Nuanu, Creative City di Tabanan Bali
Saya baru tahu lokasi wisata ini pada libur lebaran pekan pertama April 2025. Itu pun karena anak-anak yang ingin ke sana. Dalam perjalanan ke sana belum terbayang apa saja materi wisata yang akan dilihat di Nuanu. Nama ini pun terdengar aneh atau asing bagi saya. Anak-anak juga tidak bisa menjelaskan apa sesungguhnya Nuanu itu. Mereka hanya tahu lewat medsos atau Youtube. Sedangkan saya baru hari itu tahu nama Nuanu.
Arahnya ke Tanah Lot tetapi di jalan cagak tertentu, belok kanan ke arah Tanah Lot sedangkan lurus ke arah Pantai Nyanyi dan Nuanu. Tahun 2024 saya sempat ke Pantai Nyanyi, Kedungu, dan Cemagi, objek yang baru berkembang. Tetapi belum tahu objek Nuanu. Anak-anak juga belum tahu waktu itu. Baru libur tahun ini saja tahu perihal Nuanu. Saudara di Tabanan juga belum ada yang bercerita tentang Nuanu, objek wisata baru di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan itu.
Makna Nuanu sempat saya baca di baliho di dekat gedung di sana, artinya in the process, masih dalam proses; Nu Anu. Di Nuanu ada panggung untuk tari kecak. Sore itu tema pertunjukannya adalah Rama dan Sinta. Dijelaskan dalam bahasa Indonesia. Ada Rahwana, raksasa yang menculik Sinta. Lalu Hanoman menolong Rama merebut kembali Dewi Sinta.
Objek lainnya adalah dua patung abstrak yang mirip kepala manusia dan disinari cahaya dari mesin yang ditaruh di telapak tangan patung tersebut. Seluruh bagian wajahnya bisa berubah-ubah warnanya dan pola garis-garisnya juga dinamis. Iringan musik pada malam hari menambah kesan kuat suasana hati penonton. Di lokasi ini banyak pengunjung yang membuat video tren velocity.
Ada juga Aurora yang dihiasi beragam anyaman bambu dan rotan. Dipasang juga beberapa kejutan berupa cahaya dan efek suara. Saya sempat kaget. Tidak tahu situasinya. Baru melangkah langsung dikejutkan oleh suara dan efek cahaya bergerak-gerak. Ada kolam dan genangan air, dihiasi bebatuan sehingga suasana malam menjadi menegangkan. Kalau sendiri, tanpa ditemani anak-anak dan istri mungkin merinding dan tidak berani melanjutkan petualangan malam di Aurora.
Ada juga objek Labirin, Luna Beach Club dan banyak lagi yang lain. Ada ruangan semacam acara seminar, pesertanya mayoritas bule. Bahasa yang terdengar juga bahasa Inggris. Tetapi saya belum sempat masuk ke semua objek. Belum semua objek selesai dibangun. Tampak alat-alat berat, crane dan peralatan konstruksi di lokasi. Beberapa objek masih dalam konstruksi.
Berikut dilampirkan peta lokasi yang sempat difoto. Peta lokasi objek dipajang di tepi jalan setapak tempat pengunjung mengantri. Pengunjung membayar Rp20 ribu per orang kemudian diantar dengan mobil listrik terbuka bersama dengan penumpang lainnya menuju titik turun (drop off) di dalam lokasi Nuanu. Pengunjung lantas bebas beraktivitas, mau masuk ke objek yang manapun yang diinginkannya.
Di spanduk dan keterangan yang dipajang diketahui bahwa objek ini disebut Creative City tepi pantai. Saya lantas mencari informasi di Google. Ternyata projek Nuanu ini mulai dibangun pada Oktober 2020, yaitu pada masa pandemi Covid-19. Mungkin sempat terhenti hingga pandemi Covid-19 dinyatakan menjadi endemi. Pada 31 Desember 2021 saya sempat pulang ke Tabanan. Lalu pada tanggal 1 atau 2 Januari 2022 sempat ke pantai Kuta. Kondisi lengang di sepanjang jalan. Sepi. Hanya ada beberapa orang perempuan paruh baya yang menawarkan jualannya.
Saya berkeliling ke objek wisata dengan naik bus TMD yang gratis pada waktu itu. Berjalan dari Sentral Parkir Kuta ke pantai Kuta sungguh lengang. Toko-toko tutup. Hotel sepi. Namun sejak dua tahun berselang sudah pulih lagi. Wisatawan asing dan domestik sudah banyak. Kemarin pas libur Nyepi dan lebaran, operasional bus TMD sempat dihentikan. Tetapi sepekan terakhir ini ada informasi baru bahwa akan diaktifkan lagi atas permintaan masyarakat. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar