Prabowo Kupilih Karena … …
Prabowo Subianto sangat terdidik. Ia suka membaca. Fasih
berbahasa Indonesia dan asing. Peduli pada pendidikan rakyat kecil, orang
miskin, anak yatim, tani – nelayan, juga buruh dan pedagang pasar. Pemuda - pemudi
dididik, dilatih agar memiliki keterampilan, keahlian untuk memenuhi keperluan
hidup sehari-hari. Tak hanya di Hambalang, tapi juga di berbagai daerah.
Beasiswa juga diberikan kepada kaum milenial yang sarat prestasi olah raga,
terutama pencak silat.
Prabowo mengayomi semua orang. Menghormati semua agama. Ini sesuai dengan ayat “lakum diinukum waliyadiin”, yaitu bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Sebagai
muslim, Prabowo Subianto berupaya melaksanakan ajaran agama Islam, sejauh yang mampu
dilaksanakan, seperti bisa dibaca di berbagai media massa dan sosial yang sudah
tersebar luas. Diakui pula dengan jujur bahwa dirinya bukanlah kalangan santri
yang fasih melafalkan ayat Qur’an. (NB. Kecuali Gus Dur, semua presiden RI tidak
fasih dalam melafalkan ayat suci al Qur’an). Bagi Prabowo, semua orang bebas
melaksanakan ajaran agama masing-masing karena prinsip ini sesuai dengan sila
pertama Pancasila.
Prabowo berteman dengan ‘ulama, ustadz, dan santri. Kegiatan berbagai
organisasi sayap Gerindra memberikan layanan dalam peningkatan ekonomi
masyarakat, termasuk di kalangan pesantren, misalnya koperasi. Ia juga didukung
oleh partai berasaskan Islam seperti PAN, PKS, PPP (Muktamar Jakarta), PBB
(selain Prof. YIM), dan partai nasionalis: P. Demokrat, Gerindra, Berkarya. Lebih
kuat lagi adalah dukungan dari ‘ulama dalam PA 212. Tokoh-tokoh Ormas Islam pun
mendukung Prabowo seperti tokoh Muhammadiyah, NU, Persatuan Islam, al Washliyah, al Irsyad, Wahdah Islamiyah, PUI, dst, termasuk personal dosen dan tenaga kependidikan di
kampus-kampus Islam, baik negeri maupun swasta.
Prabowo adalah sosok nasionalis. Ia utamakan pasal 33 UUD
1945 untuk rakyat Indonesia. Sumber daya alam, di darat dan di laut, juga di
udara (ini penting karena berkaitan dengan wilayah udara yang berisi
lalu-lintas pesawat, satelit, dan komunikasi internasional, dll). Dalam pidatonya,
selalu disebut tentang harga diri bangsa, tentang kedaulatan negara di antara
negara lain, terutama di Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Dalam buku Paradoks Indonesia tertulis visi misi, tujuan, dan strategi pencapaian negara yang kuat secara ekonomi, politik, dan hankam. Ia berikan waktunya untuk menyusun strategi kemajuan bangsa, didukung oleh teman dari lapisan profesi, militer dan sipil.
Dalam bahasa agama ada istilah wakaf. Orang berwakaf tentulah orang berpunya.
Pemilik harta. Pemilik sesuatu yang diberikan kepada orang lain. Prabowo mewakafkan
dirinya, pikirannya, tenaganya, sisa umurnya, bahkan harta bendanya untuk
pemuda, pemudi milenial yang butuh pendidikan, butuh perbaikan ekonomi, butuh
pekerjaan, butuh semangat hidup, dan untuk ayah-ibu, kakek-nenek yang masih
peduli pada eksistensi Indonesia sebagai negara berdaulat kuat. Dalam istilah pesantren, dikenal wakaf diri, yaitu mengabdikan diri untuk mengajar, menyebarkan ilmu, membina kehidupan masyarakat yang belum/tidak sempat belajar di pesantren.
Apalagi sekarang, ia bersanding dengan Sandiaga Uno, seorang pengusaha yang
memiliki 30.000 karyawan, beragam perusahaan, dalam dan luar negeri. Kehadiran
Sandiaga makin menguatkan Prabowo untuk mencapai kekuatan ekonomi yang “berdikari:
berdiri di atas kaki sendiri, tidak bergantung pada utang IMF, World Bank, dan
lembaga lainnya. Seperti teriak Bung Karno dulu, “Go to hell with
your aid!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar