Gede H. Cahyana
KPU Jawa Barat sudah mengumumkan hasil pemilihan
gubernur dengan kemenangan pada pasangan Aher-Demiz 32,9 persen. Periode kedua
jabatan Ahmad Heryawan sebagai gubernur hendaklah fokus ke Jawa Barat Selatan.
Daerah selatan ini membutuhkan pembangunan intensif di bidang pendidikan,
perekonomian, dan perikanan laut. Masyarakat menanti realisasi pembangunan
pelabuhan dan jalan akses aorta ke arah utara. Namun demikian, pengembangan
ekonomi, sosial dan budaya hendaklah mengikuti aturan eksploitasi yang melestarikan
fungsi lingkungan. Lingkungan boleh berubah tetapi fungsinya haruslah langgeng.
Dengan ciri khas bentang
alam berupa pantai dan perbukitan, Jawa Barat Selatan memiliki
kelengkapan potensi sumber daya alam darat dan laut. Bibir pantai yang eksotis itu dengan garis ombak
putihnya dapat dilihat dari perbukitan di Cianjur Selatan dengan elevasi 660 m
dpl. Bentang alam yang eksotis ini berpotensi sebagai
daerah tujuan wisata, selain memiliki keunggulan komparatif sebagai penghasil
gula aren, kayu, pertanian, dan laut. Hasil laut seperti ikan, kerang, mutiara,
udang, rumput laut, dll bisa juga dijadikan sumber daya alam yang unggul,
termasuk potensi listrik energi ombak atau gelombang dan angin.
Yang harus segera diwujudkan adalah peningkatan
kualitas jalan sebagai urat nadi aktivitas masyarakat. Jalan ini dapat memperlancar
arus barang yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan pengentasan
kemiskinan. Juga untuk meningkatkan dan
memudahkan anak-anak bersekolah. Kondisi di atas nyaris
merata di sepanjang Jawa Barat Selatan, mulai dari Pangandaran sampai ke Ujung
Genteng. Karena meliputi minimal lima pemerintahan daerah, pemerintah pusat
wajib memberikan dukungan finansial, selain pemerintah provinsi. Isu
strategisnya, kesenjangan di berbagai sektor ekonomi, sosial, pendidikan akibat
keterbatasan infrastruktur. Itu sebabnya, sekolah hendaklah dibangun mulai dari
SMP hingga perguruan tinggi, minimal kursus dan sekolah kejuruan (SMK
perkebunan dan kelautan).
Otorita
Jabar Selatan?
Untuk
mengawali percepatan pembangunan di Jawa Barat Selatan itu, perlu ada badan
yang mengurusinya, misalnya dalam
bentuk Otorita Jabar Selatan. Tugasnya menyusun rencana induk dan rencana pengembangan sarana dan prasarana serta pengembangan wilayah Jawa Barat
Selatan. Juga mengupayakan
pelabuhan untuk perikanan dan perdagangan di lokasi yang tepat secara geologis,
geografis, dan sosio-ekonomis-ekologis.
Badan ini pun harus membuat
fasilitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi warga Jawa Barat Selatan
dengan membangun jalan utama (aorta road) dan/atau
kereta api Timur-Barat-Tengah Jawa Barat dan berhubungan dengan berbagai jalan
tol eksisting. Bersamaan dengan
implementasi tersebut, sediakan infrastruktur di bidang teknik
lingkungan seperti air baku, air minum, air limbah, drainase, persampahan.
Terakhir, sediakan berbagai-bagai sumber
energi dan
telekomunikasi.
Dengan
demikian, pengembangan prasarana
ekonomi dan sosial di wilayah Jawa Barat Selatan akan
terintegrasi dengan pengembangan Jawa Barat bagian tengah yang memang sudah
terhubung dengan Jakarta dan berbagai pelabuhan dan bandara di Jawa Barat.
Objeknya ialah prasarana transportasi (jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dsb);
prasarana kesehatan (jaringan pipa air minum, drainase, air limbah, pengelolaan
sampah); prasarana energi dan komunikasi (jaringan kawat transmisi dan pembagi,
jaringan telepon). Di pelabuhan pun difasilitasi pergudangan untuk aktivitas
ekspor-impor yang dirangkai dengan jaringan jalan arteri dan kereta api. Sekali lagi, pendirian sekolah dan pesantren
akan meluaskan tingkat pendidikan dan cara berpikir masyarakat yang telah aktif
berpartisipasi dalam pilkada.
Jika diretas, minimal ada
empat sektor prasarana untuk mendukung pengembangan Jawa
Barat Selatan. Yang pertama, penyediaan
jalan dan prasarana penunjangnya.
Pengembangan jaringan jalan harus berhubungan dengan sistem transportasi
nasional dan regional. Kedua, kereta api,
mulai dari Pangandaran hingga Ujung Genteng dan dikoneksikan
dengan jaringan rel yang sudah ada, termasuk kereta api wisata. Ketiga, transportasi laut,
dengan menyediakan pelabuhan skala internasional, nasional, regional, atau
lokal. Keempat, transportasi udara.
Pengembangan bandara domestik regional, terutama untuk pengangkutan hasil bumi
dan perikanan, termasuk wisatawan.
Sektor
penyokongnya ialah penyediaan energi dengan membangun
instalasi pembangkit listrik
tenaga air (mikrohidro), juga untuk menjaga pasokan sumber air baku air minum
dan energi gas atau panas bumi. Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya,
gelombang dan/atau biogas yang berasal dari kotoran ternak, kebun dan hutan.
Bersamaan dengan itu, kelengkapan utilitas water
front city segera disediakan seperti instalasi pengolahan air minum lengkap
dengan jaringan transmisi dan distribusinya, penyaluran air limbah, pengelolaan
sampah, drainase, dan telekomunikasi.
Ecodevelopment
Kata
kunci pembangunan Jawa Barat Selatan
ialah bersahabat dengan lingkungan agar tidak menjadi
bumerang pada masa depan. Konsepnya ada tiga, yaitu:
berkelanjutan, bersahabat dengan lingkungan, dan timbal-balik dengan
pembangunan sumber daya manusia.
Salah
satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan ialah
memperbaiki kehancuran lingkungan
tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi
dan keadilan sosial. Pembangunan
berkelanjutan ini terdiri
atas tiga tiang utama, yaitu
pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan keberlanjutan lingkungan yang mengutamakan hubungan
berkesinambungan antara pembangunan wilayah dan konservasi lingkungan.
Berdasarkan
konsep tersebut maka pembangunan, termasuk pembuatan pelabuhan harus mengacu
pada keberlanjutan lingkungan agar
jelas peruntukan daerahnya dan memiliki buffer zone untuk pelestarian fungsinya. Pembangunan ini pun harus
mendukung industri kecil di daerah dengan menyediakan air bersih, menyalurkan
air limbah, mengelola dan mengolah sampah, sehingga dapat memicu wisata bahari,
wisata pantai dan pasar ikan skala nasional, internasional. Oleh sebab itu, pemilihan lokasi yang tepat untuk pelabuhan
harus mempertimbangkan ekosistem, seperti ekosistem mangrove, ekosistem estuari,
ekosistem perikanan pesisir, ekosistem pertanian, perkebunan, terumbu karang.
Hal
tersebut selaras dengan konsep pembangunan yang harus meningkatkan kemampuan
SDM, mengembangkan industri dan jasa yang
menguatkan kinerja SDM,
mengembangkan prasarana yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. *
is good,....segera lah wujudkan...
BalasHapus