• L3
  • Email :
  • Search :

24 Juni 2020

Trimurti Gontor dan Trilogi Pendidikan

Trimurti Gontor dan Trilogi Pendidikan

Trimurti
Trimurti adalah The Founding Fathers Gontor baru. Gontor Modern. Beliau adalah K.H. Ahmad Sahal (1901-1977), K.H. Zainuddin Fanani (1908-1967), K.H. Imam Zarkasyi (1910-1985). Sebelumnya sudah ada Pondok Tegalsari pada paruh pertama abad ke-18, sekitar 10 km di selatan kota Ponorogo. Alumni Pondok Tegalsari ini ada yang menjadi kyai, ‘ulama, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah pada masa itu, negarawan, pengusaha, dll. Misalnya, Paku Buwono II atau Sunan Kumbul di Kerajaan Surakarta, R. Ng. Ronggowarsito (seorang pujangga), HOS. Cokroaminoto, seorang tokoh pergerakan nasional.

Selanjutnya keturunan dari Pondok Tegalsari, yaitu Kyai Sulaiman Jamaluddin mendirikan pondok di desa Gontor, 12 km di tenggara kota Ponorogo, tiga kilometer di timur Tegalsari. Beliau adalah cucu Pangeran Hadiraja, Sultan Kasepuhan Cirebon. Gontor (atau Gontor Lama) ini berkembang pesat pada waktu dipimpin oleh putra Kyai Sulaiman Jamaluddin, yaitu Kyai Archam Anom Besari. Karena kurang kaderisasi, pada masa Kyai Santoso Anom Besari Gontor Lama mulai surut. Setelah Pak Kyai Santoso wafat, maka hanya ibu Nyai Santoso dan tujuh anaknya yang mengelola pondok. Ibu Nyai Santoso lantas menyekolahkan tiga putranya yang kemudian mendirikan Pondok Gontor baru.

Pondok Gontor baru ini resmi pada Senin Kliwon, 20 September 1926, 12 Rabi’ul Awwal 1345 yang kemudian dikenal sebagai Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Dalam proses pendidikannya, Trimurti mengenyam pendidikan modern Belanda, pendidikan tradisional Islam, dan pendidikan modern Islam. Ketiga pendidikan ini mewarnai pendidikan dan pengajaran di PMDG. Maka setelah pendidikan dasar Tarbiyatul Athfal (1926), enam tahun kemudian, yaitu tahun 1932 berdiri Sullamul Muta’allimin, lantas diresmikan Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyyah pada tahun 1936 dan berlangsung hingga sekarang. Selanjutnya adalah pendidikan tinggi, yaitu ISID yang kemudian berkembang menjadi UNIDA Gontor: Universitas Darussalam Gontor.

Trilogi Pendidikan
Bagi Gontor, yang terpenting adalah mental skill. Bukan Job Skill. Dari tiga skill di dalam Trilogi Pendidikan, maka afektif mendapat prioritas pertama. Afektif atau mental atau karakter atau akhlak menjadi pondasi. Kognitif atau akademis dan psikomotorik atau teknis lebih mudah dicapai. Tentu boleh memacu kognitif dan bakat, juga keterampilan, tetapi karakter atau akhlak harus lebih dipacu lagi. Mental skill atau afektif dapat menggerakkan otak (kognitif) dan fisik (psikomotorik). PMDG berupaya mengutamakan mental skill ini. Oleh sebab itu, mencuri sebiji permen saja di koperasi pondok, tentu kalau ketahuan oleh ustadz penjaganya, maka santri langsung diproses untuk dikeluarkan (dipecat). Sebuah permen? Ya…hanya sebuah permen.

Itu sebabnya, pendidikan karakter yang ramai di media massa beberapa tahun lalu itu sudah sejak awal dilaksanakan di PMDG. Mendapat posisi utama dalam pendidikan.  

1 komentar: