• L3
  • Email :
  • Search :

14 November 2006

Aku, Amal, Anggowo

Demi masa....
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian
Kecuali, orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling menasihati agar menaati kebenaran dan kesabaran.
(QS. 103, al-'Ashr: 1 - 3).

--------------------------------------------------------

Waktu terus berlalu. Semuanya tak terasa, tahu-tahu sudah berubah lagi dan esoknya berubah lagi. Tak ada yang mampu mencegah sang waktu. Ia perkasa dan rodanya terus berputar, melindas apa dan siapa saja yang terlena.

Aku menerawang. Waktu itu tahun 1988, tapi aku sudah lupa tanggal dan bulan apa. Di bagian depan rumah tempat kosku akan ada dua orang yang tinggal di sana. Pemilik rumah, yaitu Bu Tanu, menyebut ada dua orang mahasiswa baru ITB. Sekian hari kemudian akhirnya aku bertemu muka dengan kedua orang itu. Yang pertama tinggi sosoknya dan yang satunya lebih pendek. Mereka, katanya, dari Jember, Jawa Timur.

"Saya Amal!"
"Saya Anggowo!"

Aku pun memperkenalkan diri. "Saya Gede."

Setelah pertemuan itu kami tenggelam lagi oleh tugas kampus. Rutinitas kuliah membuat kami sibuk. Apalagi praktikum yang mendera-dera dan laporan yang harus diserahkan sebelum praktikum berikutnya. Aku pun memaklumi kesibukan kedua rekan baruku itu sebagai anak TPB. Pasti sibuk dan dikejar-kejar tugas. Dulu aku pernah mengalaminya.

Amal adalah mahasiswa Teknik Informatika. Anggowo mahasiswa Teknik Geologi. Dalam beberapa pertemuan, Anggowo beberapa kali bertanya kepadaku soal Teknik Lingkungan. Aku, yang juga masih bau kencur di bidang TL, hanya mampu menjawab seadanya. Tapi yang membuatku kaget, Anggowo ternyata pindah ke jurusan TL. Dia terdaftar sebagai mahasiswa TL 1989. Aku lantas mengucapkan selamat kepadanya.

Ketika kutanya alasannya pindah, dia hanya tertawa-tawa. Frekuensi pertemuanku dengannya menjadi lebih tinggi. Dalam beberapa kuliah aku sering berpapasan dengannya. Saat itu dia sudah tidak lagi tinggal di kos Bu Tanu. Satu yang paling aku ingat adalah senyum dan tertawanya. Dia ceria dan periang. Di mana pun aku bertemu, di Salman, di Perpus, di jalan, selalu saja dia teriak, "Haiii... Mas, ke manaaa?" Atau, "dari mana Mas?"

Tapi....... tadi pagi, Kamis, 9 November 2006, aku di-SMS oleh Mas Amal. Isinya....... Anggowo meninggal dunia di Bontang pada Senin sore, 6 November 2006 ketika melaksanakan proyeknya. Innalillahi wa inna ilaihi raaji’uunn. Anggowo sesak napas, lalu di bawa ke dokter, terus ke hotel dan pingsan di sana. Ketika dibawa ke rumah sakit, dia sudah tak tertolong...

Anggowo.... selamat jalan. Semoga Allah swt mengampuni semua kesalahanmu dan menempatkanmu di tempat yang terpuji. Aamiinn.

Gede H. Cahyana, mantan penghuni kamar tengah di Jl. Cisitu Lama No. 24 Bandung. Trims buat sahabatku Amal yang menginformasikan “kepulangan” ke alam baqa salah seorang temanku itu. *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar