• L3
  • Email :
  • Search :

28 April 2019

Burung-Burung UKRI

Burung-Burung UKRI
Oleh Gede H. Cahyana

Hanya satu dua atau tiga empat ekor seliweran burung di udara UKRI. Itu pun burung emprit dan sejenisnya. Ada beberapa sarang yang pernah jatuh berisi telur-telur tetasan. Ini terjadi karena sedikit sumber makanan di dalam kampus, terutama sumber biji-bijian dari jenis-jenis pohon berbuah yang warna, harumnya mampu menarik burung untuk hinggap dan bersarang. Sisa makanan seperti nasi, beras, atau bebijian lainnya relatif sedikit, terkumpul di tong sampah yang sulit diendus burung. Selain itu, mungkin burung takut dan terbang lagi karena ada banyak mahasiswa lewat.
Makanan berlimpah, sarang yang aman dan nyaman menjadi faktor penting dalam habitat burung. Ragam tanaman (tumbuhan) dan sebarannya di area kampus adalah penentu jumlah burung yang tertarik tinggal dan beranak-pinak. Misal, taman di balai kota Bandung, meskipun di tengah kota yang bising, tetapi karena rindang dan banyak makanan, maka burung pun betah terbang, hinggap dan bersarang di sana. Begitu juga di taman Ganesha, banyak pohon beragam jenis, banyak makanan sehingga burung pun banyak di sana. Puluhan taman lainnya juga sama, riuh oleh suara cicit cuit.  

Luas kampus UKRI hampir satu hektar. Pohon dan tanaman bunga lainnya tumbuh di halaman parkir, di bagian tengah dan belakang kampus. Berjenis anggrek juga dipajang di koridor dan pedestrian kampus. Pot-pot bunga merata ada di setiap prodi. Bahkan ada pohon yang masih terus tumbuh, menjulang melebihi gedung tiga lantai, ditanam sejak awal pambangunan kampus (pada masa Uninus). Merujuk pada peraturan yang ada, yaitu UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, luasan untuk RTH (Ruang Terbuka Hijau) adalah 30%. Tetapi ini adalah tugas pemerintah daerah. Masyarakat dan institusi tidak kena kewajiban ini, tetapi dihimbau agar di rumah atau kantor-kantornya disediakan ruang terbuka hijau. Hijau asli maksudnya, bukan pohon-pohon imitasi yang tidak bisa menghasilkan oksigen, tidak mampu menyerap pencemar karbondioksida. Juga bukan cat temboknya yang hijau.. J.
Untuk menambah suasana ekologis maka UKRI terus menanam dan memelihara taman bunga dan pohon. Beberapa pohon adalah sumbangan dari Dinas Pertamanan Kota Bandung yang diserahkan kepada HMTL Wasser beberapa tahun yang lalu. Saking banyaknya pohon yang dihibahkan kepada UKRI, sampai-sampai tidak ada tempat lagi sehingga dibagikan kepada dosen, karyawan dan masyarakat sekitar. Beberapa pohon ditanam di sisi jalan di sekitar kampus. Ada pohon yang ditanam oleh Prof. Dr. Ir. Benny Chatib, M.Sc, dosen Teknik Lingkungan ITB. Juga ada pohon yang ditanam oleh Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, M.Eng, waktu itu sebagai Kepala BLH Provinsi Jawa Barat. Sebetulnya ada juga pohon yang ditanam oleh kalangan narasumber dari PSLH ITB, tetapi mati atau ditebang.

Saat ini UKRI terus berbenah. Di semua bidang. Akademik dan non-akademik. UKRI menuju kampus “ijo royo-royo”, yang indah, yang bersih, yang nyaman, yang aman, yang beriman. Itu sebabnya, pada Rabu, 24 April 2019, mahasiswa peserta MK Pengetahuan (Pendidikan) Lingkungan bebersih kampus, praktik lapangan bidang persampahan. Sekilas memang. Tapi pembiasaan harus dicoba terus, di rumah, di asrama, dan di mana saja, agar menaruh sampah di tempatnya. Aspek kognitif sudah bagus, tinggal peningkatan aspek afektif dan psikomotorik.
Tentu tak hanya mahasiswa, juga dosen dan karyawan lainnya. Bersih adalah bagian dari iman. Juga agar tidak kalah oleh Rachel Carson, seorang ibu yang menulis buku The Silent Spring, Musim Bunga Yang Sunyi. Buku ini menginspirasi senator dari Seattle: Gaylord Nelson dan berakhir pada Earth Day. Setiap tanggal 22 April, pemerintah, ormas, LSM, dan kampus yang peduli selalu memperingati Hari Bumi.

Bumi hanya satu. Harus dirawat. Mulai dari yang kecil, yaitu UKRI. Mulai dari diri sendiri, yaitu persona masing-masing. Mulai sekarang juga, tidak besok. Satu cara dari banyak cara yang bisa ditempuh adalah melepaskan burung di kampus. Pada Sabtu, 27 April 2019, Pak Dr. Boyke Setiawan, M.M., rektor UKRI melepaskan burung di kampus. Burung-burung UKRI ini adalah ide beliau. Burung “Love Birds” pun adalah milik beliau, dipelihara di pojok kanan - depan kampus. Awal yang baik ini harus diikuti dengan menyediakan habitat yang nyaman dan aman bagi burung tersebut. Mulai dengan pepohonan rindang dan sumber makanan. Lingkungan sekitar kampus sudah mendukung, ada pepohonan tinggi rindang di jalan-jalan di sekeliling kampus.

Mahasiswa yang suntuk karena materi kuliah, bisa refreshing di dekat kandang burung sambil menghirup udara segar dan wangi bunga. Calon mahasiswa dan orang tuanya juga bisa lihat-lihat kampus sambil cuci-mata oleh warna-warni burung. Welcome to Eco-UKRI.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar