Gempa Cianjur Sukalarang
Gempa dengan magnitudo 5,6 M terjadi di Cianjur pada Senin, 21 November 2022 kurang lebih pk. 13.21 WIB. Orang yang sedang duduk akan merasakan getaran yang menimbulkan pusing kepala sekejap (agak oleng, limbung) sedangkan yang sedang berjalan atau sedang di lift yang turun mungkin tidak merasakannya. Episentrum gempa kali ini ada di darat, di bawah tanah sedalam kurang lebih 10-11 km. Semua gempa yang pusatnya di darat biasanya menimbulkan banyak korban meninggal dan rumah, gedung rubuh.
BMKG menyatakan bahwa sesar yang menjadi penyebab geseran lempeng setempat Bumi adalah sesar Cimandiri. Mbah Rono (Pak Dr. Surono) menyatakan di TVOne pada malam hari (21/11/2022) bahwa lokasi gempa itu tidak tepat di sesar Cimandiri. "Ke Timur sedikit," katanya. Yang pasti itu dari sesar aktif yang belum banyak diketahui karakteristiknya. Betul atau salah, tentu kalangan ahli geologi yang tahu, dibantu oleh ilmu geologi dan peralatan yang ada.
Adapun korban gempa, hingga Selasa sore sudah lebih dari 260-an korban meninggal ditemukan dan sebagian sudah diidentifikasi. Tentu dalam sepekan ke depan seiring dengan evakuasi dan rescue yang dilakukan oleh Basarnas dan relawan akan dapat menambah jumlah korban meninggal. Pertanyaan, gempa ini juga terasa di Sukabumi, khususnya di Sukalarang dsk. Namun berita tentang korban dan kerusakan rumah, gedung, dll tidak banyak dilansir di koran dan di TV. Mungkin tidak banyak rumah atau gedung sekolah dll yang rusak. Hanya retak-retak saja.
Menurut data BMKG, episenter gempa adalah 6,86 LS, 107,01 BT yang bertepatan dengan Sukalarang, di Kecamatan Sukaraja, Kab. Sukabumi. Yang mana yang betul? Apakah pusatnya di Cugenang atau di Sukalarang? Kerusakan parah memang terjadi di Cugenang. Mungkin karena tanahnya labil, gembur, dan selama ini diketahui sering longsor padahal tidak ada gempa.
Gempa Cianjur atau Sukalarang terjadi siang hari, setelah waktu istirahat usai. Katakan saja istirahat antara pk.12.00 s.d 13.00 WIB. Artinya, banyak murid, santri, pekerja, pegawai, pewarung dan penjaga toko mulai aktif di dalam ruang atau gedung. Mungkin banyak yang tidak berhasil lari ke halaman luar yang lapang karena dalam hitungan beberapa detik saja rumah, gedung sudah rubuh. Di beberapa kejadian gempa, misalnya di Iran, gempa yang terjadi pada malam hari menimbulkan lebih banyak korban meninggal.