• L3
  • Email :
  • Search :

3 Februari 2023

Korelasi Bab Studi (Tinjauan) Pustaka dan Bab Hasil dan Pembahasan

Korelasi Bab Studi (Tinjauan) Pustaka dan Bab Hasil dan Pembahasan

Semua bab di dalam laporan KP dan TA adalah satu kesatuan utuh. Meskipun dipisahkan dalam bab perbab sesungguhnya semua isi (konten, materi) di dalam bab-bab tersebut saling berkaitan, berhubungan, berkorelasi. Begitu pula Bab Studi Pustaka atau Tinjauan Pustaka atau Kajian Pustaka. Tiga istilah ini agak berbeda tetapi maknanya sama. Dipilih satu saja yang biasa digunakan di prodi secara turun-temurun.

Bab Tinjauan Pustaka ini berisi ilmu yang menjadi tema atau judul laporan KP atau TA. Ilmu yang ditulis adalah ilmu yang sangat dekat dengan tema atau judul KP atau TA. Semua kalimat, alinea (paragraf) yang ditulis harus memiliki rujukan ke satu atau lebih sumber ilmu seperti buku, artikel ilmiah di jurnal, peraturan-peraturan negara atau daerah, majalah, koran, atau wawancara, observasi. 

Setiap alinea yang ditulis harus ada rujukannya. Semua rujukan tersebut harus ditulis di Daftar Pustaka. Cara merujuk atau sitasi dan menulis Daftar Pustaka silakan baca di blog. Harus diingat bahwa “copas: copy-paste” itu dilarang! Kutipan harus diparafrase. Persentase maksimum kutipan yang sifatnya copas itu atau verbatim adalah 20%. Lebih dari 20% biasanya dinyatakan sebagai jiplakan (plagiat). 

Apabila persentase copas tersebut kurang dari 20% maka dinyatakan sah sebagai laporan milik masing-masing. Selanjutnya adalah mengaitkannya dengan Bab Hasil dan Pembahasan (Bab H dan P). Tulisan di Bab H dan P ini pasti berisi fakta atau data yang diperoleh selama pelaksanaan KP atau TA. Bisa berupa data primer, bisa juga data sekunder. Namun tulisan di Bab H dan P ini *tidak boleh berhenti* pada penulisan paragraf data, tabel, dan grafik saja. Harus dirujukkan ke ilmu yang ditulis di Bab Tinjauan Pustaka.

Banyak terjadi, mahasiswa hanya menulis data atau fakta saja *tanpa satu pun kutipan atau sitasi* dari Bab Tinjauan Pustaka yang ditulisnya. Pertanyaannya, apa gunanya menulis Bab Tinjauan Pustaka yang sangat tebal, bahkan berisi banyak nama, misalnya sampai 30 nama yang dikutip tetapi *tidak ada satu pun yang dikutip* untuk dijadikan materi pembahasan di Bab H dan P? Selayaknya data atau fakta primer – sekunder yang diperoleh itu dikaji, dikaitkan dengan teori yang ada, dikaitkan dengan penelitian atau perancangan orang lain yang bertema atau berjudul sama.

Makin banyak bahasan dan perbandingan antara data (fakta) yang diperoleh dengan data atau hasil yang diperoleh orang lain dari buku, artikel, majalah, dll maka makin lengkap laporan KP atau TA tersebut. Jangan pula sekadarnya saja, yaitu sekadar ada satu alinea (paragraf) yang dikutip sebagai penambah pembahasan saja. Hendaklah dikutip dari beberapa sumber pustaka kemudian disusun kalimatnya dalam satu paragraf yang utuh. Menulis ulang sumber pustaka menjadi satu paragraf baru akan mengurangi persentase plagiat (similarity).

Tidak ada kata terlambat. Mulai saat ini, tulis dan perbaiki lagi laporan KP atau TA masing-masing sebelum diseminarkan agar memperoleh nilai maksimal, yaitu A. *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar