Sebulan sudah mahasiswa UKRI melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Rancakole, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Kegiatan atau program kerja terlaksana silih berganti selama sebulan. Mulai dari pembinaan murid sekolah, anak pesantren, hingga kegiatan pemuda Karang Taruna Rancakole. Ibu-ibu yang tergabung di dalam tim penggerak PKK terdiri atas tujuh orang yang sigap dan semangat ikut kegiatan. Mayoritas ibu-ibu muda, semangat ikut acara termasuk pada waktu acara penutupan, datang lebih awal dengan seragam khasnya.
Begitu pula kegiatan social engineering yang fokusya adalah pencegahan penipuan di dunia maya. Mahasiswa memberikan penyuluhan kepada aparatur desa dan warga desa tentang potensi penipuan di dunia maya. Dijelaskan perihal phising (pengelabuan), link URL yang samar, info memperoleh hadiah, baiting (umpan), dll. Warga memberikan tanggapan dan pertanyaan sehingga suasana menjadi ramai. Acara Sidarling (siap sadar lingkungan) juga seru. Temanya adalah pembuatan kompos dengan metode Takakura. Mahasiswa memberikan contoh dan demo proses penyiapan sampah rumah tangga, proses pembuatan alat Takakura serta proses pengomposannya. Ini perlu pelatihan yang lebih intensif agar dapat diterapkan dengan benar oleh warga.
Bapak kepala desa memberikan perhatian yang positif kepada mahasiswa KKN. Sambutan hangat Kades dan Sekdes juga menyenangkan. Dengan leadership-nya, Pak Kades bisa menghadirkan lengkap para ketua RW, kepala dusun dan tim penggerak PKK serta karang taruna. Hal ini mempermudah bauran antara mahasiswa dengan pemuda setempat yang juga ada yang menjadi mahasiswa di kampus lain. Lembaga pendidikan berkembang baik di Rancakole. Ada sekolah Muhammadiyah, ada pesantren NU, ada sekolah Persatuan Islam, ada SDN, SMPN, ada sejumlah yayasan pendidikan. Sebagai contoh, Pondok Pesantren Bina Umat, berlokasi dekat di bagian atas kantor desa, adalah pesantren yang sedang membangun unit gedung berlantai tiga.
Pembangunan jalan desa juga terus dilakukan, diperbaiki dengan beton. Karena berlokasi di bukit-bukit, dengan jalan berkelok dan naik turun, maka beton bertulang menjadi solusi dalam pembuatan jalan. Namun demikian, belum ada pembangunan air bersih perpipaan. PDAM atau BUMD AM belum masuk ke desa. Masyarakat memperoleh air untuk memasak dan MCK dari air tanah dan mata air. Pemerintah daerah (bupati) perlu memberikan perhatian kepada desa-desa yang belum memperoleh layanan PDAM atau BUMD AM dengan mengalokasikan anggaran untuk peningkatan kesehatan masyarakat dengan meningkatkan kualitas air minum dan sanitasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar