Trims Pak SBY dan Partai
Demokrat: Pilkada via DPRD
Oleh Gede H. Cahyana
Setelah sempat lepas dan tercerabut
dari akarnya, akhirnya Demokrasi Pancasila mampu lagi menumbuhkan akarnya. Ini
tidak lepas dari peran Partai Demokrat. SBY sebagai presiden memberikan catatan
sejarah bahwa demokrasi yang selama satu dekade ini diusung bangsa Indonesia
bukanlah jati diri bangsa ini. Ia lebih condong pada liberalisme bahkan lebih
liberal daripada mbahnya panganut
demokrasi liberal di belahan bumi lain, Demokrasi liberal inilah yang hendak diganti dengan Demokrasi Pancasila oleh KMP. Anggota KMP berupaya solid dan menjadi penyeimbang koalisi PDIP cs.
Soliditas Koalisi Merah Putih (KMP)
bukan tanpa ujian, malah dicumbu rayu dengan berbagai cara, khususnya tawaran
kursi kementerian. PPP pun diobok-obok dengan politik adu domba dan pecah
belah. PAN diundang kemudian dimunculkan image bahwa partai besutan Amien Rais
ini bakal hijrah ke koalisi PDIP cs. Bahkan PKS pun, partai yang ideologinya
berbeda diametral sempat dibujuk-bujuk. Hanya Gerindra saja yang tidak dirayu
lantaran “takut”, barangkali, sebagai pesaing waktu pilpres. Ketegasan Prabowo
Subianto membuat gentar kubu PDIP.
Partai Demokrat juga didekati,
diiming-imingi masuk kabinet. Tetapi, setelah pertemuan SBY dan Jokowi di
Bali, berkaitan dengan harga BBM, upaya itu sirna. Namun, lampu hijau tampak menyala lagi
ketika SBY (PD) setuju Pilkada langsung tetapi dengan 10 syarat. Koalisi
PDIP sempat mengembang dadanya, berbunga-bunga, karena akan menang dalam
voting. Aneh. PDIP adalah partai yang sangat benci kepada SBY. Megawati sekali
pun belum pernah mau bertemu dengan SBY, bahkan menolak undangan SBY. Lantas, kenapa berharap sangat besar dan minta dukungan SBY (PD) terhadap Pilkada Langsung.
Namun, esensi demokrasi yang
didasarkan pada sila keempat Pancasila akhirnya menang. Ini tak lepas dari PD
yang walkout, memilih netral, meskipun ada enam orang yang setuju pada Pilkada
Langsung. Apapun suasana kebatinan SBY dan petinggi PD, tindakan walkout telah
berhasil menyelamatkan demokrasi hakiki bangsa Indonesia, demokrasi anutan
Pembukaan UUD 1945 alinea keempat dan sila keempat Pancasila. SBY dan PD telah
menyelamatkan kehidupan dan keselamatan rakyat Indonesia dari konflik
horizontal dan diametral, kesibukan mencoblos berkali-kali, politik uang yang
masif, dan perkosaan pada Demokrasi Pancasila, warisan the founding fathers
kita.
Tentu yang paling marah dan benci
atas hasil Pilkada via DPRD ini adalah para anasir asing dan kalangan WNI yang
juga menjual kekayaan bangsa ini kepada asing, menjual aset negara kepada
perusahaan asing dan akhirnya kita menjadi asing di negeri sendiri. Syukurlah
PD memiliki SBY. Indonesia punya SBY, seorang presiden dua periode yang selalu
menghindari konflik dengan elite partai lainnya. Low profile.
Terimakasih Pak SBY. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar