Halal Haram Musik
Terjadi polemik tentang musik, apakah halal ataukah haram. Ini berawal dari ceramah Ustadz Adi Hidayat di Masjid Al Azhar, Bekasi, Jawa Barat. Dalam bahasannya, UAH berkata bahwa Asysyu'ara bisa dimaknai musik. Para penyair pada zaman Nabi Muhammad SAW dan pada zaman sebelum beliau adalah juga pemusik, yaitu di dalam setiap syi'ir pasti ada musik di dalamnya. Hanya saja, kosakata musik belum ada pada masa itu. UAH memberikan penjelasan terperinci dengan rujukan literatur di kanal resminya di akun Youtube: Adi Hidayat Official.
Sejak dulu sampai sekarang, menurut tuturan sejumlah ustadz, ada perbedaan pendapat perihal musik. Ada sejumlah ustadz yang membolehkan musik tetapi dengan "syarat", yaitu mengajak, menyebabkan yang mendengarnya menjadi makin dekat dengan Allah SWT, makin rajin ibadah mahdhah dan ghair mahdhah. Makin berakhlak dan beradab. Bisa disebut beberapa adalah Prof. Dr. KH Miftah Faridl, Buya Yahya, Dr. KH Saiful Islam Mubarak, Ustadz Dr. Abdul Somad, Lc., M.A, dll.
Perihal musik ini, di blog ini saya tulis singkat saja. Khalayak boleh setuju, boleh juga tidak. Saya agak menyukai gitar. Sejak SMP. Sekadar jrang jreng jrang jreng saja. Sesekali nyayi tetapi fals. Hanya untuk diri sendiri. Atau nyanyi dan metik gitar di rumah, di sekitar istri dan anak-anak. Saya suka lagu Mother How Are You Today. Senang lagu More Than I Can Say-nya Leo Sayer. Suka Thom Pace: Maybe-nya itu. Suka Queen: Bohemian Rhapsody misalnya, Scorpions, Beatles, ABBA apalagi. Matt Monro juga. Bimbo, Ebiet G. Ade, Rhoma Irama, Nike Ardila: Bintang Kehidupan, Juga Kembar Group, Rano Karno, Uci Bing Slamet, juga film Untukmu Indonesiaku Guruh Soekarno Putra.
Juga senang mendengarkan musik klasik. Suka mendengarkan Beethoven, terutama Symphony No 9. Suka Mozart. Penikmat film "The Sound of Music", -nya Maria dan Kapten von Trapp. Pertama kali nonton ini tahun 1989, semoga betul, di RCTI oke. Sejak 1993 menjadi pendengar Radio Mara, terutama AKD: Album Kemarin Dulu. Tetapi berhenti setelah AKD tiada. Suka Mara itu karena ada acara talk show-nya Mang Udin, dibantu oleh Bi Faufo, dan Mang Syawal, dilanjut oleh Mang Beni. Juga acara Cakrawala Islam-nya oleh Ustadz Saefuddin ASM, Ustadz Saiful Islam, dll. Video Ustadz Saiful tentang musik ada di bagian bawah tulisan ini.
Juga sesekali menjadi pendengar jazz radio KLCBS. Tetapi lebih banyak tune in di Radio Mara dan Radio MQ. Senang mendengar Jagalah Hati-nya Aa Gym. Juga Palestina Tercinta-nya Shoutul Harokah. Termasuk Maher Zain. Nasida Ria juga suka, terutama lagu Kota Santri. Santri-santri PMD Gontor juga sering pentas dalam Drama Arena, Panggung Gembira. Saya juga suka tembangnya Mus Mulyadi, Sundari Sukotjo, dan Waldjinah. Selalu terharu setiap tiba di stasiun KROYA, bukan Korea. Lagu ini sungguh menyentuh .... Ini sebabnya, di link ini.
Tetapi...., seiring dengan bulan berganti tahun, sudah mulai berkurang mendengarkan musik dan lagu secara khusus. Hanya selintas selewat saja, ketika makan di warung nasi, atau rumah makan, atau toko-toko yang memutar lagu-lagu. Juga waktu nyetir saja, terutama ketika tune in ke kanal radio tertentu yang memutar musik dan lagu di sela-sela informasi lalu-lintas seperti PR FM Bandung atau Elshinta News and Talk.
Pada masa pandemi Covid-19, mulai tune-in radio Rodja Bandung. Rodja radio ini menjadi bagian dari stasiun radio yang di-save. Setiap pagi, memulai siarannya, Rodja memutar lagu Indonesia Raya. Juga rutin me-relay berita dari PRSSNI. Pada saat ke luar kota, apabila siaran radio tidak tertangkap sama sekali, maka flash disk dipasang dan sejumlah play list diputar. Biar melek, menghindari ngantuk. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar