ukuran 100 mikron (seukuran rambut) dan 6,5 mikron (diameter sel darah merah). Hasil serupa juga diperoleh di Zhe Jiang Institute, Hangzhou, China pada tahun 2021. Demikian pula penelitian di Department of Environmental Science and Policy, University of Milan, Italia pada tahun 2019. Disimpulkan dari penelitian itu bahwa sumber MNP di dalam AMIK berasal dari air baku dan dari tutup botolnya.

Apabila AMIK saja mengandung MNP maka air olahan BUMD AM pun dipastikan seperti itu karena air bakunya berasal dari sungai atau waduk. Tentu ada kekecualian apabila air bakunya dari mata air di gunung yang tidak tercemari plastik. Pertanyaannya, apakah IPAM BUMD AM mampu mengurangi konsentrasi MNP? Mayoritas IPAM adalah pengolahan konvensional dengan unit intake (bangunan sadap), prasedimentasi, aerasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan disinfeksi.

Intake hanyalah bangunan pengambil air tanpa fungsi pengolahan. Intake yang dilengkapi dengan barscreen (kisi jeruji) banyak menangkap botol plastik dan kresek. Bak prasedimentasi memanfaatkan gaya gravitasi untuk menyisihkan pasir dan zat padat kasar. MNP tetap melayang-layang di dalam air. Bak aerasi fokus pada reaksi oksidasi besi dan mangan. Hasilnya adalah partikel oksida besi-mangan. Sampai di sini, belum ada unit operasi-proses yang mampu menyisihkan MNP.

Koagulator dan flokulator berfungsi mereaksikan koagulan dengan koloid sekaligus menangkap padatan tersuspensi untuk pembentukan flok. Flok yang terbentuk ini memiliki daya jerat dan jerap (adsorpsi) terhadap partikel lain yang tidak bermuatan listrik. Daya jerat ini semakin besar apabila digunakan polielektrolit seperti PAC. Dalam penelitian dinyatakan bahwa MNP cenderung bermuatan negatif daripada positif sehingga koagulan alum sulfat, PAC, atau feriklorida berpotensi besar menjeratnya. Namun kinerja koagulator dan flokulator ini harus didukung oleh kinerja maksimum bak sedimentasi.

Bak sedimentasi (sedimentor) adalah unit operasi untuk mengendapkan makroflok. Namun mikroflok tidak terendapkan sehingga lolos ke filter. Benteng terakhir adalah filter. Filter mampu memisahkan mikroflok. Namun masalahnya, apakah semua MNP bisa terjerat oleh mikroflok? Ada yang tidak. Oleh sebab itu, MNP yang bebas ini lantas melewati parasitas (perviousness) pasir filter (rapid sand filter). Penyisihan bisa lebih besar apabila digunakan filter pasir lambat. Namun pembersihan filter menjadi lebih sering. Hanya saja, nanoplastik tidak bisa disisihkan oleh kedua filter tersebut. Adapun unit disinfeksi hanya mampu membunuh bakteri yang menempel di MNP. Apakah MNP bisa dihancurkan oleh kaporit atau ozon, ini perlu penelitian.  

Dapat disimpulkan bahwa penyisihan MNP bisa terjadi di proses koagulasi-flokulasi asalkan didukung oleh kinerja maksimum sedimentor. Apabila tidak maka mikroflok lolos ke filter. Maka kenerja filter pun harus maksimum dalam menyisihkan mikroflok. Tetapi, mampukah filter menyisihkan MNP yang tidak terjerat mikroflok? Jawabannya, tidak. Jika demikian, maka air olahan di reservoir dipastikan berisi MNP.

Apabila peraturan kualitas air minum berubah pada masa depan, yaitu ada persyaratan MNP, maka perlu perubahan di IPAM dan sistem distribusi. IPAM perlu dilengkapi dengan unit flotasi (MAM Edisi 318, Maret 2022). Juga perlu penerapan teknologi membran: mikrofiltrasi, nanofiltrasi, ultrafiltrasi dan reverse osmosis. Sudah ada BUMD AM yang memiliki ZAMP (Zone Air Minum Prima) dengan teknologi membran (MAM Edisi 144, September 2007). Pada saatnya nanti, semua zone layanan harus sudah berubah menjadi ZAMP (potable water) agar 99% MNP dapat disisihkan.

Demikian juga sistem distribusi, tidak boleh ada pipa pecah (bocor). Pada masa depan sebaiknya IPAM dibangun di setiap zona. Desentralisasi IPAM dan sistem distribusinya menjadi solusi. Save the Earth. Save the Water.*

 

ReadMore »

12 Maret 2024

Water for Peace

Water for Peace Hari Air Dunia 2024

Gede H. Cahyana

Pengamat Air dan Sanitasi Universitas Kebangsaan RI

Air dan perang adalah sebab dan akibat. Air yang dimaksud adalah air tawar yang volumenya sangat kecil dibandingkan dengan air asin. Air tawar hanya 2,53%, sisanya adalah air asin dari total volume air di dunia: 1.385.984.610 km3 (Kodoatie & Sjarief, 2010). Penyebab perang karena air adalah kelangkaan, pencemaran, ketidakadilan hak dan kewajiban, ketiadaan akses yang menimbulkan perselisihan, ketegangan dan perang antara suku, komunitas atau negara.


File pdf di Majalah Air Minum tersedia di sini.


Dalam catatan sejarah, perang karena air terjadi masif pada tahun 2500-1300 SM. Selama ratusan tahun itu pergolakan senjata timbul di Sumeria, Babylonia, lembah Nil (kini dikelola oleh 11 negara, dari Ethiopia hingga Mesir), Amazon (Brazil, Peru, Bolivia, Colombia, Ekuador), dan Rio Grande di Texas, AS atau Rio Bravo di Mexico. Di Mesopotamia bahkan sejak 6000 tahun SM penduduk setempat sudah bertikai soal air Sungai Tigris dan Euphrat. Sengketa ini terjadi sampai sekarang melibatkan Syria, Irak, Turki dan Suku Kurdi. Perang Israel dan Palestina disebabkan oleh penguasaan wilayah Palestina oleh Israel pada 1948. Juga lantaran air Sungai Jordan yang mengalir di Jordania, Syria, Lebanon. Sekitar 60% air Israel berasal dari Sungai Jordan dan hanya tiga persen area sungai tersebut masuk ke wilayah Israel (Shiva, 2003).

Masih ada puluhan konflik karena air di semua benua, minimal skala kecil antara suku di dalam satu wilayah sungai, danau, akifer. Merujuk pada unwater.org, lebih dari tiga miliar orang bergantung pada sumber air yang tinggi potensi konfliknya. Dari 153 negara yang sumber daya airnya berasal dari sumber yang sama, hanya 24 negara yang memiliki perjanjian kerjasama penggunaan air. Jumlah ini 15,7 persen dan sebagian besar, yaitu 84,3 persen rentan konflik yang sewaktu-waktu meletus, khususnya pada musim kemarau atau akibat pencemaran air limbah oleh negara di hulu sehingga merugikan negara di tengah dan di hilirnya.

Ketegangan karena air juga terjadi dalam skala mikro, antara warga bertetangga di desa. Sebuah mata air menjadi sebab perselisihan warga desa apabila tidak ada peraturan (awig-awig) atau perjanjian lembaga adat atau badan administratif bentukan pemerintah daerah. Lembaga (badan) tersebut bisa mencegah hukum rimba: yang kuat yang dapat, yang lemah yang kalah, yang perkasa yang berkuasa. Harus dihindari poor management hurts the poor most. Peran lembaga adat (badan) adalah pengelolaan air secara bijaksana, membantu orang-orang lemah ekonomi, dan mencegah banjir. Banjir bukan karena kesalahan iklim, cuaca, atau hujan. Curah hujan adalah berkah untuk semua orang tanpa memandang status sosial ekonomi.

Selain lembaga adat dan badan administratif, pemerintah juga wajib membangun sistem penyediaan air minum dan pengelolaan air baku yang adil. Pemerintah wajib menyiapkan prasarana dan sarana distribusi air irigasi dan air minum. Di dalam SPAM misalnya, hendaklah bisa membagi air ke semua pelanggan secara adil: kualitas, kuantitas, kontinyuitas, dan tekanan. Apabila tidak, maka konflik bisa timbul antara rumah bersebelahan yang memompa air dari pipa persil masing-masing. Begitu pula air irigasi, bisa saling merusak saluran irigasi dan galengan atau pematang sawah apabila sistem teknisnya tidak mampu membagi air secara adil. Keadilan adalah kearifan lokal masyarakat, misalnya Subak di Bali atau Mitra Cai di Jawa Barat.

“Perang” juga terjadi antara pabrik air minum kemasan (AMIK) dan sesama depot air minum kemasan ulang (AMIKU). AMIK mulai dikenal di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung pada tahun 1980-an. Dua dekade kemudian bermunculan AMIKU. Ini pun hanya di kota-kota besar karena paket pengolahan AMIKU relatif mahal. Namun sekarang AMIKU ini sudah sampai ke desa-desa di perbukitan. Dengan anggaran 2,5 juta rupiah warga sudah bisa membeli produk filter membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi atau reverse osmosis. Ini menjadi bisnis tambahan bagi warga desa untuk memasok air siap diminum. Juga lantaran di desa-desa belum tersedia jaringan pipa BUMD AM. 

Damai Harmoni

Demikian faktanya, air bisa mengakibatkan perang skala besar, kecil dan mikro. Air juga mempengaruhi ketahanan pangan (food) dan sebagai sumber energi (energy). Saat ini food, energy, water (FEW) dalam kondisi langka. Perdamaian dan kedamaian mustahil terwujud apabila FEW sulit diperoleh dan mahal harganya. Dalam konteks Hari Air Dunia, 22 Maret 2024, air diharapkan menjadi alat perdamaian dalam makna hakiki, yaitu tiada perang akibat air dan dalam makna majazi, yaitu ketenangan-kedamaian hati, harmoni karena memiliki air untuk kebutuhan harian dan makan-minum untuk kesehatan tubuh.

Tubuh manusia terdiri atas banyak sel dan 65% - 75% sel adalah air. Penerima Nobel bidang Kimia 2003, Peter Agre Roderinck dan MacKinnon menyatakan bahwa air di dalam sel melewati saluran yang selektif terhadap ion. Mekanisme ini menghasilkan air murni dan menahan ion garam natrium. Saluran di dalam sel tersebut seperti jaringan pipa air minum tetapi dindingnya kasar dan dimensinya bervariasi. Lantaran air di dalam sel inilah manusia bisa tumbuh besar, berpikir dan bekerja. Apabila terjadi dehidrasi atau kekurangan air (cairan) dapat berefek buruk (sakit) pada tubuh manusia. Tampak bahwa air bisa mewujudkan perdamaian dan kedamaian hati manusia sehingga air disebut tirtha nirmala, tirtha kamandalu, amrta njiwani (Sansekerta), maaul hayat (Arab), nectar-ambrosia (Yunani), the elixir of life, the liquid of life (Inggris), air suci (Indonesia). (Cahyana, 2004).

Hal tersebut dikuatkan oleh Qur’an (Al Anbiyya: 30), “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.” Ada 63 kali kata air dan sungai disebut di dalam Qur’an (Othman & Doi, 1992). Begitu pun agama Kristen (Katolik), pada kegiatan ritual baptis selalu tersedia air. Di dalam agama Hindhu di India kesakralan air Sungai Gangga dengan 108 nama indahnya bisa disaksikan dalam ritual Kumbh Mela, sebuah ritual yang dihadiri oleh 30-an juta orang (Shiva, 2003).

Namun demikian, perdamaian dan kedamaian rentan terganggu karena pada saat ini sekitar 3,2 miliar orang hidup di lahan pertanian yang sulit air. Tidak kurang dari 73% orang di Asia terdampak buruk akibat krisis air. Menurut WHO paling sedikit 884 juta orang sulit memperoleh air minum aman. Akibatnya, kematian anak-anak karena penyakit menular lewat air seperti diare mencapai 2.195 anak perhari, lebih banyak daripada total kematian akibat AIDS, malaria, dan campak.

Akhirnya, political will pemerintahan di semua negara menjadi penentu apakah air akan mengakibatkan perang ataukah menjadi alat perdamaian dan melahirkan kedamaian harmoni. Water for Peace. *

Daftar Pustaka

1. Cahyana, G. H (2004), PDAM Bangkrut, Awas Perang Air, Sahara Golden Press, Bandung

2. Kodoatie, R. J., Sjarief, R (2010), Tata Ruang Air, CV Andi, Yogyakarta.

3. Othman, A. H., Doi A. R (1992). Islamic Principles of Environment and Development, Thought and Scientific Creativity, Vol. 3, No. 3., Malaysia.

4. Shiva, V (2003), Water Wars, Insist Press-Walhi, Yogyakarta.

5. https://www.unwater.org

ReadMore »

29 Februari 2024

Wisuda 29 Februari 2024

Wisuda 29 Februari 2024

Sudah berkali-kali saya hadir di dalam acara wisuda kampus ITA, UK, UKRI. Setiap momen tersebut, selalu terharu melihat alumni semua prodi, terutama ketika mereka hadir bersama bapak-ibunya, atau bapaknya saja, atau ibunya saja atau dengan saudara-saudaranya, datang dari dalam kota dan luar kota. Terlebih lagi datang dari luar Jawa. Ada yang dari Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dari Kota-Kabupaten Bandung, dari luar kota Bandung seperti Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Purwakarta, dari Jawa Tengah, dari Kalimantan, NTT, dari Papua. Bahkan ada alumni TL yang dari Timor Leste atau Timor Timur. 

Alumni Teknik Lingkungan dari Timor Leste ini ada 3 orang. Ditulis di sini karena mahasiswa yang berasal dari luar negeri memperoleh credit point plus di dalam borang akreditasi. Ada nilai tambahnya. Mereka bertiga termasuk fasih berbahasa Indonesia. Tema skripsi atau TA-nya adalah desain distribusi air minum dan dua orang lainnya bertema persampahan. Sebaran tema TA tahun ini sudah luas, mulai dari K3, udara, kesehatan lingkungan, sampah, B3, hidrogeologi, air minum, air limbah, drainase baik penelitian maupun desain. Sudah ada beberapa orang yang bilang dan sudah pula ada yang meminta surat rekomendasi untuk melanjutkan sekolah ke pascasarjana, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Semoga niat yang baik ini membuahkan cita-cita keberhasilan di masa depan. 

Pada tahun kabisat ini jumlah wisudawan adalah 348 orang dan dilaksanakan di Trans Luxury Hotel Ballroom di Jln. Gatot Soebroto, dekat kampus UKRI. Wisuda ini dihadiri oleh Ketua Yayasan, yaitu Pak Prabowo Subianto, presiden terpilih periode 2024-2029. Pak Prabowo sudah beberapa kali hadir dalam acara wisuda, termasuk waktu acara wisuda di Hambalang pada masa Pak dr. Boyke (alm.) sebagai rektor. Banyak tamu undangan yang hadir, baik dari kalangan rektor kampus lain, kepala LLDIKTI IV, Prof. Dr. Samsuri, ketua DPRD Jawa Barat, Kapolda, TNI, politisi, dan tentu saja orang tua wisudawan/wati. Setelah sambutan Ketua Senat: Prof. Soedrajat Djiwandono, lalu rektor: Prof. Dr. Ir. Sufmi Dasco, S.H., M.H, dilanjut oleh sambutan Jenderal Purn. Prabowo Subianto.

Dalam sambutan kurang lebih 40 menit, sebagai Ketua Yayasan UKRI, Pak Prabowo menyatakan bahwa kemajuan bangsa dilandasi oleh kemajuan perguruan tinggi. Harus dikembangkan terus Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM). Oleh sebab itu, sejak bernama ITA yang berbasiskan fakultas teknik (FTSP dan FTI), lantas berubah menjadi Universitas Kebangsaan dengan penambahan fakultas ilmu-ilmu sosial, sastra-bahasa, ekonomi (manajemen) dan kini bertambah fakultas MIPA, dengan prodi fisika dan matematika. Semua fakultas berlokasi di jalan Terusan Halimun No. 37 dan bertambah pula luas kampus menjadi lebih dari 10.000 m2 dengan penambahan lahan di bagian timur kampus. 

Acara berlangsung lancar dan meriah. Terima kasih untuk semua panitia wisuda, para pelaksana acara yang sibuk menyiapkan agar prosesi wisuda berlangsung maksimal. Terima kasih kepada Pak Rektor, para wakil rektor, para dekan, dan kaprodi, dan para dosen yang sudah membimbing mahasiswa sehingga tuntas kuliahnya dan menjadi sarjana. 

Untuk alumni, banyak-banyaklah berterima kasih kepada orang tua, kepada bapak-ibu yang melahirkan, baik yang masih ada maupun yang sudah meninggal. Orang tua tetaplah orang tua yang senantiasa disayangi, dihormati. 

Selamat lulus menjadi sarjana dan kembali lagi menjadi “mahasiswa” di UK (Universitas Kehidupan) serta bekerja untuk mengisi hari-hari ke depan.*



ReadMore »

15 Januari 2024

Tahun Optimistis Pengembangan Air Minum dan Sanitasi

Tahun Optimistis Pengembangan Air Minum dan Sanitasi

Angka tahun berubah. Sekarang sudah Januari 2024. Pada tahun ini Indonesia akan memiliki pemerintah baru, yaitu presiden dan wakil presiden baru. Kabinet juga boleh jadi diisi oleh orang-orang baru yang sedikit-banyak akan berimbas pada BUMD AM (Perumda AM, Perseroda AM atau PDAM), Perpamsi dan warga negara Indonesia umumnya.

Namun demikian, merujuk pada pasal 33 UUD 1945, ada tiga sumber daya alam (SDA) yang akan tetap menjadi primadona di setiap pemerintahan. Tiga SDA tersebut dikenal dengan singkatan FEW: food, energy, water. Yang dimaksud water adalah air minum dan sanitasi (Amsan) atau water and sanitation (Watsan). Kualitas air minum dan sanitasi yang layak dan aman bagi seluruh rakyat Indonesia perlu ditingkatkan. Tidak sekadar meningkatkan jumlah pelanggannya tetapi juga kualitas dan kontinyuitas (kesinambungan) layanannya.

Empat Pilar

Untuk meningkatkan Amsan yang aman diperlukan peran sinergis empat pilar, yaitu (1) Pemerintah (Kementerian Dalam Negeri, PUPR, Keuangan dan pemerintah daerah), (2) Perumda AM dan Perpamsi, (3) Prodi Teknik Lingkungan dan Bakerma TL, dan (4) IATPI (Ikatan Alumni Teknik Penyehatan & Lingkungan Indonesia) dan PII (Persatuan Insinyur Indonesia). IATPI misalnya sudah mencanangkan program pengurusan sertifikasi profesi tanpa biaya untuk dosen Teknik Lingkungan (TL) dengan latar pendidikan sarjana Teknik Penyehatan, Teknik Lingkungan, Teknik Kimia. Program yang dirilis oleh ketua IATPI periode 2023-2027, yaitu Endra S. Atmawidjaja, S.T., M.Sc., DEA., IPU bertujuan meningkatkan jumlah tenaga ahli TL yang berkecimpung di perusahaan jasa konsultan, supervisi, dan konstruksi.

Program perbanyakan tenaga ahli bersertifikat ini sejalan dengan visi IATPI, yaitu membina dan mengembangkan profesi TL demi kepentingan rakyat Indonesia, agar dapat mewujudkan paktik model baru rekayasa lingkungan, pendidikan tinggi dan penguatan riset. Selaras dengan SDG’s, kebutuhan tenaga ahli bersertifikat terus meningkat, tidak hanya di sektor pekerjaan konvensional yang menjadi kompetensi inti (core) keahlian di bidang Amsan tetapi juga sudah masuk ke sektor minyak, gas, tambang, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan mitigasi bencana akibat perubahan iklim dengan memanfaatkan artificial intelligence dan big data.

Program perbanyakan tenaga ahli bersertifikat ini menjadi awal peningkatan kuantitas sebelum menuju ke peningkatan kualitas. Merujuk pada data IATPI hingga 30 Oktober 2023, hanya tercatat 2.073 orang yang memiliki sertifikat keahlian TL. Perinciannya adalah ahli Teknik Lingkungan sejumlah 1.090 orang, ahli Air Minum 616 orang, dan ahli Teknik Sanitasi dan Limbah 367 orang. Namun data ini perlu dicek kembali karena boleh jadi satu orang sarjana memiliki SKA lebih dari satu keahlian. Bisa diduga jumlah tenaga ahli bersertifikat kurang dari 2.073 orang.

Angka 2.073 orang tersebut memberikan makna bahwa hanya sedikit lulusan Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan yang memiliki sertifikat keahlian. Pada awal tahun 2024 ini ada 110 prodi Teknik Lingkungan dan variasi nama serumpunnya . Apabila setiap prodi meluluskan 10 orang pertahun maka kurang lebih ada 1.100 orang lulusan pertahun. Perlu kerjasama untuk mendata lulusan TP, TL, RIL (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan) di Indonesia. Bakerma TL bisa menjadi solusi dengan merilis secara rutin jumlah lulusan setiap tahun. Bakerma TL juga bisa menjadi pengembang kurikulum agar up-to-date dengan tetap berpijak pada historical based competence di bidang Amsan. Pengembangan kurikulum melibatkan prodi TL, pengurus Bakerma TL, Dikti Kemendikbudristek, IATPI, dan PII: berkaitan dengan relasi sertifikat keahlian dan profesi insinyur.

Bakerma TL, dalam hal ini ketua barunya, sudah menyampaikan program kerja pada saat Munas di Universitas Hasanuddin Makassar, 14-15 Desember 2023. Ketua lama Bakerma TL Dr. Benno Rahardyan, S.T., M.T (TL ITB) memberikan estafet kepemimpinan kepada Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.E.S., M.Sc., Ph.D. Materi bahasan ketua baru IATPI dan ketua baru Bakerma TL di dalam Munas tersebut memiliki spirit sama dalam memajukan prodi TL dan tenaga ahli atau insinyur profesional. Pada saat yang sama Dr. Ir. Novrizal Tahar, IPU juga menjadi Ketua Umum BKTL-PII sehingga dapat memperkuat relasi tripartit institusi tersebut. Tripartit ini dapat meningkatkan kuantitas tenaga ahli dan meningkatkan kualitasnya dengan raihan sertifikat keahlian dan pendidikan Program Profesi Insinyur.

Meskipun belum semua anggota Bakerma TL memiliki kurikulum yang berpedoman pada LAM Teknik, beberapa prodi sudah memasukkan basic sciences (matematika, fisika, kimia) dengan bobot 24 SKS dan melaksanakan mata kuliah berbasis Capstone Design (CD). Uniknya, meskipun baru dikenalkan dan banyak prodi yang belum melaksanakannya, CD sudah dilombakan di Munas Makassar dan menjadi lomba pertama dalam sejarah Bakerma TL. CD adalah kulminasi pengalaman belajar mahasiswa selain mata kuliah Tugas Akhir. Materi CD bertema desain di bidang pengelolaan dan pengolahan air minum, air limbah, K3 di instalasi pengolahan air, reduksi pencemaran udara, dan teknik pembuangan akhir sampah dan limbah B3. Perlu dicoba tema lain di bidang mitigasi bencana akibat perubahan iklim dan menyiapkan dosen pengampunya yang berkompeten.

Selanjutnya, nilai manfaat CD akan diterima oleh Perumda AM karena lulusan TL, baik yang bersertifikat keahlian maupun tidak, sudah memperoleh pengalaman desain selama kuliah selain menulis Tugas Akhir. Namun demikian, untuk peningkatan kualitas lulusan, pada masa depan persyaratan lowongan kerja di Perumda AM bisa menyertakan seleksi profesi dan kepemilikan sertifikat keahlian. Perumda AM dan Perpamsi bisa bersinergi dengan dua pilar tersebut dalam upaya menguatkan manfaat ilmu dan teknologi untuk meningkatkan layanan air minum. Perpamsi pun dapat mengoordinasikan kegiatan untuk membahas materi pengembangan air minum dan sanitasi khususnya Perumda AM yang juga mengelola air limbah.

Terakhir adalah peran pemerintah, khususnya Kemendagri, PUPR dan Keuangan serta pemerintah daerah. Tiga kementerian ini selalu berkaitan dengan Perumda AM. Peraturan dan administratif Perumda AM dirilis oleh Kemendagri, sedangkan perencanaan (master plan, FS, DED) dan rekayasa dirilis oleh PUPR. Adapun pendanaan, hibah dan penguatan anggaran menjadi tugas Kementerian Keuangan RI. Demikian pula peran pemerintah daerah dalam menguatkan perusahaan daerah masing-masing.

Tahun Optimistis

Pada tahun 2024 ini Bakerma TL memiliki peran dalam mengonsolidasikan 110 prodi TL dan serumpunnya. Pertumbuhan pesat prodi ini mencirikan kebutuhan lulusan TL semakin besar. Semakin besar pula kebutuhan insinyur profesional dan memiliki sertifikat keahlian. Besarnya peran insinyur TL dalam pembangunan Amsan dikuatkan oleh kegiatan World Water Forum ke-10 di Bali pada 18 – 24 Mei 2024 dengan tema Water for Shared Prosperity.

IATPI sudah membuka pelibatan anggota Bakerma TL untuk berpartisipasi sebagai peserta dan pemateri. Insan air minum dari BUMD AM (Perseroda, Perumda AM) dan Perpamsi tentu hadir juga di dalam perhelatan internasional tersebut. Inilah yang menjadikan tahun 2024 sebagai tahun optimistis dalam pengembangan Amsan atau Watsan di Indonesia. *

ReadMore »

7 Januari 2024

Telegram Oh Telegram Cape Dech

Telegram Oh Telegram

Isu ini tentu bukanlah telegram yang pernah hadir dan menjadi alat komunikasi pada masa sebelum tahun 2010-an. Dulu, pada tahun-tahun sebelum 2010, sebelum masif komunikasi lewat Facebook, SMS, dan sejenisnya, telegram adalah sarana komunikasi yang cepat dibandingkan dengan surat kilat lewat Kantor Pos. Telegram waktu itu adalah komunikasi singkat-ringkas, biasanya dalam dua atau tiga kalimat dan biayanya relatif mahal dibandingkan dengan surat kilat (dengan prangko mahal/kilat, bukan pranglo biasa). Yang saya maksud di sini adalah telegam dengan huruf T yang KAPITAL.


Betul. Saya sudah dua kali daftar ke akun Telegram. Tetapi dua nomor saya tersebut kena
banned. Padahal baru saja mengirimkan satu message ke teman. Message ini berkaitan dengan sertifikasi IATPI. Karena tidak berhasil membuka akun lagi, lantas saya daftar menggunakan nomor satunya lagi. Eh… kena banned juga. Tidak berapa lama setelah mengirimkan message kepada seorang teman juga. Aneh bin Enah. Apa saya ini dikira penjahit kelas kikip oleh Telegram? Ampun dech.

Telegram…. Telegram…. Kamu makin Tele (jauh) saja dariku. Juga makin Gram (berat) saja bagiku untuk memiliki akunmu. Kalau kubeli lagi nomor baru dan daftar lagi terus kena banned lagi… cape dech. 

Upaya membuka banned juga sudah dilakukan. Sudah browsing, searching cara memulihkan dan lolos dari jebakan banned tetapi tetap saja gagal. Telegram bergeming dengan keangkuhannya.

Angkuh. Sebuah media memiliki setting yang seperti itu, sensitif dan tidak friendly.

Telegram…. Ohh Telegram. Cape dech.*

 

ReadMore »