Letusan
Tangkuban Parahu Timbulkan
Hujan Asam
Oleh Gede H. Cahyana
Tangkuban Parahu
meletus sejak Senin, 4 Maret 2013 dan berlanjut hingga Jumat. Tipe letusannya
adalah freatik dengan melontarkan abu dan pasir vulkanik dari kawah Ratu.
Selain itu juga melepaskan gas belerang yang memang kontinyu dirilis dari kawah
itu. Gas inilah yang berpotensi memberikan asupan asam ke dalam air hujan
sehingga disebut hujan asam.
Hujan asam ialah hujan yang airnya terasa asam, pH-nya bisa mencapai di bawah 5,6. Rasa asam ini disebabkan oleh gas-gas yang
ada di atmosfer ditambah hasil erupsi gunung api. Udara adalah bagian dari atmosfer yang terdiri atas oksigen,
CO2, uap air, gas mulia, NOx dan SOx. Menurut Gorham, dengan kadar CO2 di
atmosfer 0,03% dari seluruh
gas maka derajat keasaman air hujan sekitar 5,7. Penurunan pH air hujan dapat terjadi karena ada penambahan kadar asam yang berasal dari asam
nitrat dan asam sulfat akibat letusan gunung. Sumber senyawa asam ini adalah gas SO2 dan NOx yang
diemisikan dari berbagai kegiatan manusia dan sumber-sumber alamiah
seperti letusan gunung.
Dampak Topografi
Bandung dikenal dengan sebutan “Bunganya Kota Pegunungan di Nusantara”. Ungkapan ini membuktikan bahwa Bandung adalah kota pegunungan, dikelilingi oleh deretan gunung. Dengan kondisi geografi
yang berbentuk cekungan, udara di kota Bandung akan mengalami kesulitan dalam
sirkulasinya. Pegunungan yang ada
dapat menghambat arus udara dari luar Bandung menuju ke Bandung dan sebaliknya.
Kondisi inilah yang dapat
membahayakan apabila terjadi timbulan
pencemar udara secara masif.
Kondisi topografi, geografi dan geologi tatar Bandung dengan
gunung api Kuarter aktif di sekelilingnya berpotensi mengemisi gas SOx, NOx dan CO2. Dengan
curah hujan rata-rata tahunan antara 1.500 – 3.000
mm ikut memberikan andil
terjadinya hujan asam. Sejumlah dampak hujan asam diuraikan di bawah
ini.
Dampak hujas (hujan
asam) di antaranya:
1. Kerusakan
kutikula vegetasi/hutan, pohon.
2. Gangguan
pada kehidupan air, algae, ikan, udang.3. Menimbulkan korosi pada bahan bangunan dan konstruksi.
4. Mengotori bahan pakaian, ornamen candi/patung.
5. Mengganggu kesehatan dan kenyamanan hidup.
Ada sejumlah cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi hujan asam ini.
Letusan gunung api tentu tidak bisa dihindari. Tetapi mengurangi emisi gas buang dari bahan bakar fosil seperti
bensin, solar,
minyak tanah dan batubara dapat diupayakan
meskipun akan berdampak pada operasi industri. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar