Etika Dosen dan Mahasiswa
Dosen dan mahasiswa memiliki relasi yang kuat karena hampir setiap hari bertemu dalam pembahasan tentang ilmu. Ada etika, kode etik atau adab yang perlu dimiliki oleh dosen dan mahasiswa.
Apa saja etika yang perlu dimiliki oleh dosen?
1. Sabar nirbatas. Latar belakang sosial, ekonomi, keluarga, agama, adat istiadat berpengaruh pada perilaku mahasiswa. Ada yang rajin, ada yang malas, ada yang cerdas, ada yang lambat dalam belajar. Ada yang senang ngobrol, ada yang pendiam dan banyak lagi sifat lainnya.
2.
Santun, lambat marah. Pendidikan memerlukan ketegasan dan keadilan. Tindakan
tegas diperlukan tetapi tidak serta merta marah apabila mhs terlambat sekali
atau dua kali. Harus ditanya sebabnya agar mendapat jawaban yang jujur. Ganjaran
atau hukuman tegas harus diberikan apabila sering terlambat, menyelisihi tatatertib
proses belajar mengajar (PBM).
3.
Wibawa. Duduk, berdiri, berjalan dengan wibawa. Menundukkan kepala dan hati
tanpa dibuat-buat. Bukan untuk disanjung tetapi untuk memuliakan ilmu. Agar hikmah
ilmu tidak dirusak akibat gestur tubuh yang buruk. Orangnya yang buruk bukan
ilmunya.
4.
Tidak takabur. Dilarang takabur kepada mahasiswa, kolega, dan orang-orang lain yang
terdidik maupun orang awam. Sifat sombong ini adalah sifat iblis yang abadi
hingga kiamat.
5.
Rendah hati dalam pergaulan, tawadhu. Tidak angkuh di dalam pergaulan di
kantor, di masyarakat, di organisasi atau di dunia media sosial. Di atas langit
masih ada langit.
6.
Serius, tidak bersenda gurau, tidak bermain-main berlebihan. Senantiasa
dzikrullah agar memperoleh ilmu yang makin banyak dan makin manfaat.
7.
Sayang dan lemah lembut, membimbing mahasiswa yang kurang pandai, lambat dalam
berpikir. Sabar nirbatas, seperti poin satu di atas. Mahasiswa cerdas akan
mudah belajar sendiri tanpa banyak bimbingan. Yang kurang cerdas membutuhkan
perhatian lebih dari dosennya.
8.
Membimbing murid yang bebal. Ada orang yang lambat dalam belajar tetapi
memiliki daya ingat yang lama. Dosen hendaklah mengetahui murid yang bebal dan yang
cerdas agar dapat memberikan bimbingan khusus kepada yang bebal.
9.
Tidak memarahi murid yang bodoh. Marah diperlukan pada waktunya. Dilarang marah
dari lubuk hati yang bisa menimbulkan dendam. Marahlah sebatas pada lisan saja,
dalam ucapan saja dengan tujuan mendidik. Berikan motivasi bahwa pasti bisa
dengan cara belajar terus.
10.
Tidak sok tahu. Kemampuan manusia terbatas tetapi ilmu tidak terbatas. Akui
secara jujur apabila tidak tahu tentang suatu ilmu. Jangan menjawab pertanyaan
tanpa dasar dalil keilmuan yang kuat.
11.
Tataplah orang yang bertanya dan serius menyimaknya. Berikan perhatian atas
masalah yang ditanyakannya. Apabila belum tahu jawabannya maka katakan tidak
tahu. Akan dijawab pada hari lain setelah ilmunya diperoleh dan dipelajari.
12.
Menerima dengan lapang dada masukan ilmu atau dalil yang diberikan. Pelajari
ilmu atau dalil tersebut dan berikan pembahasan lagi pada kali lain. Masukan
ilmu akan menambah pengetahuan.
13.
Tunduk pada kebenaran apabila tersalah. Kemampuan manusia terbatas. Apabila
salah dalam memberikan ilmu maka harus diakui, disebutkan dan kemudian berikan
ilmu yang benar. Ini mudah dilakukan apabila diniatkan untuk ibadah.
14.
Hindari memberikan ilmu yang merusak atau mendatangkan mudarat. Apabila
diketahui bahwa suatu rumus itu salah maka wajib diperbaiki. Suatu zat itu
berbahaya maka wajib diberikan tatacara penanganannya. Berikan ilmu sesuai dengan
tingkat usia dan kemampuan berpikirnya.
15. Memberitahu bahwa ilmu berasal dari Allah, Tuhan Yang Mahaesa. Manusia diberi akal dan pikiran untuk mengembangkan ilmu dan teknologi baru dengan tetap meyakini bahwa Allah adalah pemberi kemudahan dalam belajar, mengajar, menemukan kaidah, hukum, aksioma baru dalam ilmu.
Apa saja etika yang perlu dimiliki oleh mahasiswa?
1. Mengucapkan salam apabila bertemu dosen. Salam adalah doa dan akan mendapat jawaban salam yang juga berarti mendoakan sebaliknya.
2. Bicara hanya yang perlu saja, tidak banyak cakap yang di luar ilmu. Apabila berdiskusi maka fokus pada tema diskusi atau subtema itu saja.
3.
Hindari bercakap-cakap apabila tidak ditanya. Sikap ini dapat menolong orang
lain untuk lebih banyak meresapkan ilmu yang disimaknya.
4.
Minta izin sebelum bertanya. Bisa dengan mengangkat tangan setelah usai paparan
ilmunya. Jangan memotong penjelasan yang belum tuntas. Dengarkan hingga tuntas
kemudian bertanya dengan meminta izin terlebih dahulu.
5.
Hindari membantah atau menyangkal langsung ilmu paparan yang diberikan. Berikan
informasi secara lisan apabila ada ilmu lain dari buku lain atau orang lain.
Ini akan menjadi masukan bagi dosen atau guru yang akan mempelajarinya.
6.
Hindari sikap bahwa “dia lebih paham daripada guru atau dosennya”. Andaipun
betul lebih paham, maka sikap santun tetap diperlukan. Inilah relasi
mutualisme, saling memberi dan menerima ilmu dengan cara yang benar.
7.
Perhatikan pelajaran dan pengajaran secara serius, tidak ngobrol atau
bercakap-cakap semasa proses pembelajaran sedang berlangsung. Matikan semua
alat komunikasi selama PBM.
8.
Bersikap tenang atau khusu’ selama belajar. Sikap ini adalah memuliakan ilmu,
tidak sekadar untuk kemampuan memahami ilmu.
9.
Bertanya dengan memperhatikan kondisi dosen, apakah sedang lelah atau sibuk.
Jenis dan jumlah pertanyaan juga perlu diperhatikan. Perhatikan sikon.
10.
Berdirilah apabila bertemu dosen dan duduk setelah dipersilakan. Bukan untuk menghormati
jasad fisiknya tetapi untuk menghormati ilmu yang diajarkannya. Ilmu bersifat mulia,
berasal dari Zat Yang Mahatahu.
11.
Selalu berprasangka baik atas semua ilmu yang diberikan dan bertanyalah dengan
sopan apabila ingin tahu lebih banyak tentang ilmunya.* (Diolah dari
Bidayatul Hidayah karya Imam al Ghazali r.a.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar