Ketertinggalan Jawa Barat Selatan
Oleh Gede H. Cahyana
Oleh Gede H. Cahyana
-------------------------------------------------------------------------
Di bawah ini adalah tulisan singkat tentang konsep pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan, lebih menjurus pada konservasi fungsi lingkungan. Pembangunan setiap satuan ekonomi dan sosial harus tetap menjaga fungsi lingkungan agar tetap seperti sebelum diubah peruntukannya.
Kondisi Eksisting
Ciri khas bentang alam di wilayah Jawa Barat bagian Selatan adalah pantai yang langsung diikuti oleh dataran tinggi. Bahkan bibir pantai bergaris ombak indah memutih itu tampak jelas dari ketinggian di perbukitan Cianjur Selatan (600 m dpl). Bentang alam yang eksotis ini berpotensi sebagai daerah tujuan wisata, selain memiliki keunggulan komparatif sebagai daerah yang kaya gula aren, kayu, dan pertanian. Hasil laut dari bermacam-macam jenis bisa juga dijadikan sumber daya alam yang unggul.
Di balik kemolekan alam itu, ironisnya, masyarakatnya sudah lama menderita karena tidak ada jalan yang bisa memperlancar arus barang yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Semua warga tanpa kecuali mengeluhkan kondisi jalan yang sulit dilewati karena hanya berbatu pecah yang sering memecahkan ban kendaraan dan sebagian ruas yang lain hanya bertanah merah yang licin saat gerimis. Kalau ban kendaraan sudah pecah sekali alamat akan pecah berkali-kali, seperti dari Cirendeu menuju Cisaranten dan Sindangbarang.
Dengan kondisi seperti di atas, dapat dibayangkan, betapa berat murid-murid SD setiap hari harus berjalan kaki ke sekolahnya menyusuri jalan licin, rawan longsor dan berada di pinggir hutan. Sampai di sekolah mereka tidak langsung belajar tetapi membuka bekal dulu untuk sekadar sarapan nasi atau lontong dengan ikan asin. Ketika hujan mereka tidak bisa belajar hingga selesai pada siang hari karena segera dipulangkan oleh gurunya agar tidak kemalaman atau terjebak di jalan sepi. Kehujanan di jalan berarti harus berteduh di gubuk-gubuk reyot di tepi jalan semalaman tanpa lampu teplok, apalagi listrik. Gelap. Hanya gulita yang menemani serta derat-derit gesekan dahan dan daun dihembus angin kalau mereka tidak dijemput oleh orang tuanya sebab orang tuanya pun takut menjemput karena hujan. Guru pun pulang lebih awal naik motor yang juga berbahaya karena jalannya licin dan tebingnya rawan longsor. Padahal inilah satu-satunya jalan yang menghubungkan Cianjur Selatan dengan Kabupaten Bandung (Ciwidey).
Kejadian nyaris sama terjadi di sepanjang Jawa Barat Selatan, mulai dari Pangandaran sampai ke Ujung Genteng. Wajiblah pemerintah pusat dan daerah mengembangkan wilayah Jawa Barat Selatan dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, agama, dan potensi bentang alamnya. Dalam tulisan ini disampaikan beberapa pandangan untuk peningkatan kualitas ekonomi, sosial, pendidikan, keamanan dan pelestarian fungsi lingkungan. Isu strategis wilayah Jawa Barat Selatan ialah kesenjangan di berbagai sektor seperti disebut di atas. Perkembangan Jawa Barat Selatan relatif rendah akibat keterbatasan infrastrukturnya. Prioritas pengembangan bisa ke arah ekonomi pariwisata pantai, perikanan, dan pengembangan sumber daya manusia. Itu sebabnya, sekolah hendaklah dibangun mulai dari SMP hingga perguruan tinggi, minimal kursus dan sekolah kejuruan (SMK perkebunan dan kelautan).
Badan Pengelola
Untuk mengawali percepatan pembangunan di Jawa Barat Selatan itu, perlu ada badan yang mengurusinya dengan tugas:
- Menyusun Rencana Induk dan Rencana Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana serta Pengembangan Wilayah Jawa Barat Selatan.
- Mengupayakan pelabuhan untuk perikanan dan perdagangan di lokasi yang tepat secara geologis, geografis, dan sosio-ekonomis.
- Membuat fasilitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi warga Jawa Barat Selatan dengan membangun jalan akses dan/atau kereta api Timur-Barat-Tengah Jawa Barat dan berhubungan dengan berbagai jalan tol eksisting.
- Penyediaan infrastruktur bidang Teknik Lingkungan seperti air baku, air minum, air limbah, drainase, persampahan, sumber energi, dan telekomunikasi.
Dengan demikian, pengembangan wilayah Jawa Barat Selatan akan terintegrasi dengan pengembangan Jawa Barat bagian tengah yang memang sudah terhubung dengan Jakarta dan berbagai pelabuhan dan bandara di Jawa Barat. Objeknya ialah prasarana transportasi (jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dsb); prasarana kesehatan (jaringan pipa air minum, drainase, air limbah, pengelolaan sampah); prasarana energi dan komunikasi (jaringan kawat transmisi dan pembagi, jaringan telepon dsb).
Kebutuhan prasarana untuk mendukung pengembangan Jawa Barat Selatan sbb:
a. Transportasi
- Jaringan jalan dan prasarana penunjang. Pengembangan jaringan jalan harus berhubungan dengan sistem transportasi nasional dan regional.
- Kereta api. Pengembangan jaringan rel kereta api dari Timur ke Barat dan dikoneksikan dengan jaringan rel yang sudah ada, termasuk kereta api wisata.
- Transportasi laut. Pengembangan transportasi laut: pelabuhan internasional, nasional, regional, atau lokal.
- Transportasi udara. Pengembangan bandara domestik regional, terutama untuk pengangkutan hasil bumi dan perikanan, termasuk wisatawan.
b. Energi
- Kebutuhan pengembangan energi meliputi listrik dan gas. Pengembangan energi listrik dengan opsi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya, atau energi biogas yang berasal dari kotoran ternak dan hutan.
c. Utilitas.
- Kebutuhan pengembangan utilitas wilayah adalah penyediaan sumber air baku, air minum, air limbah, persampahan, drainase, energi, dan telekomunikasi.
Konsep Pengembangan
Bagaimana metode untuk mengembangkan wilayah Jawa Barat Selatan? Kata kuncinya ialah bersahabat dengan lingkungan agar tidak menjadi bumerang pada masa depan seperti terjadi sekarang akibat keburukan konsep pembangunan pada masa lalu. Ada tiga konsep yang diutarakan, yaitu:
A. Konsep pengembangan berkelanjutan
B. Konsep pengembangan yang bersahabat dengan lingkungan
C. Konsep pengembangan timbal-balik dengan pembangunan sumber daya manusia.
A. Konsep pengembangan berkelanjutan
Konsep pembangunan yang diterapkan harus “berkelanjutan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Penjabaran pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama (pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan keberlanjutan lingkungan) yang saling bergantung.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan adalah mengutamakan hubungan yang berkesinambungan antara pembangunan wilayah dengan konservasi lingkungan sekitarnya.
B. Konsep pengembangan yang bersahabat dengan lingkungan.
Konsep pembangunan yang bersahabat dengan lingkungan ialah konsep pengembangan yang berlanjut terus (sustainable development). Pembangunan yang sinergi dengan lingkungan mengedepankan keselarasan antara pengembangan wilayah dengan konservasi lingkungan, yaitu pengembangannya tidak fokus pada pembangunan semata tetapi juga memperhatikan kelestarian fungsi lingkungannya. Dalam pengembangan wilayah Jawa Barat Selatan ini perlu ditekankan agar terwujud sustainable environmental and development.
Berdasarkan konsep tersebut maka pembangunan harus mengacu pada:
1. Keberlanjutan Lingkungan
a. Pembangunan dikembangkan secara jelas peruntukan daerahnya.
b. Ada buffer zone untuk pelestarian fungsi lingkungan.
c. Struktur bangunan harus ramah terhadap lingkungan
d. Konsep clean production dalam pengadaan jaringan air limbah.
e. Air minum yang langgeng sumbernya, catchment area terlindungi.
f. Pendekatan 3R dalam pengelolaan sampah dan sanitary landfill.
2. Pembangunan Ekonomi
a. Pembangunan wilayah harus mendukung industri kecil di daerah.
b. Alokasi lahan harus sesuai dengan fungsinya.
c. Sediakan air bersih, salurkan air limbah/sampah, transportasi, dan listrik.
d. Pemicu wisata bahari, wisata pantai dan pasar ikan skala internasional.
3. Pembangunan Sosial Budaya
a. Penyiapan SDM yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat dengan membuka kesempatan kerja dalam pembangunan.
c. Masyarakat bisa hidup sehat dengan udara dan air bersih sesuai dengan konsep keberlanjutan lingkungan.
d. Infrastruktur perdagangan dan jasa yang dikembangkan adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan penduduk setempat.
C. Konsep pengembangan timbal-balik dengan pembangunan sumber daya manusia.
Hal ini selaras dengan konsep pembangunan yang harus mengembangkan dan meningkatkan kemampuan SDM, yaitu dengan tetap mempertahankan nilai budaya dan agamanya. Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah:
1. Mengembangkan industri dan jasa yang menguatkan pengembangan SDM.
2. Mengembangkan prasarana yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
3. Meningkatkan kemampuan SDM dengan tetap mempertahankan nilai budaya dan agama.
--**--
Disiapkan sebagai materi diskusi dalam Forum Jabar Selatan di rumah dinas Gubernur, Gedung Pakuan, Bandung.