Grit Chamber, Pemisah Pasir di IPAL
Oleh
Gede H. Cahyana
Sedimentasi
adalah unit operasi yang luas diterapkan di PDAM, baik untuk pemisah partikel
diskrit maupun partikel flok dalam proses koagulasi – flokulasi. Fenomena
serupa terjadi juga di unit Grit Chamber.
Hanya saja, unit operasi ini biasanya diterapkan di IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah). Perbedaannya dengan sedimentasi, Grit Chamber berfungsi untuk menyisihkan partikel grit seperti pasir, serpihan halus kaca,
kerikil kecil, lanau (silt), ampas kopi, dan material yang tak membusuk dengan berat
jenis lebih besar daripada berat jenis air. Berat jenis grit tersebut juga lebih
besar daripada berat jenis zat padat organik di dalam air limbah.
Tujuan penerapan Grit Chamber adalah
untuk melindungi peralatan mekanis dari abrasi akibat partikel padat dan keras, mengurangi endapan di dalam pipa, terutama di belokan pipa. Pada instalasi digester aerob dan
anaerob, unit Grit Chamber digunakan
untuk mengurangi frekuensi pembersihan digester akibat akumulasi
grit. Tanpa unit yang mengawali
rangkaian IPAL ini (biasanya IPAL domestik, terutama yang combined sewer, yakni saluran air limbah yang juga berfungsi untuk menyalurkan air hujan)
dikhawatirkan terjadi kerusakan pompa dan penyumbatan pipa atau kanal penyalur air
limbah. Untuk IPAL industri, terutama industri yang air limbahnya lebih banyak
mengandung senyawa terlarut dan koloid, maka Grit Chamber ditiadakan, diganti dengan equalization tank.
Seperti halnya unit
sedimentasi di PDAM, setelah rentang waktu tertentu, terjadilah akumulasi grit di dasar Grit Chamber. Akumulasi endapan ini harus dikeluarkan secara gravitasi dengan membuka gate
valve pengurasannya. Air yang mengalir bersama grit ini harus dialirkan kembali ke
saluran air limbah untuk diolah karena kaya zat organik (BOD-nya masih tinggi). Dengan
kata lain bisa disebutkan bahwa Grit
Chamber tidak mampu menurunkan BOD atau COD. Efeknya kecil terhadap
penurunan BOD. Inilah sebabnya, ia disebut sebagai unit praolah (pretreatment). Adapun grit
yang terkumpul lantas diangkut ke tempat pembuangannya di lahan yang cekung
atau di TPA
sanitary landfill. Bisa
juga distabilisasi dulu dengan kapur sebelum diurug di lahan TPA.
Tipe Grit Chamber
yang biasa diterapkan di IPAL ada tiga, (1) Velocity Controlled Grit Chamber atau Horizontal Flow
Grit Chamber dengan alat ukur Parshall Flume;
(2) Aerated Grit Chamber, ada aerasi untuk mengurangi pembusukan; (3) Constant Level – Short Term Grit Chamber. Jenis yang dipasang
bergantung pada maksud pembuatannya, apakah untuk air limbah yang tinggi beban
organiknya (biodegradable) ataukah
untuk air limbah yang mayoritas berisi pasir yang cepat mengendap. Yang dibahas selanjutnya
adalah tipe pertama, yaitu horizontal
flow karena bisa mudah dianalisis dengan hukum klasik partikel diskrit
untuk unit sedimentasi, yaitu Stokes’ Law.
Pada tipe aliran horizontal, airnya mengalir secara horizontal
dan kecepatan alirannya dikendalikan oleh dimensi unit, influent distribution gate, dan pelimpah di ujung efluen. Bentuk bak tipe aliran horizontal ini bisa segiempat, bisa juga lingkaran dan di bagian ujungnya
(outlet) dipasang weir khusus. Yang
pertama
dibuat dan banyak diterapkan adalah berbentuk segiempat dengan pengontrol kecepatan aliran air. Minimum dibuat dua unit agar salah satunya dapat dibersihkan
dan operasional tetap berjalan normal. Unit ini didesain
untuk kecepatan mendekati 0,3 m/d (1 fps)
dan untuk memberikan kesempatan kepada grit
agar mengendap di dasar saluran. Dengan kecepatan tersebut maka mayoritas zat
organik akan terbawa aliran, tetapi dapat mengendapkan grit. Pembersihannya dengan dua cara juga, yaitu secara mekanis dan dengan
tangan (manual). Unit mekanis digunakan di instalasi dengan debit pengolahan di
atas 40 liter/detik.
Berkaitan dengan desainnya, faktor desain yang biasa diterapkan ialah kecepatan aliran air dan waktu tinggal (detensi: 45 detik s.d 1,5
menit). Kecepatan ini harus dikendalikan untuk meminimalkan endapan zat organik yang bisa membusuk di dalam ruang grit. Pada Grit Chamber tradisional, yaitu unit
yang kali pertama dikembangkan dalam pengolahan air limbah, overflow rate yang digunakan adalah 900
kali kecepatan partikel terkecil yang akan disisihkan. Partikel ini biasanya
berukuran 0,2 mm dengan berat jenis (specific
gravity) antara 1,3 - 2,65. Meskipun demikian, ada saja zat
organik yang
ikut mengendap sehingga perlu dilengkapi dengan fasilitas pembersihan
(washing unit) untuk menyisihkan zat
organik dari grit.
Tabel 1.
Rentang kecepatan endap dan waktu detensi.
Parameter
|
Satuan
|
Rentang
|
Tipikal
|
Waktu detensi
|
detik
|
45 – 90
|
60
|
Kecepatan horizontal
|
m/d
|
0,25 –
0,4
|
0,3
|
Kecepatan endap grit:
|
|||
* diameter
0,21 mm
|
m/menit
|
1,0 –
1,3
|
1,15
|
* diameter
0,15 mm
|
m/menit
|
0,6 –
0,9
|
0,75
|
Sumber : Metcalf- Eddy, 2003
Terakhir, fasilitas yang
perlu dilengkapi di bagian hulu Grit Chamber
adalah bar screen dan kominutor (comminutor). Bar screen untuk menyisihkan sampah, ranting, dan kominutor untuk
memotong benda-benda yang lolos dari bar
screen sehingga ukurannya menjadi relatif seragam. Fasilitas screen dan kominutor ini dapat
memudahkan operasi dan perawatan Grit
Chamber. *
Sumber gambar: http://www.accessscience.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar