• L3
  • Email :
  • Search :

26 November 2009

Hari Guru Nasional

Puisi di bawah ini khusus dinisbatkan kepada guru atas semua dedikasinya. Memang sudah menjadi rahasia umum, beragam-ragam kejelekan, hal negatif, predikat buruk disandangkan di pundak guru. Walau demikian, aku maklum, aku mafhum. Apapun, bagaimanapun, mereka tetaplah guruku yang mengajariku baca-tulis, mengarang-menulis, berhitung, ilmu alam, ilmu sosial, agama, PMP, bahkan PSPB sekalipun. Semoga dengan proses sertifikasi, peningkatan jenjang pendidikan, mampu menambah profesionalisme guru dalam belajar-mengajar. Semoga balasan atas jasanya (baik dari pemerintah maupun masyarakat) membaik, melayak, dan ”dengan tanda jasa”, Hymne (Baru) Guru.


Karena Guru

Eksekutif:
Semua presiden, wakil presiden, menteri, dirjen, sekjen
Semua gubernur, bupati, walikota, camat, bendesa, lurah
Semua direktur perusahaan, komisaris bisnis, pemilik agribisnis
Semua pegawai negeri sipil, pusat – daerah, di semua bagian

Legislatif:
Semua anggota DPR, DPRD I, DPRD II
Semua anggota DPD, anggota MPR

Yudikatif:
Semua hakim, jaksa, polisi, KPK, MK, MA
Semua lawyer, advokat, penasihat hukum, notaris

Armiyatif:
Semua jenderal, kolonel, kapten, bintara, tamtama
Semua pasukan khusus
Semua milisi

Tarbiyatif:
Semua guru, dosen, pendidik luar sekolah
Semua ustadz/dzah,
Semua kyai, da’i

Semua insan dalam profesi tersebut
Semua karena guru
Baca-tulisnya karena guru
Berhitungnya karena guru

Kini, menggeliat sudah semua guru
Berduyun-duyun kuliah lagi
Rela bersusah-payah ikut pelatihan
Mengisi portofolio, ‘tuk meraih sertifikat pendidik
Menggapai kompetensi pedagojik
Menjadi profesional
Juga humanis
Aamin

Bapak dan ibu guru
Rayakanlah Hari Guru Nasional, 25 November 2009
Dengan optimis

Salam hormat,
Atas nama mantan murid yang kini
menjadi murid di SK: Sekolah Kehidupan
Gede H. Cahyana

1 komentar:

  1. terima kasih banget tulisannya yang sangat mencerahkan ini, mas. semoga guru tak hanya sekadar jadi tenaga profesional yang digaji karena pintar mengajar, tapi lebih dari itu, guru benar2 bisa memosisikan diri sebagai shi-fu yang menjadikan siswa didiknya tak lebih dari anak kandungnya sendiri.

    BalasHapus