Huruf
Kapital pada Judul Tulisan dan Karangan
Semua
orang punya nama. Tulisan atau karangan juga begitu, baik berjenis artikel,
esai, feature, buku, cerpen, novel, puisi, laporan KKN, laporan KP, skripsi,
tugas akhir, tesis maupun disertasi. Baik tulisan atau karangan tersebut pendek
maupun panjang. Bisa berupa berita di koran, majalah, tabloid, selebaran atau berita
di media online. Nama tulisan (karangan) tersebut disebut judul. Judul itu
seperti label pada tulisan (karangan) yang dapat membuka tabir sehingga isinya
bisa diketahui. Isi tulisan (karangan) bisa diduga dari judulnya. Judul adalah
kepala tulisan atau karangan.
Tulisan
dan Karangan
Apakah
makna tulisan berbeda terhadap makna karangan? Dalam bahasa Indonesia, berbeda.
Tulisan adalah karya tulis nonfiksi sedangkan karangan adalah karya tulis fiksi
seperti cerpen, cerbung, novel, puisi, komik. Orang yang menulis disebut
penulis, yang mengarang disebut pengarang. Namun demikian, banyak karya tulis
berupa novel, kemudian orang yang membuatnya lebih senang disebut penulis. Di dalam bahasa
Inggris, istilah penulis disebut writer dan karya tulisnya berjenis
nonfiksi. Adapun istilah pengarang disebut author. Namun istilah author
ini digunakan juga untuk penulis nonfiksi dan fiksi. Para penulis artikel ilmiah
di jurnal ilmiah berbahasa Inggris biasanya disebut author, bukan writer.
Dalam bahasa Inggris, dua kata ini bersinonim.
Apakah
berbeda dengan script-writer atau copy-writer? Script-writer
adalah penulis yang tulisannya berkaitan dengan skenario sebuah adegan film,
drama, sinetron. Adapun copy-writer adalah penulis yang menulis tulisan
berupa iklan di koran, majalah, tabloid, atau media online. Untuk dua istilah
tersebut digunakan writer, bukan author. Padahal di dalam penulisan iklan
misalnya, bisa saja ada temuan baru yang belum pernah ada sehingga memiliki Hak
atas Kekayaan Intelektual (HaKI) karena pekerjaan ini termasuk pekerjaan
kreatif tinggi. Sejumlah iklan di televisi didaftarkan HaKI-nya.
Author memiliki nuansa “pencipta”,
dari tiada menjadi ada (tentu saja dalam tanda kutip, karena berbeda dengan
Pencipta oleh Tuhan Yang Mahaesa). Adapun writer adalah orang yang mampu
menulis, misalnya menulis di media cetak dan/atau elektronik, mampu meramu bermacam
unsur berita menjadi utuh dan lengkap dengan berpedoman pada 5W1H (what,
who, where, when, why, how) tanpa opini (pendapat penulis). Kalau ada opini
penulisnya maka jenis tulisannya berubah menjadi artikel opini, bukan berita. Oleh
sebab itu, dalam penulisan berita atau reportase di televisi, wartawan dilarang
beropini, tetapi hanya melaporkan kejadian (fakta) dengan berpedoman pada 5W1H
saja.
Faktanya
juga, banyak orang yang memiliki kemampuan sebagai writer dan author.
Mampu menulis artikel ilmiah dan mampu juga menulis puisi dan prosa. Lantaran
sudah digunakan sejak lama, maka istilah di dalam tulisan ilmiah berbahasa
Inggris adalah author, sama dengan istilah penulis novel dan cerita
fiksi lainnya karena dianggap ada unsur “penciptaan, penimbul ide, pemilik
gagasan” misalnya berupa temuan baru atau kebaruan (novelty) meskipun
sedikit atau hanya bagian kecil dari keseluruhan temuan baru tersebut. Anggapan
ini tentu tidak betul sepenuhnya karena banyak tulisan ilmiah di jurnal ilmiah
nasional dan internasional yang tidak memiliki kebaruan apalagi temuan baru.
Merujuk
pada uraian vocabulary.com, author dijelaskan sebagai berikut. Author comes from the Latin word auctorem, meaning
"founder, master, leader." Bow down to the author! Well, no need for
that, just make sure the author gets credit. Author usually refers to
a professional writer. In fact, author can be used interchangeably
with the word writer. But author packs a little more punch — an
author is involved in the creation of the work and generating the ideas behind
it; strictly speaking, a writer could just execute the written product.
Tatacara
Penulisan Judul
Bagaimana
dengan penulisan judul tulisan dan judul karangan? Bagaimana penulisan yang
betul menurut kaidah bahasa Indonesia yang baku seperti ditulis di dalam EYD
atau PUEBI? Ada banyak kesalahan yang dilakukan penulis/pengarang, terutama
murid dan mahasiswa dan masyarakat dalam penggunaan huruf kapital pada judul tulisan atau
karangan. Yang biasa terjadi adalah pada kata depan dan kata sambung: di,
ke, dari, dan, dalam, pada, yang, adalah, untuk, hingga.
Contoh
penulisan yang sesuai dengan kaidah adalah:
1.
Perancangan
Sistem Penyediaan Air Minum dan Air Limbah Kota Bandung. Huruf d pada kata dan
ditulis dengan huruf kecil, bukan kapital (huruf besar).
2.
Evaluasi
Sistem Transportasi Sampah dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Kabupaten
Sumedang. Huruf d pada kata dan ditulis dengan huruf kecil.
3.
Dari
Sungai Menuju Gelas (Judul tulisan oleh Gede H. Cahyana, huruf D pada kata depan
Dari ditulis kapital karena berada di awal kalimat.
4.
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Huruf D
pada kata depan Dari ditulis kapital karena berada di awal kalimat.
5.
Pada
Agustus 2022 Terjadi Peningkatan Penderita Covid-19 dari Sabang hingga Merauke.
Huruf p pada kata Pada ditulis kapital kerena di posisi awal kalimat,
huruf d pada kata dari dan huruf h pada kata hingga ditulis
dengan huruf kecil.
Kata
ulang murni (sempurna) apabila ditulis sebagai judul tulisan maka harus ditulis
kapital. Contoh:
1.
Buku-Buku yang Berisi Kisah Kepahlawanan Bangsa
Indonesia.
2.
Manfaat
Kunang-Kunang dalam Penyerbukan Bunga Sedap Malam.
3.
Evaluasi
dan Pengujian Pipa-Pipa dalam Sistem Transmisi dan Distribusi Air Minum
Kota Surabaya.
Apabila
kata ulang tersebut tidak murni atau kata ulang berimbuhan maka penulisan huruf
pada kata yang berimbuhan ditulis dengan huruf kecil. Contoh:
1.
Pemanfaatan
Kulit Buah-buahan Sebagai Obat Herbal pada Penderita Sakit Tukak Lambung.
2.
Efisiensi
Reaktor Hibrid Anaerob dalam Mengolah Air Limbah Industri Susu Berbahan Baku Biji-bijian.
3.
Ektraksi
Buah Terong-terongan Sebagai Bahan Baku Industri Obat Penyakit Dalam. Kata
Dalam di sini adalah nama istilah penyakit sehingga ditulis dengan huruf
kapital.
Namun
demikian, apabila semua huruf di dalam judul tersebut ditulis dengan huruf
kapital, maka semua kata depan dan kata sambung ditulis dengan huruf kapital. Judul
skripsi, TA, tesis, disertasi biasanya, sekali lagi biasanya, ditulis dengan
huruf kapital. Ini lantaran kelaziman saja, tidak menjadi keharusan. Boleh saja
ditulis seperti contoh tersebut.
Sesungguhnya
penulisan judul, terutama judul yang panjang, yang menggunakan huruf kapital
semuanya lebih sulit dibaca daripada judul yang hanya huruf depannya saja yang
kapital dan semua huruf depan kata depan dan kata sambung ditulis dengan huruf
kecil. Keterbacaan (readability) judul yang semuanya huruf kapital lebih
rendah daripada keterbacaan judul yang tidak semuanya huruf kapital. Contoh:
1.
Kemampuan
Virus Corona Penyebab Wabah Covid-19 dalam Menginfeksi Manusia Diduga Melemah Setahun
ke Depan.
Bandingkan
dengan tulisan berikut.
1.
KEMAMPUAN
VIRUS CORONA PENYEBAB WABAH COVID-19 DALAM MENGINFEKSI MANUSIA DIDUGA MELEMAH SETAHUN
KE DEPAN
Penulisan
judul menggunakan huruf kapital semua di dalam sampul (cover) buku laporan
KKN, KP, TA mungkin tidak bermasalah. Tetapi penulisan judul artikel, laporan,
dll di dalam Daftar Pustaka akan lebih terbaca apabila menggunakan kaidah
seperti dibahas di atas. (Gede H. Cahyana)*