Tahun Optimistis Pengembangan Air Minum dan Sanitasi
Angka tahun berubah. Sekarang sudah Januari 2024. Pada tahun ini Indonesia akan memiliki pemerintah baru, yaitu presiden dan wakil presiden baru. Kabinet juga boleh jadi diisi oleh orang-orang baru yang sedikit-banyak akan berimbas pada BUMD AM (Perumda AM, Perseroda AM atau PDAM), Perpamsi dan warga negara Indonesia umumnya.
Namun demikian, merujuk pada pasal 33 UUD 1945, ada tiga sumber daya alam (SDA) yang akan tetap menjadi primadona di setiap pemerintahan. Tiga SDA tersebut dikenal dengan singkatan FEW: food, energy, water. Yang dimaksud water adalah air minum dan sanitasi (Amsan) atau water and sanitation (Watsan). Kualitas air minum dan sanitasi yang layak dan aman bagi seluruh rakyat Indonesia perlu ditingkatkan. Tidak sekadar meningkatkan jumlah pelanggannya tetapi juga kualitas dan kontinyuitas (kesinambungan) layanannya.Empat Pilar
Untuk meningkatkan Amsan yang aman diperlukan peran sinergis empat pilar, yaitu (1) Pemerintah (Kementerian Dalam Negeri, PUPR, Keuangan dan pemerintah daerah), (2) Perumda AM dan Perpamsi, (3) Prodi Teknik Lingkungan dan Bakerma TL, dan (4) IATPI (Ikatan Alumni Teknik Penyehatan & Lingkungan Indonesia) dan PII (Persatuan Insinyur Indonesia). IATPI misalnya sudah mencanangkan program pengurusan sertifikasi profesi tanpa biaya untuk dosen Teknik Lingkungan (TL) dengan latar pendidikan sarjana Teknik Penyehatan, Teknik Lingkungan, Teknik Kimia. Program yang dirilis oleh ketua IATPI periode 2023-2027, yaitu Endra S. Atmawidjaja, S.T., M.Sc., DEA., IPU bertujuan meningkatkan jumlah tenaga ahli TL yang berkecimpung di perusahaan jasa konsultan, supervisi, dan konstruksi.
Program perbanyakan tenaga ahli bersertifikat ini sejalan dengan visi IATPI, yaitu membina dan mengembangkan profesi TL demi kepentingan rakyat Indonesia, agar dapat mewujudkan paktik model baru rekayasa lingkungan, pendidikan tinggi dan penguatan riset. Selaras dengan SDG’s, kebutuhan tenaga ahli bersertifikat terus meningkat, tidak hanya di sektor pekerjaan konvensional yang menjadi kompetensi inti (core) keahlian di bidang Amsan tetapi juga sudah masuk ke sektor minyak, gas, tambang, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan mitigasi bencana akibat perubahan iklim dengan memanfaatkan artificial intelligence dan big data.
Program perbanyakan tenaga ahli bersertifikat ini menjadi awal peningkatan kuantitas sebelum menuju ke peningkatan kualitas. Merujuk pada data IATPI hingga 30 Oktober 2023, hanya tercatat 2.073 orang yang memiliki sertifikat keahlian TL. Perinciannya adalah ahli Teknik Lingkungan sejumlah 1.090 orang, ahli Air Minum 616 orang, dan ahli Teknik Sanitasi dan Limbah 367 orang. Namun data ini perlu dicek kembali karena boleh jadi satu orang sarjana memiliki SKA lebih dari satu keahlian. Bisa diduga jumlah tenaga ahli bersertifikat kurang dari 2.073 orang.
Angka 2.073 orang tersebut memberikan makna bahwa hanya sedikit lulusan Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan yang memiliki sertifikat keahlian. Pada awal tahun 2024 ini ada 110 prodi Teknik Lingkungan dan variasi nama serumpunnya . Apabila setiap prodi meluluskan 10 orang pertahun maka kurang lebih ada 1.100 orang lulusan pertahun. Perlu kerjasama untuk mendata lulusan TP, TL, RIL (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan) di Indonesia. Bakerma TL bisa menjadi solusi dengan merilis secara rutin jumlah lulusan setiap tahun. Bakerma TL juga bisa menjadi pengembang kurikulum agar up-to-date dengan tetap berpijak pada historical based competence di bidang Amsan. Pengembangan kurikulum melibatkan prodi TL, pengurus Bakerma TL, Dikti Kemendikbudristek, IATPI, dan PII: berkaitan dengan relasi sertifikat keahlian dan profesi insinyur.
Bakerma TL, dalam hal ini ketua barunya, sudah menyampaikan program kerja pada saat Munas di Universitas Hasanuddin Makassar, 14-15 Desember 2023. Ketua lama Bakerma TL Dr. Benno Rahardyan, S.T., M.T (TL ITB) memberikan estafet kepemimpinan kepada Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.E.S., M.Sc., Ph.D. Materi bahasan ketua baru IATPI dan ketua baru Bakerma TL di dalam Munas tersebut memiliki spirit sama dalam memajukan prodi TL dan tenaga ahli atau insinyur profesional. Pada saat yang sama Dr. Ir. Novrizal Tahar, IPU juga menjadi Ketua Umum BKTL-PII sehingga dapat memperkuat relasi tripartit institusi tersebut. Tripartit ini dapat meningkatkan kuantitas tenaga ahli dan meningkatkan kualitasnya dengan raihan sertifikat keahlian dan pendidikan Program Profesi Insinyur.
Meskipun belum semua anggota Bakerma TL memiliki kurikulum yang berpedoman pada LAM Teknik, beberapa prodi sudah memasukkan basic sciences (matematika, fisika, kimia) dengan bobot 24 SKS dan melaksanakan mata kuliah berbasis Capstone Design (CD). Uniknya, meskipun baru dikenalkan dan banyak prodi yang belum melaksanakannya, CD sudah dilombakan di Munas Makassar dan menjadi lomba pertama dalam sejarah Bakerma TL. CD adalah kulminasi pengalaman belajar mahasiswa selain mata kuliah Tugas Akhir. Materi CD bertema desain di bidang pengelolaan dan pengolahan air minum, air limbah, K3 di instalasi pengolahan air, reduksi pencemaran udara, dan teknik pembuangan akhir sampah dan limbah B3. Perlu dicoba tema lain di bidang mitigasi bencana akibat perubahan iklim dan menyiapkan dosen pengampunya yang berkompeten.
Selanjutnya, nilai manfaat CD akan diterima oleh Perumda AM karena lulusan TL, baik yang bersertifikat keahlian maupun tidak, sudah memperoleh pengalaman desain selama kuliah selain menulis Tugas Akhir. Namun demikian, untuk peningkatan kualitas lulusan, pada masa depan persyaratan lowongan kerja di Perumda AM bisa menyertakan seleksi profesi dan kepemilikan sertifikat keahlian. Perumda AM dan Perpamsi bisa bersinergi dengan dua pilar tersebut dalam upaya menguatkan manfaat ilmu dan teknologi untuk meningkatkan layanan air minum. Perpamsi pun dapat mengoordinasikan kegiatan untuk membahas materi pengembangan air minum dan sanitasi khususnya Perumda AM yang juga mengelola air limbah.
Terakhir adalah peran pemerintah, khususnya Kemendagri, PUPR dan Keuangan serta pemerintah daerah. Tiga kementerian ini selalu berkaitan dengan Perumda AM. Peraturan dan administratif Perumda AM dirilis oleh Kemendagri, sedangkan perencanaan (master plan, FS, DED) dan rekayasa dirilis oleh PUPR. Adapun pendanaan, hibah dan penguatan anggaran menjadi tugas Kementerian Keuangan RI. Demikian pula peran pemerintah daerah dalam menguatkan perusahaan daerah masing-masing.
Tahun Optimistis
Pada tahun 2024 ini Bakerma TL memiliki peran dalam mengonsolidasikan 110 prodi TL dan serumpunnya. Pertumbuhan pesat prodi ini mencirikan kebutuhan lulusan TL semakin besar. Semakin besar pula kebutuhan insinyur profesional dan memiliki sertifikat keahlian. Besarnya peran insinyur TL dalam pembangunan Amsan dikuatkan oleh kegiatan World Water Forum ke-10 di Bali pada 18 – 24 Mei 2024 dengan tema Water for Shared Prosperity.
IATPI sudah membuka pelibatan anggota Bakerma TL untuk berpartisipasi sebagai peserta dan pemateri. Insan air minum dari BUMD AM (Perseroda, Perumda AM) dan Perpamsi tentu hadir juga di dalam perhelatan internasional tersebut. Inilah yang menjadikan tahun 2024 sebagai tahun optimistis dalam pengembangan Amsan atau Watsan di Indonesia. *