Kartini: Surat Terakhir untuk Njonja Abendanon
Oleh Gede H. Cahyana
Kartini mengirim surat
kepada Njonja Abendanon sebelum melahirkan anak lelaki pada 13 September 1904.
Empat hari kemudian, Kartini meninggal sehingga surat itu menjadi surat
terakhir korespondensinya dengan nyonya Belanda ini. Dipetik dari buku Habis
Gelap Terbitlah Terang, tertera pada halaman 187, lembar
terakhir buku terbitan Balai Pustaka, Djakarta 1951, surat ini ditafsirkan
sebagai masa bahagia dalam penantian akan melahirkan.
------*-----
Terima
kasih ibuku atas nasihat supaja aku meriang-riangkan hatiku. Aku mendjadi kuat,
mendjadi segar, memikirkan djauh daripadaku, ada djiwa mengharap dan mendoa
bagi keselamatan diriku, djiwa jang ada berdjiwa pada djiwaku.
Orang jang
ada melihat aku pada beberapa hari ini, mengatakan aku luar biasa girangnja.
Betapakah
saia tiada girang, mengetahui ada akan tiba bahagia jang demikian besarnja itu?
Apakah
salahnja lama waktu merasa kesakitan, bila bahagia jang demikian senangnja itu
ada djadi pahalanja? Saia telah rindu benar menanti bidji mataku itu.
Sungguhlah senang benar hati, djika mengetahui, sekian banjaknja orang turut
merasa seperti saia pada beberapa hari ini.
Tuhan tiada
akan tuli, mendengar sekian banjaknja hati sama-sama mendoa. Ibuku, saia jakin
sejakin-jakinnja, bahwa anak ibu ini tiada akan ada alangan suatu apa. Sudah
tentu ibu akan mendapat kabar dengan segera, bila kedjadian besar itu telah
tiba.
Selamat
malam, Ibuku sajang, terimalah sekali lagi terima kasih kami berdua
banjak-banjak. Sampaikanlah salam kami berdua, dan terimalah sendiri tjiuman
anak kandung Ibu.
-----*-----
Baca juga: Sisi Lain Sosok Kartini
Selamat merayakan Hari Kartini, 21 April 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar