Burung-Burung
UKRI
Oleh
Gede H. Cahyana
Hanya
satu dua atau tiga empat ekor seliweran burung di udara UKRI. Itu pun burung
emprit dan sejenisnya. Ada beberapa sarang yang pernah jatuh berisi telur-telur
tetasan. Ini terjadi karena sedikit sumber makanan di dalam kampus, terutama
sumber biji-bijian dari jenis-jenis pohon berbuah yang warna, harumnya mampu
menarik burung untuk hinggap dan bersarang. Sisa makanan seperti nasi, beras,
atau bebijian lainnya relatif sedikit, terkumpul di tong sampah yang sulit diendus
burung. Selain itu, mungkin burung takut dan terbang lagi karena ada banyak mahasiswa
lewat.
Makanan
berlimpah, sarang yang aman dan nyaman menjadi faktor penting dalam habitat
burung. Ragam tanaman (tumbuhan) dan sebarannya di area kampus adalah penentu
jumlah burung yang tertarik tinggal dan beranak-pinak. Misal, taman di balai kota
Bandung, meskipun di tengah kota yang bising, tetapi karena rindang dan banyak
makanan, maka burung pun betah terbang, hinggap dan bersarang di sana. Begitu
juga di taman Ganesha, banyak pohon beragam jenis, banyak makanan sehingga
burung pun banyak di sana. Puluhan taman lainnya juga sama, riuh oleh suara cicit
cuit.
Luas
kampus UKRI hampir satu hektar. Pohon dan tanaman bunga lainnya tumbuh di halaman
parkir, di bagian tengah dan belakang kampus. Berjenis anggrek juga dipajang di
koridor dan pedestrian kampus. Pot-pot bunga merata ada di setiap prodi. Bahkan
ada pohon yang masih terus tumbuh, menjulang melebihi gedung tiga lantai,
ditanam sejak awal pambangunan kampus (pada masa Uninus). Merujuk pada
peraturan yang ada, yaitu UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, luasan
untuk RTH (Ruang Terbuka Hijau) adalah 30%. Tetapi ini adalah tugas pemerintah
daerah. Masyarakat dan institusi tidak kena kewajiban ini, tetapi dihimbau agar
di rumah atau kantor-kantornya disediakan ruang terbuka hijau. Hijau asli
maksudnya, bukan pohon-pohon imitasi yang tidak bisa menghasilkan oksigen,
tidak mampu menyerap pencemar karbondioksida. Juga bukan cat temboknya yang
hijau.. J.
Untuk
menambah suasana ekologis maka UKRI terus menanam dan memelihara taman bunga dan
pohon. Beberapa pohon adalah sumbangan dari Dinas Pertamanan Kota Bandung yang
diserahkan kepada HMTL Wasser beberapa tahun yang lalu. Saking banyaknya pohon
yang dihibahkan kepada UKRI, sampai-sampai tidak ada tempat lagi sehingga
dibagikan kepada dosen, karyawan dan masyarakat sekitar. Beberapa pohon ditanam
di sisi jalan di sekitar kampus. Ada pohon yang ditanam oleh Prof. Dr. Ir.
Benny Chatib, M.Sc, dosen Teknik Lingkungan ITB. Juga ada pohon yang ditanam
oleh Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, M.Eng, waktu itu sebagai Kepala BLH
Provinsi Jawa Barat. Sebetulnya ada juga pohon yang ditanam oleh kalangan narasumber
dari PSLH ITB, tetapi mati atau ditebang.
Saat
ini UKRI terus berbenah. Di semua bidang. Akademik dan non-akademik. UKRI
menuju kampus “ijo royo-royo”, yang indah, yang bersih, yang nyaman, yang aman,
yang beriman. Itu sebabnya, pada Rabu, 24 April 2019, mahasiswa peserta MK
Pengetahuan (Pendidikan) Lingkungan bebersih kampus, praktik lapangan bidang
persampahan. Sekilas memang. Tapi pembiasaan harus dicoba terus, di rumah, di
asrama, dan di mana saja, agar menaruh sampah di tempatnya. Aspek kognitif
sudah bagus, tinggal peningkatan aspek afektif dan psikomotorik.
Tentu
tak hanya mahasiswa, juga dosen dan karyawan lainnya. Bersih adalah bagian dari
iman. Juga agar tidak kalah oleh Rachel Carson, seorang ibu yang menulis buku The Silent Spring, Musim Bunga Yang Sunyi. Buku ini menginspirasi senator dari
Seattle: Gaylord Nelson dan berakhir pada Earth Day. Setiap
tanggal 22 April, pemerintah, ormas, LSM, dan kampus yang peduli selalu
memperingati Hari Bumi.
Bumi
hanya satu. Harus dirawat. Mulai dari yang kecil, yaitu UKRI. Mulai dari diri
sendiri, yaitu persona masing-masing. Mulai sekarang juga, tidak besok. Satu
cara dari banyak cara yang bisa ditempuh adalah melepaskan burung di kampus.
Pada Sabtu, 27 April 2019, Pak Dr. Boyke Setiawan, M.M., rektor UKRI melepaskan
burung di kampus. Burung-burung UKRI ini adalah ide beliau. Burung “Love Birds” pun adalah milik beliau,
dipelihara di pojok kanan - depan kampus. Awal yang baik ini harus diikuti
dengan menyediakan habitat yang nyaman dan aman bagi burung tersebut. Mulai
dengan pepohonan rindang dan sumber makanan. Lingkungan sekitar kampus sudah
mendukung, ada pepohonan tinggi rindang di jalan-jalan di sekeliling kampus.
Mahasiswa
yang suntuk karena materi kuliah, bisa refreshing
di dekat kandang burung sambil menghirup udara segar dan wangi bunga. Calon
mahasiswa dan orang tuanya juga bisa lihat-lihat kampus sambil cuci-mata oleh
warna-warni burung. Welcome to Eco-UKRI.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar