Air
PDAM Basmi Corona
Oleh Gede H. Cahyana
Associate Professor
Teknik Lingkungan Universitas Kebangsaan
Setelah Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020
mengumumkan bahwa dua orang WNI terinfeksi virus Corona maka terjadilah
kepanikan. Orang-orang memborong kebutuhan pokok: beras, telor, minyak, mie
instan, ikan, daging, sayur, makanan minuman kaleng. Juga masker dan sanitangan
(hand sanitizer). Harganya langsung
naik karena panic buying atau rush buying atau beli-rusuh. Kemudian
pada 11 Maret 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah ini
menjadi pandemi. Pandemi ialah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana,
meliputi geografi yang luas di seluruh dunia.
WHO menamainya Coronavirus Disease-19, disingkat CoViD-19
(penyakit yang disebabkan oleh virus Corona, tahun 2019). Corona tidak bisa
hidup di udara bebas tetapi memerlukan inang. Ia bisa hidup beberapa jam di permukaan
benda seperti baju, celana, tas, saputangan sehingga sebaiknya segera dicuci
atau direndam di dalam air bersabun atau dijemur di terik matahari. Gejala
orang yang terinfeksi ialah demam, batuk kering, badan lelah, lemas, napas
pendek (sesak). Masa inkubasinya, yaitu rentang waktu antara terinfeksi sampai sakit
antara 1 hingga 14 hari (Roser, et.al., 2020)
Sabun dan Alkohol
Belum ditemukan vaksin untuk mencegah Corona
menginfeksi manusia. Yang bisa dilakukan adalah mencegah agar tidak kena virus
tersebut. Benda yang mampu membasmi virus adalah sabun dan alkohol. Sanitangan berisi
alkohol. Caranya dengan sering cuci tangan pakai sabun atau alkohol. Kapankah
harus cuci tangan? WHO menyarankan setelah batuk atau bersin. Setelah
bersentuhan dengan penderita. Sebelum, selama, setelah menyiapkan makanan.
Sebelum makan. Setelah dari kamar mandi (WC). Saat tangan kotor. Setelah
memegang hewan atau kotoran hewan. Selama bepergian ke tempat umum.
Sabun berisi senyawa alkali NaOH untuk sabun batangan
dan KOH untuk sabun cair dan senyawa triclosan sebagai antibakteri. Hampir
semua bakteri bisa dibasmi oleh zat yang ada di dalam sabun. Tetapi virus tidak
bisa. Virus lebih resisten daripada bakteri. Begitu pula alkohol. Alkohol
70% bisa membunuh bakteri. Apabila bakterinya mati maka virus yang hidup di
dalam inang bakteri itu pun mati.
Namun demikian, sabun atau alkohol (sanitangan) belum
tentu tersedia di setiap tempat dan setiap waktu. Yang paling mudah dan murah
adalah air. Tetapi tidak semua air. Tidak bisa dengan air minum kemasan (amik),
air minum kemasan ulang (amiku), air hujan, air sumur, air tanah dalam. Hanya air
berklor yang bisa membasmi bakteri.
Senyawa klor
Mengapa air PDAM? Karena air PDAM berisi klor. Disinfeksinya
menggunakan kaporit (kalsium
hipoklorit, Ca(OCl)2) atau bleaching
powder atau puyer kelantang atau chlorinated lime. Setelah diinjeksikan atau dibubuhkan ke dalam air di
reservoir, kisaran waktu kontaknya (t, time)
antara 15 - 30 menit. Dosis klor antara 0,2 - 40 mg/l. Keuntungannya, ada sisa
klor antara 0,2 – 0,5 mg/l. Sisa klor ini dibutuhkan apabila di ruas pipa distribusi
terjadi rekontaminasi bakteri yang masuk ke dalam pipa akibat kebocoran. Sisa klor inilah yang diharapkan mampu membasmi bakteri itu
(Cahyana, 2004, hlm. 239 – 242)).
Karakterisitik klor sebagai biosida: (1) toksik
bagi mikroba pada konsentrasi yang tidak berbahaya bagi manusia dan hewan; (2)
cepat bereaksi membunuh bakteri dengan waktu kontak yang singkat; (3) tahan
lama sehingga mampu menanggulangi rekontaminasi di zone distribusi; (4)
ekonomis (murah) dan mudah diperoleh; (5) mudah dianalisis di laboratorium; dan
(6) mudah menentukan dosisnya. Rekomendasi WHO, nilai rerata minimal Ct = 15
mg.menit/liter. Misalkan, 0,5 mg/l sisa klor bebas dengan waktu kontak 30
menit. C = konsentrasi klor dan t = waktu
kontak.
Basmi
CoViD-19
Virus yang dinamai
SARS-CoV-2 ini adalah virus baru berjenis Coronavirus.
Satu famili dengan Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV atau SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus
(MERS-CoV atau MERS). CoViD-19 memiliki karakteristik fisika dan biokimia yang
sama dengan SARS dan MERS. Virus ini diselimuti oleh struktur protein yang
disebut kapsid (capsid) dan dikelompokkan
menjadi tiga: (1) virus berselimut membran lemak (enveloped virus); (2) virus besar tak berselimut (large non-enveloped); dan (3) virus kecil
tak berselimut (small non-enveloped).
EPA, 2011 menyatakan
bahwa klor efektif membasmi virus berselimut membran sehingga virus penyebab
wabah CoVid-19 ini pun bisa dibasmi karena termasuk virus berselimut. Gambar 1
adalah gambar untuk air minum yang diklorinasi, menyatakan kemampuan klor dan
sinar ultraviolet dalam membasmi beberapa jenis virus. Sebagai oksidator kuat, klor mampu merusak DNA
bakteri. Diharapkan DNA atau RNA virus pun ikut rusak.
Coxsackievirus,
Poliovirus dan Rotavirus adalah contoh virus tak berselimut (non-enveloped virus).Semua virus tersebut bisa dibasmi pada nilai
Ct kurang dari 15 mg.menit/liter. Artinya, virus berselimut seperti CoViD-19
bisa dibasmi pada nilai Ct yang lebih rendah.
Kesimpulan,
dibandingkan dengan sabun, alkohol, dan sanitangan yang harganya mahal maka air
PDAM lebih murah dan efektif dalam membasmi bakteri dan virus. Agar PDAM ikut
berperan besar dalam sejarah wabah CoViD-19 ini maka air PDAM selayaknya selalu
berisi sisa klor bebas, terutama di lokasi terjauh dari IPAM. Disarankan dosis
klor dinaikkan 10% dari dosis biasanya. Semoga bermanfaat. *
'>
Kesimpulan,
dibandingkan dengan sabun, alkohol, dan sanitangan yang harganya mahal maka air
PDAM lebih murah dan efektif dalam membasmi bakteri dan virus. Agar PDAM ikut
berperan besar dalam sejarah wabah CoViD-19 ini maka air PDAM selayaknya selalu
berisi sisa klor bebas, terutama di lokasi terjauh dari IPAM. Disarankan dosis
klor dinaikkan 10% dari dosis biasanya. Semoga bermanfaat. *
Daftar
Pustaka
1. Cahyana, G. H
(2004), PDAM Bangkrut, Awas Perang Air,
Sahara Golden Press.
2. EHS Water O.U. (2020), Advice note to EHS on COVID-19 in
chlorinated drinking water supplies and chlorinated swimming pools, Version 3.
3. Environmental Protection Agency, Water Treatment Manual Disinfection, (2011).
4. Max Roser, Hannah Ritchie and Esteban Ortiz-Ospina (2020) ,
Coronavirus Disease (COVID-19), Statistics and Research.
Published online at OurWorldInData.org. Retrieved from:
'https://ourworldindata.org/coronavirus' [Online Resource]