• L3
  • Email :
  • Search :

15 Juli 2024

Dari Ubud ke Penglipuran ke Jalan Lain ke Benoa

Dari Ubud ke Penglipuran ke Jalan Lain ke Benoa

Pagi itu, di Kuta Selatan, cuaca cerah dengan temperatur hangat menuju panas. Tiga bus Siliwangi Holiday beringsut pelan tetapi pasti menyusuri jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra menuju Ubud. Lalu-lintas relatif lancar karena hari libur. Libur terakhir murid di Bali.


Suasana di sekitar Pasar Seni Ubud relatif sepi. Masih pagi. Turis asing terutama dari Eropa belum banyak tampak. Ada beberapa yang berjalan dan naik motor. Ada yang olah raga lari pagi. Tidak jauh dari pasar tersebut, hanya sepelemparan batu, kukuh berdiri bangunan Puri Saren Agung dengan raja yang terkenal adalah Tjokorda Gde Agung Sukawati.

Dari Ubud bis lantas bergerak ke Penglipuran, Bangli. Desa bersih ini asri dihembus angin sepoi-sepoi dingin dari sela-sela dedauan hutan kayu dan bambu. Juga ada kalanya angin bulan Juli yang kencang sehingga tampak banyak layangan bertebaran di langit Bali. Setelah makan siang di rumah nomor 36 dengan menu nasi, sate lilit, ayam, sayur cambah, sambal, wisatawan berbelanja dan aktivitas lainnya.

Lewat tengah hari perjalanan dilanjutkan ke Krisna di Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar. Wisata belanja seperti makanan, beragam jenis dan merek kopi, baju, dll. tersedia dengan harga kompetitif. Di halaman parkir, sebelum masuk ke toko, ada bangunan mushala yang unik. Di luar tampak seperti taman gantung berbahan beton yang berada di atas air kolam tetapi di bagian dalamnya dilapisi kayu. Adem meskipun tanpa AC.

Menjelang senja perjalanan dilanjutkan ke Blackstone Yacth Club, Benoa. Makan malam dilanjutkan dengan acara musik dan menyanyi hingga sekitar pukul 22.00 WITA. Yang juga unik, di depan restoran tersebut ada masjid luas, namanya Masjid Bahari, masjid laut. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar