Tips Belajar di Perguruan Tinggi
Oleh Gede H. Cahyana[Selamat buat yang lulus UN. Untuk yang belum lulus, ikutlah ujian paket atau kesetaraan. Bisa juga ikut tahun depan. Hidup ini rahasia, banyak yang gagal UN tetapi justru sukses finansial dalam wirausahanya. "Siapa saja yang bersungguh-sungguh, akan berhasil"]
Mulai Mei 2012 ini, semua perguruan tinggi, baik sekolah tinggi, institut, akademi, politeknik, maupun universitas melaksanakan penerimaan mahasiswa baru. Calon mahasiswa pun sibuk mendaftarkan diri. Ada yang ingin lulus di PTN (perguruan tinggi negeri), ada juga yang lebih suka langsung mendaftar ke PTS (perguruan tinggi swasta) tanpa ikut ujian SNMPTN. Ada juga yang akhirnya kuliah di PTS karena tidak lulus SNMPTN.
Namun
demikian, di mana pun kuliah, di PTN maupun PTS, hakikatnya sama, yaitu
sama-sama menjadi masyarakat akademis. Patut diakui, perguruan tinggi
memiliki relung khas di hati mayoritas masyarakat. Buktinya, banyak yang
ikut ujian SNMPTN. Juga banyak yang kuliah di PTS. Secara nasional,
jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 3.070-an unit, 83 unit berupa
PTN (3%). Sisanya PTS (97%). Oleh sebab itu, hendaklah pemerintah
berupaya mengembangkan PTS karena menjadi salah satu tiang kekuatan
pendidikan dan riset di Indonesia.
Sebagai pusat keunggulan, perguruan tinggi adalah sumber pemikir (think tank).
Sejarahnya bisa ditarik jauh ke masa sebelum Masehi, ke zaman Yunani
kuno ketika cendekiawannya membagikan ilmu dari rumah ke rumah termasuk
ke istana raja. Salah satu filosof dan pakar geometri yang akrab di
telinga kita ialah Phytagoras (580 – 500 SM), sang penemu rumus untuk
menghitung sisi miring (hypotenuse) segitiga siku-siku. Hanya saja, menurut sejarah, Platolah dianggap penemu perguruan tinggi bernama Academy. Rintisannya ini dilanjutkan Aristoteles dengan mendirikan Lyceum. Lantas kian berkembang pada masa Romawi, pada masa Islam di Timur Tengah dan Asia Barat lalu bergerak ke Eropa pada masa renaissance (renesans, pembaruan) hingga sekarang.
Faktanya,
masyarakat masih memandang prestisius jenjang pendidikan tinggi karena
banyak hal baru di dalamnya. Belajar di SMA, SMK, atau Madrasah Aliyah
biasanya bersifat monolog. Di perguruan tinggi berbeda. Di kalangan
kampus, cara belajarnya lebih mengutamakan dialog. Secara ringkas di
bawah ini diberikan tips belajar di perguruan tinggi untuk mahasiswa
baru, baik yang kuliah di PTS maupun PTN. Poin-poin di bawah ini
bersifat fleksibel, bisa diperluas atau dipersempit.
Tips Belajar
Inilah tips belajar untuk mahasiswa.
- Jadikan belajar sebagai hobi. Sikap ini membantu konsentrasi kamu dan mengurangi stres. Kata pakar pendidikan Gordon Stokes, 80% kesulitan belajar terkait dengan stres.
- Jangan bolos. Jika kuliahnya membosankan karena dosennya kurang komunikatif atau materinya sulit, teruslah hadir. Kalau sering absen, kamu akan rugi biaya, tak dapat ilmu dan mungkin tidak lulus. Agar bisa belajar efektif, kata Stockwell, kamu harus melihat, mendengar, dan merasakan. Bolos berarti kehilangan ilmu. Catatan memang bisa dipinjam dari teman, tetapi tidak semua ucapan dosen akan sempat dicatat. Kuliah mutlak perlu untuk menguatkan kesan visual dan melatih alur berpikir.
- Buatlah catatan kuliah. Catat yang penting-penting saja. Agar cepat, gunakan singkatan atau kode khas buatan kamu dan mudah diingat. Jangan asal tulis, tapi berpikirlah saat mencatat.
- Jika belum mengerti, bertanyalah. Jangan malu bertanya karena teman pun mungkin belum mengerti. Teman kamu pasti berterima kasih karena kamu bertanya tentang sesuatu yang dia pun belum mengerti meskipun tak diucapkannya.
- Setiap selesai kuliah, bacalah catatan sekali lagi. Sekilas saja. Lalu cari penjelasan detail di buku teks. Buatlah catatan ringkas dari setiap topik yang dibaca.
- Temukan gayamu. Setiap orang punya cara khas dalam belajar. Jika suka musik, putarlah musik favoritmu atau gunakan headset. Jika suka sepi, carilah tempat dan waktu yang pas agar suasananya sunyi.
- Buatlah grup belajar agar sering diskusi. Anggotanya cukup lima orang. Temuilah dosen atau asisten jika ada kesulitan dalam memahami kuliah.
- Bacalah buku yang disarankan dosen. Garisbawahi atau stabiloi kata, kalimat penting (jika buku milik sendiri). Jika buku pinjaman, foto kopilah bagian yang perlu saja atau catat dengan kalimat sendiri.
- Menjelang UTS, UAS segarkan ingatan dengan mengulang (review) bahan kuliah. Jangan lakukan SKS: sistem kebut semalam.
- Last but not least, jadikan belajar sebagai ibadah agar semangat. Ingatlah, mahasiswa adalah masyarakat akademis berciri cerdas, egaliter, senang membaca, menulis dan mengembangkan ilmu dan teknologi (iltek) yang berbasis imtak (iman dan takwa).
Karena
bebas berpendapat secara lisan dan tulisan, mahasiswa jangan segan
apalagi takut bertanya kepada dosen. Dosen yang baik selalu siap
memberikan penjelasan kepada mahasiswanya. Sikapnya terbuka, mau
menerima pendapat mahasiswanya yang berbeda. Artinya, dosen tidak selalu
betul karena ilmu dan teknologi terus berkembang.
Selamat belajar.*