Air Minum yang
Memiskinkan
Gede H. Cahyana
Pengamat Air dan Sanitasi UKRI
Mantan Menteri Keuangan Bambang
Brodjonegoro menyatakan bahwa air minum kemasan (amik) menjadi salah satu sebab
pemiskinan kelas menengah. Pemiskinan terjadi karena pergeseran konsumsi air
minum dari air sumur atau air ledeng menjadi amik. Keajegan mengonsumsi
amik menggerus pendapatan (income) secara signifikan. Selapis di
bawahnya, masih di kelas menengah, terjadi peralihan ke air minum kemasan ulang
(amiku). Kantor, sekolah, kampus, perusahaan besar biasanya menyediakan amik dalam
botol plastik atau botol galon. Sedangkan kantor kecil menyediakan amiku dari
depot air isi ulang.
Pemiskinan tersebut bisa
dianalisis secara sederhana. Misalkan sebuah keluarga terdiri atas empat orang.
Konsumsi rerata air minumnya 2 liter per orang sehari. Totalnya menjadi 8 liter
sehari. Satu botol gallon berisi 18,925 liter (dibulatkan 19 liter). Air gallon
tersebut akan habis dalam waktu 19/8 atau 2,4 hari. Dalam sebulan dibutuhkan
30/2,4 botol atau 12,5 botol. Harga rerata Rp15 ribu per botol gallon sehingga
sebulan menjadi Rp187.500. Misalkan harga beras yang biasa dibeli kelas
menengah-bawah adalah Rp12.000 per kilogram maka pembelian amik setara dengan
16 kilogram beras sebulan.
Gede H. Cahyana
Pengamat Air dan Sanitasi UKRI
Pergeseran
konsumsi terjadi karena kualitas air sumur atau air ledeng belum memuaskan. Belum
memenuhi persyaratan Permenkes
nomor 2/2023. Air sumur lebih banyak dikonsumsi oleh rakyat miskin. Di kawasan
kumuh misalnya, air sumur bercampur rembesan septic tank
sehingga mengandung bakteri E. coli, zat organik, zat beracun, deterjen. Air
bekas cucian baju, beras, ikan, sayur dibuang di sekitar sumur sehingga rembesan
masuk ke sumur. Di kampung padat penduduk air sumurnya bersebelahan dengan
selokan. Air sumur tersebut juga digunakan untuk warung nasi, kuah sayur, atau racikan
minuman anak-anak.
Pada tahun 2023 FAO UN menyatakan bahwa Water is Life. Water is Food. Leave No One Behind. Orang mampu bertahan hidup tanpa makan daripada tanpa minum air. Secara spiritual air lebih utama daripada pangan dan energi. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup (Qur’an, al Anbiyya: 30). Agama Hindhu mengenal tirtha nirmala, tirtha kamandalu, amrta njiwani (Sansekerta). Legenda puisi Philip Larkin: If I were called in, to construct a religion, I should make use of water. Pindar berkata, ”Water is the best of all things.” Pasal 8 ayat 2 UU No. 17/2019 tentang Sumber Daya Air memberikan prioritas hak rakyat atas air dengan hirarki: (a) kebutuhan pokok sehari-hari (b) pertanian rakyat dan (c) kegiatan usaha melalui SPAM.
Kesehatan manusia tidak hanya bergantung pada makanan bergizi tetapi juga air minum. UNEP melaporkan, 5 – 10 juta orang meninggal per tahun akibat penyakit yang berkaitan dengan air. Air minum mayoritas rakyat Indonesia, yaitu air sumur dangkal atau bukan jaringan pipa (BJP) belum berkualitas aman. BJP tersebar dari desa di gunung dan bukit hingga kampung nelayan di pantai. Kondisi BJP tidak baik-baik saja. Air sumur tidak terlindungi berbahaya bagi kesehatan rakyat. Maka perlu perluasan akses air minum aman BJP agar kesehatan masyarakat meningkat, bisa menghemat energi sehingga menguatkan kemampuan membeli pangan.
Penyatuan kerja atau
kerja sama (bukan sama-sama bekerja secara terpisah) diperlukan agar proses untuk
mencapai air minum aman (JP dan BJP) lebih cepat dan biayanya terjangkau rakyat
miskin. Hindarilah poor management hurts the poor most. Dengan demikian,
rakyat tidak harus membeli amik kecuali saat rapat atau piknik saja. Penyatuan kerja
tersebut bisa dalam bentuk dewan atau Badan Air Minum Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar