• L3
  • Email :
  • Search :

25 Juli 2019

Rancangan PrasedVoir Intake Sabuga PDAM Kota Bandung

Rancangan bangunan baru di lokasi intake Sabuga bisa disebut sebagai preliminary treatment atau pengolahan pendahuluan menggunakan unit operasi prasedimentasi  kemudian ditampung di reservoir air baku. Prasedimentasi (selanjutnya disingkat: prased) berada di dalam unit reservoir. Prased difungsikan sebagai penampung air baku selain fungsi utamanya sebagai pengendap pasir dan partikel sejenis lainnya (grit). 

Dengan demikian, bangunan pengolahan air Sungai Cikapundung terdiri atas intake (unit sadap) yang dilengkapi barscreen (BS), prased dan reservoir, yang disebut Prasedvoir. Ini adalah akronim dan menjadi istilah baru dalam khazanah teknologi pengolahan air minum lantaran rancangan ini adalah yang pertama di Indonesia, mungkin juga di dunia, yang meletakkan unit Prased di dalam reservoir air baku dengan tetap mempertimbangkan kriteria desain masing-masing dengan modifikasi berdasarkan analisis hidrolis.
Bentuk denah bangunan baru Prasedvoir adalah trapezium, dengan dimensi:
Panjang sisi sejajar 1 (p1)= 18 m,
Panjang sisi sejajar 2 (p2) = 15 meter
Tinggi trapezium = 7,5 meter.
Luas = (18 + 15)7,5/2 = 123,75 m2.
Kedalaman bak air = 3 meter (dihitung dari level 0 eksisting ke bawah: -3 m)
Tinggi muka air di atas level 0 eksisting = +1,10 m dengan asumsi tinggi muka air S. Cikapundung pada musim kemarau = 10 cm di atas pelat dasar (anchor) barscreen eksisting. 

Menurut catatan operator intake PDAM, tinggi muka air S. Cikapundung = 30 cm di atas pelat dasar beton (anchor) barscreen pada awal musim hujan. Dengan demikian, total kedalaman air menjadi 3 +1,1 = 4,1 m.
Volume = 507,375 m3.
Debit pemompaan 500 l/d = 0,5 m3/d
Waktu detensi air di dalam bak 507,375/0,5 = 1.014,75 detik = 17 menit (waktu yang dibutuhkan pompa untuk mengosongkan Prasedvoir).
Apabila debit pemompaan 600 l/d = 0,6 m3/d, maka waktu detensi air = 14 menit. Tabel 1 menampilkan simulasi dan waktu detensi Prasedvoir.

Sebagai pemisah pasir dan grit, prased terdiri atas dua bagian, yaitu bagian primer dan bagian sekunder dengan dimensi sebagai berikut.

Dimensi Prased:
Panjang zone sedimentasi primer = 5,5 m
Lebar zone sedimentasi primer = 4,2 m
Dalam awal zone sedimentasi primer = 0,5 + 1,1= 1,6 m (tinggi air minimum 10 cm di barscreen).
Dalam akhir zone sedimentasi primer = 3 + 1,1 = 4,1 m.
Slope penampung lumpur (pasir, grit) = 24 derajat.
Panjang zone sedimentasi sekunder = 10,2 m
Lebar zone sedimentasi sekunder = 2 m
Dalam zone sedimentasi sekunder = 4,1 m
Lantai sedimentasi ini membentuk sudut 24 derajat terhadap horizontal. Permukaan lantai sedimentasi ini dilapisi material licin seperti keramik. Begitu juga lantai sedimentasi sekunder dan miring ke arah lokasi pompa lumpur.

Kompartemen Prased
Prased terdiri atas empat zone:
1. Zone inlet berupa saluran dengan lebar total 4,2 m, yaitu lebar bak bangunan eksisting.
2. Zone outlet adalah ruang di sekitar pompa benam (submersible), air ke luar dari reservoir dengan cara dipompa, dialirkan di dalam pipa transmisi eksisting menuju IPAM Badaksinga. Namun karena debit pemompaan lebih besar daripada debit sebelumnya, maka perlu dipasang pipa transmisi baru sebagai penambah pipa lama atau pengganti pipa lama (pipa lama tidak digunakan). Kalkulasi dimensi pipa dan debit yang mampu dialirkan sudah dilampirkan dalam laporan rapat.
3. Zone sedimentasi berupa ruang pengendapan pasir dan grit dengan dimensi seperti ditulis sebelumnya. Zone ini ada dua: zone primer dan zone sekunder.
4. Zone lumpur adalah ruang untuk menambatkan pasir dan grit, berada di bagian bawah zone sedimentasi. Lantai dimiringkan agar pasir dan grit mudah terbawa aliran air apabila dibilas. Arahnya adalah ke pompa lumpur untuk disedot dan dibuang kembali ke sungai tempat asalnya.   
  
Reservoir
Reservoir berfungsi menampung air yang sudah diolah di Prasedimentasi. Volume = 507,375 m3 - 143,7 m3  = 363, 675 m3. Waktu detensi pada debit 500 l/d adalah 12,12 menit. Pada debit 600 l/d = 10,10 menit. Namun karena reservoir ini bergabung dengan Prased maka waktu detensi yang sesungguhnya lebih besar daripada angka-angka tersebut, yaitu 17 menit pada debit 500 l/d dan 10 menit pada debit 600 l/d. Selengkapnya pada Tabel 1.

Di unit reservoir ini disediakan pompa benam (submersible) dengan kapasitas total pemompaan 500 l/ d dan 600 l/d. Pompa submersible = 3 unit, @220 l/d. Pengaturan debit pemompaan dengan cara mengatur debit dari tiga pompa tersebut. Dilengkapi juga dengan pipa piezometer untuk mengetahui level muka air di dalam ruang reservoir. Pipa piezometer ini diletakkan di bagian luar dinding reservoir dan harus mudah dilihat oleh operator. Bahannya dari material bening, seperti selang silicon atau plastic antipecah.

Pompa lumpur diletakkan di bagian ujung prasedimentasi sekunder (lihat gambar). Spesifikasi pompa disesuaikan dengan volume lumpur dan lama waktu pemompaan. Panel pompa diletakkan di atas reservoir. Ruang operator, gudang, toilet dan parkir motor juga di atas reservoir. Pelat atas reservoir ini (penutup reservoir) dilengkapi dengan beberapa manhole dan tangga (ladder), dan beberapa ventilasi. Ketinggian pelat atas = +2,50. Titik nol adalah pelat lantai dasar bangunan eksisting, sesuai dengan as bult-drawing.

Bangunan Intake
Unit intake terdiri atas barscreen 1 (BS1) dan barscreen 2 (BS2).
Lebar BS1 = 1 m, tepatnya 90 cm. Dilengkapi penstock.
Lebar BS2 = 1.90 m, panjang = 8 m, dengan 8 unit manhole.
Kedua barscreen ini tetap digunakan pada tahap awal. Apabila sekian tahun kemudian terjadi penurunan debit air, maka unit intake ini bisa dibongkar. Dasar eksisting sekarang diturunkan ke level +0.00 dan saluran inlet dilebarkan menjadi sama dengan lebar bak prased eksisting, kurang lebih 4,2 m.

Barscreen dan penstock baru kemudian dipasang di unit prased eksisting ini, dengan lebar 4,2 m. Saluran ini dibagi dua unit sehingga masing-masing lebarnya 2,1 m. Lebar bersih sesuai dengan ukuran dinding pemisah dan desain penstock. Untuk mengurangi cairan seperti minyak, oli, dan benda ringan lainnya, maka dipasang balok apung. Balok ini bisa naik turun mengikuti naik turunnya tinggi muka air. Balok harus material ringan sehingga sebagian balok tenggelam dan sebagian di atas permukaan air. *

1 komentar:

  1. rancangan EO ra gelem podho karo kanca ne . . wha ha ha
    nyleneh & ini lho yang qu sebut idea nya itu mengandung kreatifitas mengundang unsur inovatif .

    konvensional = normale it's ogah , apa ada nya !
    "Bangunan intake biasanya terpisah dengan prasedimentasi dan bak penampung".

    tuntutan dan permintaan , menguras idea nya itu mengandung kreatifitas mengundang unsur inovatif = bisa karena terpaksa oleh tuntutan ada nya apa ~
    "Apabila kondisi luas lahan dan topografi lokasi tidak memungkinkan, maka unit prasedimentasi dan bak penampung atau reservoir air baku bisa dibuat di dalam satu unit bangunan"

    gak ada di kitab apalagi primbon = manual, inni di sebut kreatif+inovatif = bid' ah me lahar kan sesuatu nan baru sedari model s/d me lahir kan
    nama baru . jadi terpenuhi, unsur ada apa nya ?
    mengundang per ? an s/d mengandung per ! an harus di pasti kan hadir annya se demikian mengendang . itu biasa, kata ahli nya ahli inti ya inti & anti, wak ndul core of the core .

    "Istilahnya: PrasedVoir. Unit ini belum ada di Indonesia. PDAM Kota Bandung pernah berencana membuatnya???."

    selamet kagem kang Gede H. Cahyana

    BalasHapus