• L3
  • Email :
  • Search :

22 November 2014

Menjadi Musuh Bebuyutan yang Sinergis

Menjadi Musuh Bebuyutan yang Sinergis
Oleh Gede H. Cahyana



Namanya Alteromonas. Ia tinggal di perairan pantai sebuah pulau kecil, tidak jauh dari ibukota. Sesuai dengan tupoksinya, ia memiliki tugas dan fungsi khas di dalam kehidupan ekosistem. Di lokasi setempat juga hidup Vibrio harveyi yang tupoksinya juga khas. Karena sudah turun-temurun, orang bilang sudah musuh bebuyutan, mereka bersitegang secara berkala. Mirip suku-suku di Nusantara yang kerapkali bakupanah, bakutombak, atau preman pasar dan parkir yang bakupukul, atau Brimob-tentara yang bakutembak. Sporadis. Kadang-kadang sadis juga. 


Namun sebetulnya, dua koloni bakteri tersebut tidak seperti perilaku manusia dalam bersaing atau bermusuhan. Mereka elegan. Jentelmen (gentleman). Alteromonas mampu membuat “senjata” pemusnah massal yang dapat menghancurkan atau minimal menghambat pertumbuhan dan perkembangan Vibrio harveyi. Begitu pula sebaliknya. Keduanya punya kekuatan rahasia yang sewaktu-waktu muncul dan mampu menangkal serbuan musuh. Senjata produksi Alteromonas, dengan bantuan radarnya, otomatis aktif apabila populasi Vibrio harveyi melebih batas kepatutan. Faktor pembatas ini adalah bahan baku mesiu berupa C. N. P alias karbohidrat, protein (asam amino) dan mineral.

Andaikata jumlah tentara Vibrio harveyi melebihi batas kepatutan, mereka pun makan dengan cara merampas hak makanan milik Alteromonas. Dampaknya, terjadilah paceklik mineral di pihak Alteromonas. Mereka hidup hemat, lebih tepatnya irit, hingga kelaparan. Akibatnya, lantaran kurang gizi dan mineral, Alteromonas pun menghasilkan protein cacat. Orang bilang blessing in disguise. Justru protein cacat inilah yang menjadi senjata pamungkas melawan kedigdayaan Vibrio harveyi.

Pada suatu saat, seandainya Alteromonas curang dan ingin memulai biang keroknya dalam rusuh massal di ekosistem ini, lantas memproduksi protein cacat ini tanpa batas dengan nafsu balas dendam dan hendak memusnahkan kompetitornya, maka air laut asin pun menetralkannya. Racun Alteromonas akan tersapu ombak dan mengencer (Azhar, T. N, 2007). Reduplah kekuatan senjata itu. Alam bicara, Sabda Alam, buah karya Ismail Marzuki.

Begitulah kesetimbangan alamiah yang dinamis, silih berganti di dalam ekosistem masyarakat bakteri. Dapatkah manusia berkompetisi, bersaing dengan lawan politik, lawan bisnis, dan lawan-lawan yang sifatnya humanisme lainnya, tetapi hasilnya efek domino yang menguatkan. Efek berganda yang sinergis?

Sinergis di kalangan guru (selamat Hari Guru, 25 Nov 2014).
Sinergis di kalangan dosen.
Sinergis di kalangan politisi.
Sinergis di kalangan simpatisan capres.
Sinergis di rumah
Istri dan suami, anak-anak. *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar