• L3
  • Email :
  • Search :

3 Desember 2014

Jonru, Sang Prof dan Prov(okator)

Jonru, Sang Prof dan Prov(okator)
Oleh Gede H. Cahyana


Namanya ramai dipercakapkan di banyak media, termasuk di media sosial semacam Facebook dan Twitter. Malah namanya menjadi trending topic di Twitter. Setahu saya, sejak awal kampanye pemilihan presiden, Jonru sudah memosisikan dirinya sebagai pro-Prabowo-Hatta dan kontra-Jokowi-JK. Sah-sah saja. Semua orang Indonesia berhak (bahkan wajib) ikut dalam pesta demokrasi pilpres tahun 2014, kecuali ada peraturan yang melarangnya, seperti yang diberlakukan pada anggota TNI dan PolRI dan narapidana dengan kurungan di atas lima tahun.

Bedanya, ada WNI yang malu-malu mendukung calon tertentu, ada juga yang lugas menyokong, bahkan menjadi tim suksesnya. Sah-sah saja. Ada yang malah berdiri di dua kaki, artinya, siapa yang menang, ke sanalah mereka bergerak dan mendukung. Ini pun sah-sah saja. Ingat, sah-sah saja. Sah-sah saja. Bukan syah-syah saja. (sah = absah, sesuai dengan hukum, syah = semacam raja, misalnya Syah Iran, maaf bukan ngajari lho, sengaja diulang-ulang karena ada juga kalangan yang belum tahu, hanya sekilas info, h hm m). :)  Keep smile … mari menuju bagian yang menegangkan.

Ini dia. Jonru! Mudah-mudahan pembaca bisa melemaskan otot dan syaraf masing-masing. Begini. Sembilan tahun atau hampir sepuluh tahun lalu, saya bergabung di milis penulislepas@yahoogroups.com, sebuah milis yang laris pada masa itu. Selain nama-nama penulis yang sudah beken, ada juga saya temukan nama Jonru di sana. Waktu itu tertulis JOnru. Saya tak kenal orang ini, macam apa pula dia, dari mana asalnya, tak ambil pusing lah aku. Namun tulisan demi tulisan dipostingnya oleh lelaki berkumis tipis ini. Wajahnya khas. Ya… khas dia lah. :)

Tapi ada satu hal, Jonru itu seorang prof. Ia juga prov. Prof: profesional di bidang tulis-menulis dan ajakan untuk menekuni dunia tulis. Prov: provokator di bidang goras-gores pena dan pensil. Ia sukses menghasut banyak orang dan sudah banyak jatuh korban. Pelatihannya, ada yang membludak pesertanya, ada juga yang sepi seperti sekian hari lalu dan menjadi ajang-bincang dan caci-leceh di medsos. Bukan Jonru kalau tidak punya senjata penangkal. Berbekal jejak-ilmu dan tapak-latih belasan tahun di dunia curah ide lewat tulisan, menekuni swapenerbit, motivator (provokator, komporer seperti kata Bambang Trim) di bidang penulisan buku, ia mampu menjelaskan dengan tepat dan menerangkan secara gamblang kepada parapihak yang pro dan kontra atas sepak-tendangnya di dunia politik dan politik kepenulisan.

Jonru, ia memang ada. Suka tak suka, cinta atau benci, ia sudah lama eksis di dunia kepenulisan Indonesia, jauh sebelum gonjang-ganjing pilpres dan heboh dari hari ke hari setelah pengumuman nama-nama menteri oleh Presiden Jokowi sampai detik ini. Jonru menabur benih, maka ia menuai. Apakah menuai badai? Ini bergantung pada posisi seseorang dalam pilpres. Yang pasti, ia semai bibit-bibit penulis lewat situs Penulislepas, Dapur Buku dan sejumlah media lainnya. Ia konsisten dengan langkah sejarahnya. Ia melepas foot print-nya di FB, di Twitter, dan barangkali di medsos lainnya. Konsistensi inilah yang menjadi nilai lebih dirinya.

Ia ajeg di “dunia sepi”, dunia para pencurah ide, untuk pencerahan ilmu pembacanya. Meskipun belum pernah bertemu langsung, saya menghargai Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap (PKS) Jonru di dunia tulis. Dalam kepelatihan atau training, tiga hal inilah yang menjadi tumpuan pijakan seorang trainer dan trainee. Semoga negeri nyiur melambai ini melahirkan penulis-penulis andal, selamanya. ***
Jonru dan Penulis Lepas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar