• L3
  • Email :
  • Search :

20 Februari 2023

Etika Dosen dan Mahasiswa

Etika Dosen dan Mahasiswa

Dosen dan mahasiswa memiliki relasi yang kuat karena hampir setiap hari bertemu dalam pembahasan tentang ilmu. Ada etika, kode etik atau adab yang perlu dimiliki oleh dosen dan mahasiswa.

Apa saja etika yang perlu dimiliki oleh dosen?

1. Sabar nirbatas. Latar belakang sosial, ekonomi, keluarga, agama, adat istiadat berpengaruh pada perilaku mahasiswa. Ada yang rajin, ada yang malas, ada yang cerdas, ada yang lambat dalam belajar. Ada yang senang ngobrol, ada yang pendiam dan banyak lagi sifat lainnya.

2. Santun, lambat marah. Pendidikan memerlukan ketegasan dan keadilan. Tindakan tegas diperlukan tetapi tidak serta merta marah apabila mhs terlambat sekali atau dua kali. Harus ditanya sebabnya agar mendapat jawaban yang jujur. Ganjaran atau hukuman tegas harus diberikan apabila sering terlambat, menyelisihi tatatertib proses belajar mengajar (PBM).

3. Wibawa. Duduk, berdiri, berjalan dengan wibawa. Menundukkan kepala dan hati tanpa dibuat-buat. Bukan untuk disanjung tetapi untuk memuliakan ilmu. Agar hikmah ilmu tidak dirusak akibat gestur tubuh yang buruk. Orangnya yang buruk bukan ilmunya.

4. Tidak takabur. Dilarang takabur kepada mahasiswa, kolega, dan orang-orang lain yang terdidik maupun orang awam. Sifat sombong ini adalah sifat iblis yang abadi hingga kiamat.

5. Rendah hati dalam pergaulan, tawadhu. Tidak angkuh di dalam pergaulan di kantor, di masyarakat, di organisasi atau di dunia media sosial. Di atas langit masih ada langit.

6. Serius, tidak bersenda gurau, tidak bermain-main berlebihan. Senantiasa dzikrullah agar memperoleh ilmu yang makin banyak dan makin manfaat.

7. Sayang dan lemah lembut, membimbing mahasiswa yang kurang pandai, lambat dalam berpikir. Sabar nirbatas, seperti poin satu di atas. Mahasiswa cerdas akan mudah belajar sendiri tanpa banyak bimbingan. Yang kurang cerdas membutuhkan perhatian lebih dari dosennya.

8. Membimbing murid yang bebal. Ada orang yang lambat dalam belajar tetapi memiliki daya ingat yang lama. Dosen hendaklah mengetahui murid yang bebal dan yang cerdas agar dapat memberikan bimbingan khusus kepada yang bebal.

9. Tidak memarahi murid yang bodoh. Marah diperlukan pada waktunya. Dilarang marah dari lubuk hati yang bisa menimbulkan dendam. Marahlah sebatas pada lisan saja, dalam ucapan saja dengan tujuan mendidik. Berikan motivasi bahwa pasti bisa dengan cara belajar terus.  

10. Tidak sok tahu. Kemampuan manusia terbatas tetapi ilmu tidak terbatas. Akui secara jujur apabila tidak tahu tentang suatu ilmu. Jangan menjawab pertanyaan tanpa dasar dalil keilmuan yang kuat.

11. Tataplah orang yang bertanya dan serius menyimaknya. Berikan perhatian atas masalah yang ditanyakannya. Apabila belum tahu jawabannya maka katakan tidak tahu. Akan dijawab pada hari lain setelah ilmunya diperoleh dan dipelajari.

12. Menerima dengan lapang dada masukan ilmu atau dalil yang diberikan. Pelajari ilmu atau dalil tersebut dan berikan pembahasan lagi pada kali lain. Masukan ilmu akan menambah pengetahuan.

13. Tunduk pada kebenaran apabila tersalah. Kemampuan manusia terbatas. Apabila salah dalam memberikan ilmu maka harus diakui, disebutkan dan kemudian berikan ilmu yang benar. Ini mudah dilakukan apabila diniatkan untuk ibadah.

14. Hindari memberikan ilmu yang merusak atau mendatangkan mudarat. Apabila diketahui bahwa suatu rumus itu salah maka wajib diperbaiki. Suatu zat itu berbahaya maka wajib diberikan tatacara penanganannya. Berikan ilmu sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan berpikirnya.

15. Memberitahu bahwa ilmu berasal dari Allah, Tuhan Yang Mahaesa. Manusia diberi akal dan pikiran untuk mengembangkan ilmu dan teknologi baru dengan tetap meyakini bahwa Allah adalah pemberi kemudahan dalam belajar, mengajar, menemukan kaidah, hukum, aksioma baru dalam ilmu.


Apa saja etika yang perlu dimiliki oleh mahasiswa?

1. Mengucapkan salam apabila bertemu dosen. Salam adalah doa dan akan mendapat jawaban salam yang juga berarti mendoakan sebaliknya.

2. Bicara hanya yang perlu saja, tidak banyak cakap yang di luar ilmu. Apabila berdiskusi maka fokus pada tema diskusi atau subtema itu saja.

3. Hindari bercakap-cakap apabila tidak ditanya. Sikap ini dapat menolong orang lain untuk lebih banyak meresapkan ilmu yang disimaknya.

4. Minta izin sebelum bertanya. Bisa dengan mengangkat tangan setelah usai paparan ilmunya. Jangan memotong penjelasan yang belum tuntas. Dengarkan hingga tuntas kemudian bertanya dengan meminta izin terlebih dahulu.

5. Hindari membantah atau menyangkal langsung ilmu paparan yang diberikan. Berikan informasi secara lisan apabila ada ilmu lain dari buku lain atau orang lain. Ini akan menjadi masukan bagi dosen atau guru yang akan mempelajarinya.    

6. Hindari sikap bahwa “dia lebih paham daripada guru atau dosennya”. Andaipun betul lebih paham, maka sikap santun tetap diperlukan. Inilah relasi mutualisme, saling memberi dan menerima ilmu dengan cara yang benar.

7. Perhatikan pelajaran dan pengajaran secara serius, tidak ngobrol atau bercakap-cakap semasa proses pembelajaran sedang berlangsung. Matikan semua alat komunikasi selama PBM.  

8. Bersikap tenang atau khusu’ selama belajar. Sikap ini adalah memuliakan ilmu, tidak sekadar untuk kemampuan memahami ilmu.

9. Bertanya dengan memperhatikan kondisi dosen, apakah sedang lelah atau sibuk. Jenis dan jumlah pertanyaan juga perlu diperhatikan. Perhatikan sikon.

10. Berdirilah apabila bertemu dosen dan duduk setelah dipersilakan. Bukan untuk menghormati jasad fisiknya tetapi untuk menghormati ilmu yang diajarkannya. Ilmu bersifat mulia, berasal dari Zat Yang Mahatahu.

11. Selalu berprasangka baik atas semua ilmu yang diberikan dan bertanyalah dengan sopan apabila ingin tahu lebih banyak tentang ilmunya.* (Diolah dari Bidayatul Hidayah karya Imam al Ghazali r.a.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar