• L3
  • Email :
  • Search :

1 Februari 2022

Suntenjaya, Desa di Pucuk Bukit

Suntenjaya, Desa di Pucuk Bukit

Perjalanan menuju desa di pucuk bukit di kawasan Bandung Utara ini memerlukan waktu dua jam dengan lalu lintas yang relatif lancar dari kampus. Jalan terus menanjak menuju Lembang, kemudian menurun di daerah Maribaya, lantas naik dan naik terus menuju Suntenjaya. Desa yang diremikan oleh Bupati Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2013 ini adalah desa pertanian. Mayoritas warganya bertani sayur mayur dan beternak sapi perah dan sapi potong. Ada 42 jenis sayur mayur yang dihasilkan warga desa dan hampir 20.000 ekor sapi perah dipelihara dan menghasilkan susu 15.000 liter perhari.

Aktivitas warga sehari-hari banyak di ladang atau kebun, bahkan sisi jalan dan tanah sepanjang sengkedan juga dipenuhi oleh tanaman sayur. Adapun buah-buahan yang ada adalah jeruk, pepaya, rambutan, duren, mangga. Tetapi yang paling baik tumbuh di jenis tanah di Suntenjaya adalah alpukat. Tanaman dipupuk dengan pupuk organik dan pabrik seperti urea. Penggunaan herbisida juga ada, tetapi diupayakan seminimal mungkin, dan sudah mendapat penyuluhan dari aparatur di unit pelaksanana tanaman pangan. Perputaran ekonomi tidak berhenti, mulai dari pagi, siang, sore, hingga menjelang malam. Pasar Lembang menjadi tujuan distribusi hasil ladang, kebun, dan ternaknya.

Masyarakat juga merespons kegiatan ini dengan mengikuti acara sampai selesai. Ada perwakilan dari karang taruna, 17 RW dan utusan kampung (dusun) disertai juga oleh aparatur desa. Mengenakan seragam, peserta bertanya tentang materi yang diberikan oleh pemateri. Dalam paparan rumah layak huni, rumah sehat secara fisik, psikologis, dan jaminan protektif sempat ditanyakan oleh peserta. Juga akhirnya dijadikan pertanyaan quiz. Begitu juga di sesi kesadaran lingkungan. Materi ini disampaikan oleh penulis dan mahasiswa dari HMTL Wasser, UKRI. Sampah adalah tanggung jawab setiap orang. Setiap orang bertanggung jawab atas sampahnya sendiri. Oleh sebab itu, cara sederhana yang dipaparkan oleh mahasiswa adalah dengan pembuatan Ecobrick. Sampah dimanfaatkan menjadi benda yang bisa digunakan untuk pagar, dinding, kursi bermain anak-anak, dll. Spiritnya adalah memperlama sampah plastik dan botol minuman menjadi sampah yang mengotori lingkungan.

Dalam sesi kewirausahaan diberikan tips dalam mengelola usaha, terutama upaya memanfaatkan teknologi internet dan marketplace. Upaya ini didukung dengan pemasangan perangkat internet oleh dosen dari prodi Teknik Informatika dan Sistem Informasi. Satu kekurangannya, yaitu sinyal internet yang timbul tenggelam karena banyak bukit dan BTS yang jauh dari desa. Begitu juga listrik sering padam. Pemerintah daerah masih memiliki PR besar di bidang kelistrikan dan komunikasi seluler. Begitu juga dalam sesi bahasa Inggris untuk wisata. Dosen dan mahasiswa memberikan contoh praktik berbahasa atau bicara yang berkaitan dengan wisata. Ibu-ibu rumah tangga di desa bersemangat dan menirukan ujaran yang diucapkan oleh pemateri. Interaksi terus berlangsung hingga adzan Asar berkumandang.

Dalam kesempatan paparan pembuka juga diberikan informasi tentang beasiswa Bidikmisi, KIPK, dan beasiswa lainnya. Setelah sesi perfotoan, baik di dalam ruang aula maupun di halaman kantor desa, rombongan undur diri. Berpamitan kepada Kepala Desa Suntenjaya yang terus menemani hingga acara selesai. Begitu juga peserta yang meluangkan waktunya yang datang dari dusun-dusun dan RW yang tersebar di perbukitan Bandung Utara. Mereka datang naik motor dan ada yang berjalan kaki. Kondisi jalan cukup baik, perkerasan aspal dan ada yang beton rabat. Cukup bagus meskipun agak sempit. Jalan adalah urat nadi perekonomian.

Terima kasih kepada Bapak Kepala Desa Suntenjaya dan jajarannya, semoga lain waktu bisa berbagi ilmu yang dimiliki masing-masing sehingga menambah pengetahuan untuk semua. *

 







 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar