• L3
  • Email :
  • Search :

16 Mei 2012

Apa Kabar Hari Buku Nasional?


Sejak dicanangkan tahun 1980, setiap tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Ini bertepatan dengan peresmian Perpustakaan Nasional di Jakarta. Bagaimana peran buku bagi perkembangan masyarakat? 


Buku itu pintu ilmu; jendela dunia. Membaca buku sama dengan membuka tirai dunia, membawa dunia lebih dekat dengan kita. Malah ada di tangan kita, dalam lembaran kertas berisi tulisan bermakna, kalimat- nya tertata dengan struktur tertentu yang bervariasi. Inilah makna buku secara klasik konvensional. 

Buku itu gudang ilmu. Yang lebih tepat, menurut saya, buku adalah ladang ilmu. Ladang tempat menyemaikan benih. Benih yang unggul akan bagus hasilnya. Benih buruk, buruklah buahnya. Tak heran ada buku yang menjadi ladang maksiat, mengubah pikiran orang menjadi marxis dan melekatkan ateisme di selaput kelabu otaknya. Bersamaan dengan itu, ada buku yang menjadi ladang kebaikan, menggiring orang pada kebenaran dan hiburan bagi kalbu.

Kekuatan Buku
Lewat buku kita menjadi makin tahu. Orang yang belum pernah ke Alaska menjadi tahu kondisi di sana lewat koran, majalah, tabloid atau buku. Buku-buku tentang kedigjayaan bangsa dan budaya Mesopotamia di Irak zaman dahulu bisa kita ketahui lewat buku juga. Yang belum pernah mendaki Himalaya di India menjadi tahu cerita tentang makhluk Yeti yang misterius itu, juga dari buku. Tentang jagat raya atau makrokosmos seperti planet, bintang-gemintang, asteroid, komet, matahari hingga galaksi, alam renik semisal bakteri-kuman, juga bisa didapat di buku. Sejarah tentang kertas atau papirus dan riwayat mesin cetak Gutenberg juga dapat ditelusuri di buku-buku.

Pendeknya, semua ilmu dan teknologi mulai dari ajaran agama, sekte kepercayaan, teknologi lama dan baru, sejarah dan situs purbakala hingga Zaman Dinosaurus bisa diretas lewat buku. Tak berlebihan jika buku disebut penyambung lidah sejarah. Ia meniti dan melintasi zaman sambil mendata pernak-pernik adat dan budaya di setiap daerah. Sebagai penyambung kebudayaan, buku begitu penting bagi masyarakat beradab yang selalu berpikir maju. Catatan ilmu dan teknologi dari sejumlah buku dipelajari oleh ilmuwan dan teknolog, lalu diuji coba di laboratorium kemudian hasilnya dituangkan di dalam buku juga. Bagaimanapun, buku adalah salah satu alat komunikasi antarilmuwan lintas agama, lintas budaya, lintas negara, dan..., ini yang penting: lintas masa.

Itulah kekuatan buku. Banyak yang percaya pada kemampuan buku untuk menyebarkan sainstek di tengah perkembangan radio, televisi, komputer, internet (blog, FB, Twitter) atau apa saja pada masa depan. Bahkan kehadiran ponsel dengan SMS-nya justru makin membiasakan orang menulis catatan singkat. Ini bisa menjadi cikal-bakal munculnya penulis-penulis buku di kalangan remaja, terlepas dari SMS itu yang—kata pakar bahasa—merusak bahasa kita. Facebook juga sama, dapat membiasakan Fbers menulis apa saja, meskipun sekadar satu-dua kata, baik dianggap penting maupun tidak oleh Fbers lainnya. Yang penting...., menulis.

Yang pasti, baik SMS, e-mail, Fb, Twitter, maupun surat biasa lewat pos adalah sarana pembiasaan menulis dan mengemukakan pendapat secara tertulis yang tertata. Pasti ada sisi positifnya, sekecil apapun ia. Untuk tahap awal, amat prematur kalau kita langsung bicara soal mutu tulisan. Semua orang silakan saja menulis: mau menulis cerita fakta, silakan. Mau fiksi, boleh-boleh saja. Mau novel pop, novel picisan, atau novel sastra, semuanya sah-sah saja. Nanti masyarakat yang menilai. Pokoknya.., tulis!

Kembali ke soal buku. Buku nyaman dijinjing ke mana saja. Praktis dan mudah diakses. Kapan mau dibuka, saat itu juga bisa dilakukan. Tak perlu listrik, tanpa baterei, dan ringan. Sambil santai di kursi, sembari berbaring atau lesehan, waktu berjemur di pantai, mudah dilakoni. Bahkan, untuk mengirim surat ke pacar zaman cinta monyet di SMP-SMA dulu banyak yang diselipkan di dalam buku cerita seperti Lima Sekawan, Sapta Siaga, novel pop, atau buku-buku paket mafikibi (matematika, fisika, kimia, biologi).

Selamat menulis, selamat memperingati Hari Buku Nasional, 17 Mei 2012.*

Salam Buku

Gede H. Cahyana
Foto: Solopos

1 komentar: