• L3
  • Email :
  • Search :

27 Oktober 2025

Aqua, Gubernur Jawa Barat, dan Sumber Air

Aqua, Gubernur Jawa Barat, dan Sumber Air

Berita kunjungan Gubernur Jawa Barat ke sumber air baku milik perusahaan air minum kemasan (Amik) bermerek Aqua banyak mendapatkan tanggapan. Masyarakat memberikan komentar dari beragama sudut pandang. Cenderung menuduh perusahaan Amik tersebut berbuat tidak benar berkaitan dengan klaimnya sebagai air pegunungan. Untuk meredakan suasana, pihak perusahaan yang diwakili oleh team ahlinya lantas bertemu Gubernur Dedi Mulyadi, merujuk pada video yang beredar.

                                            Sumber foto: Radar Bogor

Sumber Air

Ada tiga sumber air yang bisa dan biasa digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari. Kesatu, air hujan. Kedua, air tanah. Ketiga, air permukaan. Dari penjelasan team Aqua-Danone dapat diketahui bahwa ada tiga sumber air yang digunakan, yaitu air dari mata air sebagai sumber awal, kemudian air dari sumur sedalam 30 m dan dari air di kedalaman 100 m. Semuanya masuk ke dalam kelompok air tanah (ground water).

Gubernur Dedi Mulyadi bertanya, sumber air yang manakah yang paling tinggi (atau terbaik) kualitasnya? Team Aqua tidak menjelaskan secara gamblang to the point. Seharusnya bisa dijawab dengan mudah karena kualitas air baku dari ketiga sumber tersebut pasti sudah ada. Bahkan kualitas sumber air tersebut selayaknya dipantau atau dicek atau dianalisis di laboratorium berakreditasi secara rutin setiap enam bulan. Biayanya murah apalagi bagi perusahaan besar seperti Aqua. Karakteristik fisika, kimia, biologi (bakteriologi) sudah hal lumrah di dalam kualitas air baku. Semua konstituen di dalam tiga kelompok karakteristik tersebut bisa diuji di laboratorium bahkan bisa digunakan test kit yang banyak dijual.

Mengacu pada teknologi pengolahan air minum, sesungguhnya semua sumber air yang disebutkan oleh team Aqua di depan Gubernur Dedi Mulyadi bisa digunakan sebagai sumber air minum kemasan. Semuanya adalah air tanah. Hanya satu syaratnya, yaitu teknologi yang digunakan harus mampu menyisihkan semua konstituen yang melebihi baku mutu air minum. Sebaiknya Pak Gubernur juga mengunjungi Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM)-nya, mengecek jenis unit operasi dan unit proses yang digunakan dan konstituen apa saja yang disisihkan di dalam setiap unit operasi dan proses tersebut.

Perlu ditanyakan juga perihal operasi dan pemeliharaan (O-M) setiap unit operasi dan prosesnya, seperti jenis-jenis filter yang digunakan, ada berapa jenis filternya, setiap jenis ada berapa kali filtrasi, berapa lama waktu pencuciannya, apakah selalu diganti dengan media baru filter misalnya. Sebab, semua material filter memiliki waktu operasi (life time) tertentu (terbatas). Ada saatnya sebuah filter perlu dicuci atau bahkan dibuang, diganti dengan yang baru. Teknologi membran misalnya, apakah menggunakan reverse osmosis atau hanya mikrofiltrasi? Bisa juga ultrafiltrasi atau nanofiltrasi. Perbedaan bahan membran akan menghasilkan air yang berbeda juga kualitasnya.

Pengolahan Air

Semua air di planet Bumi ini bisa dijadikan air minum. Maka, air hujan, bahkan bisa langsung diminum dengan syarat sebagai berikut. Hujan deras yang sudah jatuh sekitar sepuluh menit dapat ditampung airnya, harus langsung ditampung dari langit, tidak yang jatuh di atap rumah (gedung). Apabila mikroplastik tidak mencapai ketinggian awan hujan maka air hujan tersebut sudah layak diminum. Polutan udara seperti mikroplastik, debu, partikulat, gas CO2, SOx. NOx akan ikut jatuh bersama air hujan.

Demikian juga air tanah, baik dari mata air artesis (spring) maupun air sumur bor dari akifer tertekan (confined aquifer). Apabila daerah tangsap (tangkap dan resap) di gunung, bukit atau pegunungan & perbukitan dalam kondisi baik, berhutan lebat tanpa ada ladang dan sawah maka airnya akan berkualitas baik. Tetapi akan buruk kualitas air bakunya apabila sudah ada aktivitas atau budidaya seperti pertanian, perkebunan, peternakan. Terlebih lagi sudah ada permukiman, akan bertambah buruk kualitas airnya. Ini sebabnya, pemerintah harus melindungi, tidak boleh alih fungsi lahan hutan di perbukitan, pegunungan karena lokasi tersebut adalah sumber air penduduk.

Merujuk pada pertemuan antara Gubernur Dedi Mulyadi dan team Aqua maka dapat disimpulkan bahwa iklan yang disebarkan ke masyarakat oleh Aqua tidak sama 100% dengan kondisi sumber air yang mereka iklankan. Aqua sebaiknya mengubah kalimat yang diterakan di kemasan airnya. Mungkin hal serupa terjadi juga pada air minum kemasan (Amik) dari merek-merek lainnya. Ada ratusan merek air minum kemasan, khususnya kemasan kecil (cup, isinya 200 – 300 ml). Belum lagi air minum kemasan ulang (Amiku) atau yang biasa disebut depot air isi ulang. Depot air minum isi ulang jauh lebih banyak bermasalah, berkaitan dengan teknologi yang digunakan dan O-M yang berpengaruh pada kualitas air olahannya. Sepatutnya semua depot memeriksakan kualitas air baku dan air olahannya setiap enam bulan sekali.

Sungguh, kunjungan Gubernur Dedi Mulyadi patut diapresiasi. Namun yang lebih penting lagi adalah tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh semua perusahaan Amik dan juga Amiku agar air yang diminum oleh masyarakat tidak menimbulkan dampak buruk pada kesehatannya. Tanpa tindak lanjut, hanya sebatas sidak dan pertemuan klarifikasi saja, tanpa perbaikan, maka momentum itu menjadi sia-sia tanpa manfaat. Hanya sekadar berita yang ramai saja.

Air Limbah

Air limbah pun sesungguhnya bisa diolah menjadi air minum. Hanya saja, ada aspek fikih dan aspek perasaan manusia yang menolak penggunaan air limbah sebagai air minum. Namun patut diketahui bahwa air sungai yang digunakan sebagai air baku oleh PDAM (BUMD AM) ada yang sudah bercampur dengan air limbah. Penduduk Bandung yang membuang air limbah kakus ke sungai akan mengalir menuju waduk Saguling, lalu ke Cirata, kemudian ke Jatiluhur. Begitu juga air limbah penduduk di tepi semua sungai yang lain, akan mengalir menuju Jatiluhur. Air waduk ini sekitar 18.000 liter per detik dialirkan ke selokan, yaitu Kalimalang menuju pengolahan air milik PAM Jaya, Jakarta.

Air PDAM (BUMD AM) dapat dijadikan air seperti merek Aqua tersebut dengan cara pengolahan menggunakan teknologi membran. Hanya saja, tidak semua orang mau minum air olahan yang seperti ini. Padahal kualitasnya sama dengan air minum yang berasal dari air hujan yang langsung ditampung dari angkasa, sama juga dengan air minum olahan merek Aqua yang airnya berasal dari sumur bor 100 m atau dari mata air artesis (spring). Newater di Singapura adalah IPAM yang mengolah campuran air tawar - air limbah yang diolah menjadi air minum. Kalau mereka bisa, tentu orang Indonesia juga, sepatutnyalah, bisa.

Informasi tentang pengolahan air lainnya tersedia di folder folder di blog spot Gede H. Cahyana.*

ReadMore »