9008 tentu bukan kode milik teman James Bond,
Sang 007. Ia tak sekadar angka, tapi mengandung makna historis bagi alumni
Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan ITB. Di sinilah hari demi hari dilalui,
mulai dari kuliah, responsi,
mengerjakan tugas baik individual maupun kelompok, atau sekadar ngobrol. Bahkan ada teman yang akhirnya
menjalin pernikahan, proses interkoneksi dua hatinya berawal dari sini.
9008, tak terlalu luas, memang, juga tak sempit. Normal-normal
saja luasnya, seluas kelas-kelas kuliah umumnya. Ia mampu menampung 80 orang
mahasiswa, dengan duduk berimpitan. Lantainya miring, naik ke arah belakang
sehingga kursi paling belakang setinggi setengah ketinggian papan tulis. Seperti
biasa, yang duduk di belakang adalah mahasiswa. Mahasiswi duduk di kursi depan,
satu hingga dua deret dari depan.
9008 memberikan keunikan bagi kebanyakan mahasiswa yang mengulang
suatu mata kuliah, seperti Unit Operation dan PBPAM, dua mata kuliah “angker”.
Ada yang sampai lima atau enam kali tidak lulus. Di ruang ini, yang belum lulus
selalu saja duduk di kursi belakang, pada masa itu. Entahlah sekarang. Juga,
mayoritas menuju kursi belakang lewat koridor barat, bukan koridor timur.
Padahal kursi di belakang dan tepi barat sudah penuh. Sebabnya satu, yaitu
kalau lewat koridor timur menuju kursi belakang berarti harus melewati dosen
yang sedang mengajar. Ewuh pakewuh
atau segan, malu, takut, khawatir atau hal-hal serupa itu yang menjadi alasan.
9008, kursinya berbahan kayu jati dengan bentuk khas dan “fleksibel”,
tanpa sandaran tangan sehingga daya tampungnya bisa berlipat-lipat. Tentu saja kurang
nyaman kalau semua mahasiswa menulis karena saling bersenggolan tangan dan
buku. Tetapi kalau peserta kuliahnya hanya 40 atau 50 orang, ruang 9008 menjadi
nyaman. Selain karena temboknya yang tinggi, juga karena ventilasinya cukup dan
terang pencahayaannya.
9008, pada dekade 1980-an, kondisinya nyaris sama dengan
sekarang. Posisi kursi dan meja dosen nyaris tak berubah, padahal sudah renta
usianya. Corat-coret spidol, tip-ex, dan gosokan pensil dan pulpen masih “abadi”
di meja. Ada rumus Hazen-William, ada Darcy-Weisbach, ada juga rumus filter. Juga
ada gambar yang asing dan “aneh”.
9008 menjadi saksi bisu bagi ribuan alumni TP dan TL ITB. Kini,
pada ultah yang ke-50 (HUT L TP/TL di Indonesia), sejumlah alumni akan melihat 9008 lagi, meretas
nostalgia, memutar film dokumenter masing-masing. Kelebatan yang muncul dan
membayang bergantung pada memori yang dirilis kembali menjadi realitas virtual
di selaput kelabu otak..
Berikut adalah nama-nama mahasiswa Teknik Lingkungan ITB 1985
Seingat saya, jumlah awal mahasiswa TL 1985 kurang lebih 55 orang seperti yang tercatat di dalam daftar peserta Penataran P4 Pola 120 jam. Namun kemudian ada yang pindah kuliah, ada juga yang drop out.
1. A. A. Gde Putra
2. Agus Sunara
3. Ade Subandi
4. Agustina
5. Ananda Haswin
6. Bambang Widiatmoko
7. Betra
8. Carolina Hapsorini Primastuti
9. Dadang Purnama
10. Dewi Nurindah Firmansyah
11. Dzuli Sriadiana Sabianti
12. Eko Winar Irianto
13. Etih Hartati
14. Gabriel Sudarmini Boedi Andari
15. Gede Herang Cahyana
16. Gema Iriandus Pahalawan
17. Ignatius Ari Murdoko
18. Kartika Hermawati
19. Kathleen Ristanti Sianturi
20. Kristiandayani
21. Lis Novari Trisiane
22. Novera Deliyasma
23. R. Anita Niawati
24. Raden Driejana
25. Robert Poltak Manahan Simanjuntak
26. Wita Purwasih
27. Ahmad Hanief
28. Lili Mulyatna
29. Budi Heri Pirngadi
30. Susi Susanti Santoso
31. Wikasanti
32. Vianti Zami
33. Guntur Sitorus
34. Henry M. Limbong
35. Rudy A. Riyanto
36. Bernadi Sitompul
37. Farida Katarina
38. Mien Suminarsih
39. Rachmat Yulianto
40. Ivan Jan R. Sianipar
41. Jenny Silalahi
42. Zulfikar M. Rachman
Seingat saya, jumlah awal mahasiswa TL 1985 kurang lebih 55 orang seperti yang tercatat di dalam daftar peserta Penataran P4 Pola 120 jam. Namun kemudian ada yang pindah kuliah, ada juga yang drop out.
1. A. A. Gde Putra
2. Agus Sunara
3. Ade Subandi
4. Agustina
5. Ananda Haswin
6. Bambang Widiatmoko
7. Betra
8. Carolina Hapsorini Primastuti
9. Dadang Purnama
10. Dewi Nurindah Firmansyah
11. Dzuli Sriadiana Sabianti
12. Eko Winar Irianto
13. Etih Hartati
14. Gabriel Sudarmini Boedi Andari
15. Gede Herang Cahyana
16. Gema Iriandus Pahalawan
17. Ignatius Ari Murdoko
18. Kartika Hermawati
19. Kathleen Ristanti Sianturi
20. Kristiandayani
21. Lis Novari Trisiane
22. Novera Deliyasma
23. R. Anita Niawati
24. Raden Driejana
25. Robert Poltak Manahan Simanjuntak
26. Wita Purwasih
27. Ahmad Hanief
28. Lili Mulyatna
29. Budi Heri Pirngadi
30. Susi Susanti Santoso
31. Wikasanti
32. Vianti Zami
33. Guntur Sitorus
34. Henry M. Limbong
35. Rudy A. Riyanto
36. Bernadi Sitompul
37. Farida Katarina
38. Mien Suminarsih
39. Rachmat Yulianto
40. Ivan Jan R. Sianipar
41. Jenny Silalahi
42. Zulfikar M. Rachman
43. Rayon Sasongko
44. Oslita Doloksaribu
45.
Sasmita
46.
Joseph Tambunan
47.
Gamaliel K. Pandia
48.
Fauzi
49. Nanang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar