• L3
  • Email :
  • Search :

22 Oktober 2012

Gelar Akademik dan Bulan Bahasa


Gelar Akademik dan Bulan Bahasa
Oleh Gede H. Cahyana
Bulan Bahasa identik dengan Oktober dan peringatan Sumpah Pemuda. The Hunt for Red October bisa juga diambil spiritnya menjadi The Hunt for “Bulan Bahasa” October. Berkaitan dengan itu, satu hal yang penting tapi sering disepelekan adalah penulisan gelar akademik, baik gelar strata satu, dua maupun tiga. Misal, Dewi Venusia, S.T., M.T., Ph.D., Dr. dr. Oktavio Bruno, M.P.H., Nikita Inulio, S.E., M.M. dst. Betulkah cara penulisan gelar seperti itu? Memang, ada yang berkata, “Gitu aja dipikirin, yang penting orang ngerti!”. Kalau begitu, apa dong esensi pelaksanaan Bulan Bahasa?

Faktanya, surat-surat resmi di tingkat legislatif, yudikatif, dan eksekutif sarat dengan kesalahan dalam penulisan, tidak menuruti aturan baku yang ada di dalam EYD. Begitu juga surat-surat dari Dikti, Kopertis yang sering diterima perguruan tinggi, sarat dengan kekeliruan penulisan, tidak sesuai dengan aturan baku dalam EYD. Kalau dunia pendidikan saja belum betul menjadi penjaga gawang bahasa Indonesia, lantas siapa yang menjadi “keeper-nya?”

Adakah masukan dari sanak saudara, pembaca tulisan ini?

Gambar: balairungpress.com