Siapa
Penama Gatot Koco untuk Prabowo?
Pada
saat debat capres Pak Prabowo menirukan gerak tokoh wayang, yaitu Gatot Koco.
Tokoh ini memang dikaguminya sejak masa kanak-kanak. Karena tokoh ini tegar dan
tegap, gestur Gatot Koco tentu sesuai dengan pakem dalam pewayangan. Tidak
mungkin Prabowo menari dengan lenggang-lenggok a la penari Jawa yang sedang melakoni Dewi Subadra. Makanya menjadi aneh ketika netizen mengomentari
dan mengejek bahwa Pak Prabowo kaku geraknya, tidak bisa menari. Gatot Koco ya
begitulah.
Siapa
yang mengenalkan tokoh Gatot Koco itu? Ternyata kakeknya, Margono
Djojohadikusumo. Kakeknya ingin Prabowo memiliki jiwa ksatria seperti karakter
Gatot Koco. Menjadi ksatria itu ada falsafahnya, yaitu sabdo pandito ratu. Artinya,
ucapan seorang pemimpin itu seperti undang-undang. Makanya harus berhati-hati
dalam berucap. Pemimpin harus memenuhi ucapannya, menunaikan janji-janjinya.
Kepercayaan adalah modal utama seorang pemimpin. Agar dipercaya, maka seorang
pemimpin tidak boleh berbohong. Yang diucapkan harus sesuai dengan yang
dilaksanakan. Setiap janji harus ditepati.
Ucapan
seorang pemimpin harus bisa dipegang. Jangan jam dua bilang tahu, tapi jam
empat sudah jadi tempe. Jangan beri janji yang tidak bisa dipenuhi. Jangan
bilang iya kalau cenderung bermaksud tidak. Ini yang disebut integritas. Jujur
adalah syarat integritas. Kemudian harus punya kapasitas dan kapabilitas.
Capacity dan capability. Kemampuan. Minimal dua hal tersebut yang harus
dimiliki dan dilaksanakan oleh pemimpin. Integritas dan kapabilitas. Inilah
tafsir atas sabdo pandito ratu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar