Mudik: Menuju ke Udik
Lebaran atau ‘Idul Fithri 1 Syawal 1446 ini, merujuk pada hasil hisab PP Muhammadiyah akan terjadi pada 31 Maret 2025. Seperti sejak dulu, entah kapan mulainya, kaum muslimin berbondong-bondong menuju tanah kelahirannya, desa semasa kecilnya untuk bertemu keluarga, terutama orang tuanya, bapak dan/atau ibunya. Tentu bertemu juga dengan saudara-saudaranya, adik kakaknya, keponakan, paman dan bibi dan teman-teman sekolahnya. Yang surprised, bertemu bapak dan ibu guru waktu TK, SD, SMP, SMA.
Sungguh mudik ini adalah tradisi bagus. Memuliakan
orang tua, mendatangi rumah orang tua sambil membawa oleh-oleh seperti baju,
makanan, minuman, atau obat-obatan herbal. Termasuk mendoakan orang tua dari
dekat karena terlihat mata dan meminta doa orang tua, agar orang tua berdoa
kepada Allah Swt. Doa orang tua ini sangat maqbul.
Apalagi doa ibu, tidak hanya ibu yang melahirkan
tetapi juga ibu yang lain, bisa saja istri kedua, ketiga, keempat bapakmu atau
mungkin lebih. Bisa lebih dari empat karena istri-istrinya ada yang meninggal
misalnya. Tetapi semuanya adalah ibu. Insya Allah doanya maqbul juga meskipun
bukan ibu yang melahirkanmu. Hormati dan sayangilah ibu atau ibu-ibumu karena
beliau sudah dinikahi oleh bapakmu.
Mudik juga mendistribusikan aktivitas ekonomi sampai
ke desa dan dusun, ke pojok nagari, ke udik atau ke hulu. Uang di kota besar dibelanjakan
di desa atau pasar dan toko di kecamatan terpencil. Geliat ekonomi hidup. Mudik
adalah bukti cinta tanah kelahiran, tertaut daerah asal, rindu ranah turunan.
Meskipun sudah tahu pasti karena sudah mengalami berkali-kali, yaitu antri
dalam kemacetan lalu-lintas, tetap saja perindu tanah leluhur berduyun-duyun
menapak jejak dengan motor, mobil, bis, kereta api, pesawat, atau kapal. Bahkan
ada yang naik becak dan kuda. Tentu jaraknya tidaklah ratusan atau ribuan
kilometer.
Bagaimanapun kondisi negara atau pemerintahan, tradisi
mudik patutlah dipertahankan karena ia penuh rasa persaudaraan. Setelah tiga
pekan puasa, memasuki pekan keempat, mereka berbarengan menuju kampung, menahan
marah akibat motor atau mobilnya disenggol pemudik lainnya, dan bahkan ridha
pada apapun yang terjadi di jalan. Sabar dan ridha dalam kemacetan, dalam
kepanasan, dalam antrian panjang menjadi latihan langsung setelah tiga pekan
puasa. Latihan sabar dan menahan marah, emosi yang meletup dan egoisme pribadi.
Pada mudik tahun 2025 ini, sejak 24 Maret hingga 8
April nanti, ada kemudahan yang diberikan oleh pemerintahan Presiden Prabowo. Misalnya,
diskon tiket pesawat dan kereta api. Diskon tarif jalan tol. Tetaplah ini patut
disyukuri karena lumayan bisa berhemat dan bisa dialihkan untuk membeli makanan,
minuman, oleh-oleh, dan lain-lain. Adapun pengamanan, seperti tahun-tahun
sebelumnya, dilaksanakan oleh polisi, dibantu petugas dari Kementerian dan Dinas
Perhubungan, dibantu oleh anggota TNI, dan satuan pengaman (security).
Selamat mudik, iringilah dengan doa, doa apa saja, doakan bapak-ibu, doakan adik, kakak, doakan istri dan anak-anak serta cucu-buyut-cicit, doakan keponakan, doakan guru dan dosen, doakan pemerintah, doakan, sepupu, paman dan bibi, doakan teman-teman. Doa selama safar pasti dikabulkan oleh Allah Swt.
Semoga selamat sampai tujuan. Demikian juga nanti pada saat balik ke lokasi domisili untuk bekerja sehari-hari, semoga aman, lancar, sehat wal'afiat. Aamiin ya Allah ya Kariim. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar