• L3
  • Email :
  • Search :

16 Maret 2020

Belajar Online karena Corona

Belajar Online karena Corona

Kemarin Presiden Joko Widodo menandaskan tiga hal utama. Belajar di rumah. Bekerja di rumah. Beribadah di rumah. Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga seperti itu. Saya ingin menulis perihal belajar di rumah.

Internet membantu banyak kegiatan. Pada awalnya, tahun 2000, sebelum muncul Facebook, Youtube, Twitter, maka website menjadi andalan. Banyak informasi perusahaan dan kampus diperoleh di web ini. Tetapi koneksi internet masih mahal. Rental internet masih jarang. Kemudian muncul modem. Hingga akhirnya, koneksi internet begitu mudah dan lebih murah. Semua ada di tangan. Tinggal ada ponsel dengan Androidnya dan tentu saja kuota internet. Saya tidak bicara e-learning, blended learning dalam makna yang disepakati dan diatur oleh kementerian. Tetapi saya bicara tentang pemanfaatan internet dalam PBM (Proses Belajar Mengajar) yang saya laksanakan selama ini.

Begini. Tidak semua mata kuliah bisa dengan mudah secara online. Mata kuliah berpraktikum dengan zat kimia dan peralatannya dan  perancangan perlu tatap muka dan menunjukkan gambar serta proses desainnya. Tetapi mata kuliah yang lain, bisa lebih mudah. Saya menggunakan blog untuk beberapa subjek mata kuliah. Tidak semua. Sekitar 60%. Agar mahasiswa betul-betul membaca, maka diwajibkan menulis. Menulis berupa ringkasan. Juga bisa rangkuman. Ringkasan adalah hasil kajian untuk sebuah subjek materi kuliah. Rangkuman adalah hasil kajian dari beberapa subjek materi kuliah. Keduanya wajib ditulis ulang dengan kalimat sendiri. Parafrase. Sumbernya adalah materi di blog dan di osf.io. Tetapi, ya begitulah. Sedikit yang melaksanakan parafrase. Mayoritas menyalin saja. Bahkan banyak mahasiswa yang menyalin dari ringkasan temannya.

Namun demikian, saya tetap menghargai tulisan mahasiswa itu. Yang penting mahasiswa belajar menulis. Mengatur tetes pikiran menjadi kata dan kalimat yang logis. Ini sebagai awal sebelum akhirnya mereka menulis ilmiah dalam bentuk makalah di MK Kerja Praktik, Seminar, dan Tugas Akhir. Untungnya sekarang ada software untuk cek kemiripan (similarity). Tulisan mahasiswa bisa dikendalikan dengan ini. Bagaimana memeriksanya? Memang butuh waktu dan menguras tenaga kalau semua diperiksa. Tetapi caranya adalah dengan mengambil secara random tulisan mereka. Kalau ada delapan tugas maka bisa dilihat empat atau lima tugas. Tidak dibaca semua. Sekilas saja sudah bisa diambil kesimpulan, berapa nilainya. Yang utama adalah kelengkapan tugas. Harus masuk semua.

Belajar di rumah dengan bantuan internet memang bisa. Tetapi ini untuk mahasiswa. Saya tidak tahu bagaimana di SMA, SMP, apalagi SD. Semoga ada solusi untuk murid-murid ini. *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar