Wabah Sampah Masker
Masker yang sudah digunakan seharian,
apalagi di ruang terbuka, dikenakan saat naik motor, di kereta api, di bis, di
angkot, dll sebaiknya ditaruh di tempat sampah. Esok ganti lagi dengan yang
baru. Kalau tidak diganti justru potensi risikonya makin tinggi. Lantaran kotor
oleh debu dan jelaga. Juga boleh jadi ada bakteri yang terakumulasi. Flok
bakteri ini justru bisa tersedot ke dalam hidung dan masuk ke saluran napas
hingga ke paru. Begitu juga virus, bisa masuk dan menimbulkan masalah yang
awalnya ingin dihindari.
Kalau banyak orang yang mengenakan masker maka banyak juga sampah masker di tempat sampah. Di TPS hingga TPA. Potensi bahaya pemulung kian tinggi. Terlebih lagi imunitas tubuhnya rendah dan kualitas gizinya buruk. Risiko itu tentu saja ada. Bahkan bisa lebih besar karena berdekatan dengan ratusan atau mungkin ribuan potong masker bekas dari banyak mulut orang dan jenis penyakit. Selain kesehatan pemulung dan kalangan petugas sampah, juga masker memenuhi TPS dan TPA. Karena bahannya adalah polimer seperti polypropylene, polystyrene, polycarbonate, polyester, butuh waktu lama untuk membusukkannya.
Artinya, wabah Corona ini otomatis menimbulkan
ledakan jumlah sampah masker dalam waktu singkat di perumahan dan kantor.
Biasanya masker hanya di rumah sakit, tetapi kini masker justru lebih banyak
digunakan dan dibuang di bak sampah di depan rumah, terkumpul di TPS dan
ditimbun di TPA sampah. Siapkah dinas atau perusahaan daerah yang mengurusi
sampah dalam antisipasi ledakan volume dan berat sampah masker?
Tentu saja kita berharap dinas, badan,
dan perusahaan daerah siap sedia. Tidak hanya membuang masker tetapi juga
menihilkan potensinya sebagai agent dan reservoir bakteri dan virus. Yang patut juga dilaksanakan, selain mencuci tangan dan wajah dengan air PDAM karena air ini berklor (chlorine, kaporit) sesering-seringnya, juga mencuci tangan dengan
sabun. Boleh juga dengan sanitangan (hand sanitizer).
Semoga sehat dan kuat
untuk kita semua. (Gede H. Cahyana).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar