• L3
  • Email :
  • Search :

9 Maret 2013

Jawa Barat Selatan, Prioritas Gubernur Baru


Gede H. Cahyana

KPU Jawa Barat sudah mengumumkan hasil pemilihan gubernur dengan kemenangan pada pasangan Aher-Demiz 32,9 persen. Periode kedua jabatan Ahmad Heryawan sebagai gubernur hendaklah fokus ke Jawa Barat Selatan. Daerah selatan ini membutuhkan pembangunan intensif di bidang pendidikan, perekonomian, dan perikanan laut. Masyarakat menanti realisasi pembangunan pelabuhan dan jalan akses aorta ke arah utara. Namun demikian, pengembangan ekonomi, sosial dan budaya hendaklah mengikuti aturan eksploitasi yang melestarikan fungsi lingkungan. Lingkungan boleh berubah tetapi fungsinya haruslah langgeng.

Dengan ciri khas bentang alam berupa pantai dan perbukitan, Jawa Barat Selatan memiliki kelengkapan potensi sumber daya alam darat dan laut. Bibir pantai yang eksotis itu dengan garis ombak putihnya dapat dilihat dari perbukitan di Cianjur Selatan dengan elevasi 660 m dpl. Bentang alam yang eksotis ini berpotensi sebagai daerah tujuan wisata, selain memiliki keunggulan komparatif sebagai penghasil gula aren, kayu, pertanian, dan laut. Hasil laut seperti ikan, kerang, mutiara, udang, rumput laut, dll bisa juga dijadikan sumber daya alam yang unggul, termasuk potensi listrik energi ombak atau gelombang dan angin.

Yang harus segera diwujudkan adalah peningkatan kualitas jalan sebagai urat nadi aktivitas masyarakat. Jalan ini dapat memperlancar arus barang yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Juga untuk meningkatkan dan memudahkan anak-anak bersekolah. Kondisi di atas nyaris merata di sepanjang Jawa Barat Selatan, mulai dari Pangandaran sampai ke Ujung Genteng. Karena meliputi minimal lima pemerintahan daerah, pemerintah pusat wajib memberikan dukungan finansial, selain pemerintah provinsi. Isu strategisnya, kesenjangan di berbagai sektor ekonomi, sosial, pendidikan akibat keterbatasan infrastruktur. Itu sebabnya, sekolah hendaklah dibangun mulai dari SMP hingga perguruan tinggi, minimal kursus dan sekolah kejuruan (SMK perkebunan dan kelautan).

Otorita Jabar Selatan?
Untuk mengawali percepatan pembangunan di Jawa Barat Selatan itu, perlu ada badan yang mengurusinya, misalnya dalam bentuk Otorita Jabar Selatan. Tugasnya menyusun rencana induk dan rencana pengembangan sarana dan prasarana serta pengembangan wilayah Jawa Barat Selatan. Juga mengupayakan pelabuhan untuk perikanan dan perdagangan di lokasi yang tepat secara geologis, geografis, dan sosio-ekonomis-ekologis. Badan ini pun harus membuat fasilitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi warga Jawa Barat Selatan dengan membangun jalan utama (aorta road) dan/atau kereta api Timur-Barat-Tengah Jawa Barat dan berhubungan dengan berbagai jalan tol eksisting. Bersamaan dengan implementasi tersebut, sediakan infrastruktur di bidang teknik lingkungan seperti air baku, air minum, air limbah, drainase, persampahan. Terakhir, sediakan berbagai-bagai sumber energi dan telekomunikasi.

Dengan demikian, pengembangan prasarana ekonomi dan sosial di wilayah Jawa Barat Selatan akan terintegrasi dengan pengembangan Jawa Barat bagian tengah yang memang sudah terhubung dengan Jakarta dan berbagai pelabuhan dan bandara di Jawa Barat. Objeknya ialah prasarana transportasi (jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dsb); prasarana kesehatan (jaringan pipa air minum, drainase, air limbah, pengelolaan sampah); prasarana energi dan komunikasi (jaringan kawat transmisi dan pembagi, jaringan telepon). Di pelabuhan pun difasilitasi pergudangan untuk aktivitas ekspor-impor yang dirangkai dengan jaringan jalan arteri dan kereta api. Sekali lagi, pendirian sekolah dan pesantren akan meluaskan tingkat pendidikan dan cara berpikir masyarakat yang telah aktif berpartisipasi dalam pilkada.

Jika diretas, minimal ada empat sektor prasarana untuk mendukung pengembangan Jawa Barat Selatan. Yang pertama, penyediaan jalan dan prasarana penunjangnya. Pengembangan jaringan jalan harus berhubungan dengan sistem transportasi nasional dan regional. Kedua, kereta api, mulai dari Pangandaran hingga Ujung Genteng dan dikoneksikan dengan jaringan rel yang sudah ada, termasuk kereta api wisata. Ketiga, transportasi laut, dengan menyediakan pelabuhan skala internasional, nasional, regional, atau lokal. Keempat, transportasi udara. Pengembangan bandara domestik regional, terutama untuk pengangkutan hasil bumi dan perikanan, termasuk wisatawan.

Sektor penyokongnya ialah penyediaan energi dengan membangun instalasi pembangkit listrik tenaga air (mikrohidro), juga untuk menjaga pasokan sumber air baku air minum dan energi gas atau panas bumi. Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya, gelombang dan/atau biogas yang berasal dari kotoran ternak, kebun dan hutan. Bersamaan dengan itu, kelengkapan utilitas water front city segera disediakan seperti instalasi pengolahan air minum lengkap dengan jaringan transmisi dan distribusinya, penyaluran air limbah, pengelolaan sampah, drainase, dan telekomunikasi.

Ecodevelopment
Kata kunci pembangunan Jawa Barat Selatan ialah bersahabat dengan lingkungan agar tidak menjadi bumerang pada masa depan. Konsepnya ada tiga, yaitu: berkelanjutan, bersahabat dengan lingkungan, dan timbal-balik dengan pembangunan sumber daya manusia. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan ialah memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan ini terdiri atas tiga tiang utama, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan keberlanjutan lingkungan yang mengutamakan hubungan berkesinambungan antara pembangunan wilayah dan konservasi lingkungan.

Berdasarkan konsep tersebut maka pembangunan, termasuk pembuatan pelabuhan harus mengacu pada keberlanjutan lingkungan agar jelas peruntukan daerahnya dan memiliki buffer zone untuk pelestarian fungsinya. Pembangunan ini pun harus mendukung industri kecil di daerah dengan menyediakan air bersih, menyalurkan air limbah, mengelola dan mengolah sampah, sehingga dapat memicu wisata bahari, wisata pantai dan pasar ikan skala nasional, internasional. Oleh sebab itu, pemilihan lokasi yang tepat untuk pelabuhan harus mempertimbangkan ekosistem, seperti ekosistem mangrove, ekosistem estuari, ekosistem perikanan pesisir, ekosistem pertanian, perkebunan, terumbu karang.

Hal tersebut selaras dengan konsep pembangunan yang harus meningkatkan kemampuan SDM, mengembangkan industri dan jasa yang menguatkan kinerja SDM, mengembangkan prasarana yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. *

1 komentar: