Wasser Goes to Badaksinga
Menyambut peringatan Hari Air Dunia atau World Water Day 22 Maret 2022, mahasiswa Teknik Lingkungan yang bergabung dalam wadah HMTL Wasser melaksanakan studi lapangan ke PDAM Kota Bandung. Lokasi yang dikunjungi adalah IPAM di Badaksinga. Badaksinga adalah kantor pusat PDAM Kota Bandung. Sebutan PDAM kini berubah menjadi Perumdam Tirtawening Kota Bandung. PDAM ini adalah satu di antara perusahaan air minum tertua yang dimiliki oleh pemerintah daerah selain PAM Jaya-DKI Jakarta, Surabaya dan Medan.
Studi lapangan ini adalah rangkaian kegiatan pengurus Wasser yang sudah direncanakan dalam masa tugas setahun ini. Beberapa kegiatan seperti Wasser Goes to School, penanaman pohon sudah terlaksana yang memperluas jaringan silaturahim dengan parapihak dan masyarakat. Masyarakat makin mengenal keilmuan bidang rekayasa (engineering) Teknik Lingkungan, khususnya prodi TL di kampus Univ. Kebangsaan RI.Studi lapangan di IPAM yang dibangun pada tahun 1956, tepatnya diresmikan pada 17 Agustus 1956 tersebut dipandu oleh Bapak Abun dan Bapak Asep dibantu oleh beberapa staf. Penjelasan diawali di ruang operasi kemudian menuju lapangan di bagian sisi kanan dan kiri gedung operasi (operation building). IPAM Badaksinga mengolah air baku dari Sungai Cisangkuy. Air sungai tersebut dialirkan ke Badaksinga menggunakan pipa transmisi berdiameter 800 mm dan 900 mm. Pipa ini dipasang pada tahun 1959. Debit yang mampu dialirkan kurang lebih 700-1000 l/d. Pipa transmisi baru berdiameter 850 mm dipasang pada tahun 1990-1992 dengan potensi debit yang mampu dialirkan sekitar 700-800 l/d. Panjang pipa transmisi sekitar 31,25 km.
Yang unik adalah unit operasinya. Ada dua negara yang menjadi desainer atau perancang unit operasi dan unit proses IPAM Badaksinga. Yang pertama adalah rancangan perusahaan dari Prancis, yaitu Degremont, menggunakan ACCELATOR. Yang kedua adalah rancangan dari Belanda. Keduanya menarik dikaji, bisa dijadikan tugas akhir dengan membuat model skala lab.-nya. Beberapa mahasiswa bisa meneliti keunikan satuan operasi dan satuan proses IPAM tersebut. Juga bisa dijadikan materi KP, dengan membandingkan hasil pengolahan antara kedua IPAM tersebut, mengkaji SO dan SP yang digunakan untuk mengolah air Sungai Cisangkuy.
(Mungkin ada pertanyaan, mengapa perencana dan perancang IPAM bukan insinyur Indonesia? Sebab, pada masa dulu itu, teknik lingkungan, teknik penyehatan, belum ada di Indonesia. Baru pada awal dekade 1970-an mulai ada lulusan Teknik Penyehatan ITB dan alumninya masih sedikit, Pada dekade 1980-an, mulai banyak lulusan, tetapi baru ada di ITB dan ITS. Medio 1986/1987, barulah ada TL ITA yang sekarang berkembang menjadi UK, UKRI. Namun sekarang, prodi TL sudah mencapai 70-an prodi di seluruh Indonesia).
Yang juga menarik adalah sambutan dari PDAM. Ada sesi quiz yang diberikan oleh protokoler PDAM. Disediakan hadiah bagi mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan. Disiapkan juga air minum kemasan produksi anak perusahaan PDAM Tirtawening, yang dinamai Hanaang. Air segar ini menjadi penghilang dahaga setelah belajar di lapangan, berjalan dari satu unit operasi-proses ke unit yang lainnya. Operator pun memberikan satu kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat proses backwashing filter, dimulai dari air scouring dengan tiupan udara sehingga air tampak bergolak selama 3-5 menit. Lalu dilanjutkan dengan air pencuci yang menghanyutkan flok yang menyumbat media filter.
Studi ini memberikan input pengetahuan kepada mahasiswa tentang IPAM. Tentu tidak ada rumus-rumus yang terlihat di lapangan lokasi studi. Yang tampak hanya air. Air yang keruh hingga menjadi jernih di reservoir. Agar sukses menghasilkan air jernih dan bersih, bebas kuman dan bebas zat B3 atau zat lainnya maka desain atau perancangan SO dan SP menjadi faktor utama. Perancangan ini memerlukan ilmu seperti hidrolika (mekanika fluida), ilmu kimia tentang kualitas air baku dan air minum, menggambar teknik, ilmu tentang unit operasi dan proses, serta ilmu perencanaan bangunan pengolahan air minum.
Dengan demikian, selayaknya mahasiswa berterima kasih kepada parapihak di PDAM Tirtawening yang sudah memberikan izin untuk menambah ilmu, memberikan hadiah quiz, dan berterima kasih khusus kepada Pak Abun dan Pak Asep yang menemani selama studi di instalasi, memberikan penjelasan dari satu unit ke unit lainnya. Prodi TL UKRI juga berterima kasih kepada direksi dan kepala dan staf seksi instalasi Badaksinga.
Semoga PDAM atau Perumdam Tirtawening Kota Bandung terus menjadi rekan dalam ilmu dan teknologi, saling bertukar informasi tentang ilmu dan teknologi pengolahan air, baik air minum maupun air limbah (kotor). Wasser sahabat PDAM. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar