• L3
  • Email :
  • Search :

4 Juli 2019

Gontor Tak Terduga

Wisuda santri Gontor memang unik. Diadakan pada bulan Ramadhan selama dua hari satu malam. Hari pertama, orang tua santri dan warga sekitar diundang ke pondok dan berbuka saum bersama. Setelah Tarawih, walisantri diundang hadir pada acara Haflatul Wada’. Prosesi dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjut dengan Hymne Oh Pondokku …. mendengar liriknya…. merinding dan tetes air mata, banyak orang tua yang berkaca-kaca. Bahkan mendengarnya di mana saja, terasa hangat pelupuk mata.

Lantas sambutan dari santri yang mewakili kelas 5 dan kelas 6 (yang akan diwisuda). Mereka fasih berbahasa Indonesia. Juga Inggris, Apalagi bahasa Arab. Dilanjutkan dengan sambutan oleh seorang walisantri kelas 6. Setelah sambutan oleh perwakilan Badan Wakaf, dibacakan jenis dan jumlah wakaf dari santri yang akan lulus. Puncaknya adalah wejangan dari Bapak Kyai. Wejangan diberikan oleh al mukarom K. H. Hasan Abdullah Sahal. Barangkali sesi inilah yang ditunggu-tunggu.
Kali pertama ikut hadir dalam Haflatul Wada’ pada masa Star Generation. StarGen. Generasi Bintang 689. Kode angka ini artinya kelas 6 pada saat usia Gontor 89 tahun. Acara berlangsung hingga lewat tengah malam, sekitar pukul 00.33 WIB. Usai acara dibagikan lagi nasi kotak tiga bungkus sesuai dengan tiga kupon yang diberikan untuk satu keluarga santri. Minta tambah pun, dikasi juga. Banyak nasi, banyak makanan. Sebelum acara tadi, hadirin diberi kotak snack berisi kue-kue dan air minum.

Pada pukul 07.00 WIB acara dimulai, yaitu pembacaan nama santri yang lulus. Ada juga yang tidak lulus, tetapi sedikit, kurang dari 5 orang. Yang menegangkan adalah menunggu nama santri disebut dan lokasi pengabdiannya. Ditunggu pada panggilan pertama…. sampai habis, tidak ada. Masuk panggilan kedua…. tidak ada juga. Entah panggilan ke berapa…. akhirnya nama anak disebut juga. Kami berharap anak mengabdi di pondok tempatnya belajar. Ternyata ditempatkan di pondok alumni di ujung barat Pulau Jawa. 

Suasana batin campur aduk. Gembira karena lulus dan sedih ditempatkan bukan di pondok Gontor. Apalagi, awal Syawal anak harus sudah di pondok pengabdian. Artinya, libur lebaran terlalu singkat. Bahkan waktu itu tidak sempat pulang ke Bali karena khawatir telat tiba di pondok pengabdian. Namun hikmahnya, kami punya pengalaman ke Banten, ke desa pedalaman dan tahu objek-objek wisata di sana. Juga mengalami betapa macetnya pada bulan Syawal karena banyak yang ziarah ke masjid lama Banten dan Keraton Surosowan.
Kali kedua terjadi pada masa Survival Generation. Prosesi acara serupa dengan sebelumnya. Yang menggetarkan tentu saja pembacaan nama lokasi pengabdian santri. Kali ini pun tetap berharap agar anak bisa mengabdi di Gontor. Hasilnya, anak ditempatkan di pondok alumni di bagian timur Pulau Jawa. Ada sebersit kecewa tetapi harus diterima. Seperti anak pertama tadi, kami justru yang harus semangat agar anak ikut semangat di pengabdiannya yang di luar harapan. Lebih tepatnya adalah harapan orang tuanya. Sebab, anak biasa-biasa saja, malah tertawa-tawa dengan teman-temannya.

Yang ketiga, Inspiring Generation. Karena sudah pengalaman dua kali, kami tidak lagi berharap anak mendapat tempat pengabdian di Gontor. Tetapi tetap berharap agar lokasinya di Pulau Jawa. Tanpa diduga, anak mendapatkan tempat pengabdian di Gontor. Bukan mengajar, tapi langsung kuliah. Surprised. Yang terbayang adalah lokasi pengabdian di pondok alumni, atau yang dikhawatirkan .. lokasinya di luar Jawa. Ternyata semuanya indah pada waktunya. Begitulah, Gontor sungguh tak terduga. 


Terima kasih Gontor. Terima kasih Bapak-Bapak Kyai dan keluarga besarnya. Terima kasih ustadz/ah. Terima kasih walisantri.yang kerapkali bertemu dan ngobrol di Bapenta. Terima kasih bapak - ibu pedagang, pewarung di dekat pondok. Terima kasih bapak pengojek dan pebentor. Terima kasih para dokter dan perawat. Trims untuk mbok-mbok di dapur dan kantin. Trims untuk Pak'e kebersihan pondok. Tentu trims untuk teman-teman anak-anak dari seluruh Indonesia, dari Malaysia, dari Thailand. 

Terima kasih anak-anak.... Sudah tuntas kalian belajar di KMI. Belajar teruslah di mana saja. Usiamu muda. Pikiranmu terang. Daya ingatmu kuat. Fisikmu fit afiat. Psikismu di puncak motivasi. Sahabatmu banyak dan muda semua. Mahasiswa semua. Pengajar ada. Pebisnis ada. 

Kalian boleh gunakan ponsel dan laptop untuk menambah ilmu. Tambanglah ilmu seluas dan sedalam-dalamnya. Gunakan FB, IG, TW, WA dll dengan bijak, ingat pesan Bapak Kyai dan ustadz/ah, menulislah untuk berdakwah, ceramahlah dalam amanah. Menikahlah dalam sunnah. Belalah negaramu seperti membela pondokmu. *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar