• L3
  • Email :
  • Search :

27 Desember 2019

Wajah Lembut Karena Facial Siput

Wajah Lembut Karena Facial Siput
Oleh Gede H. Cahyana

Bermula di Jepang. Wanita di sana senang memoleskan lendir siput di wajahnya. Tentu saja lembut. Halus. Lendir berisi protein, asam amino, dan antioksidan. Kulit menjadi lembab. Kulit tua rapuh terangkat, lepas, lalu dibaluri lendir yang kaya asam hyluronic. Zat ini meresap ke pori-pori kulit wajah, membersihkan keringat, debu, dan melepaskan jerawat.
Setelah Jepang, kini berkembang di Prancis. Beauticians di negeri pusat mode ini memanfaatkan ekstrak atau saripati lendir yang diekskresikan oleh siput. Lalu dicampurkan dengan bedak perawatan wajah sebagai foundation. Tetapi ahli kecantikan di sana tetap mengatakan bahwa terapi langsung dengan siput lebih positif hasilnya daripada dengan bedak foundation yang diisi ekstrak lendir.

Kalau di negeri para samurai dan negeri Napoleon Bonaparte sudah sejauh itu, bagaimana dengan di Indonesia? Siput banyak berkeliaran di halaman rumah. Apalagi musim hujan seperti sekarang. Tinggal ambil, lalu tempelkan ke wajah.. hi hi hi… yakin berani? Geli? Atau gleg gleg gleg…badan menggigil tiga kali? Sama. Saya juga hiii… gleg gleg gleg… badan bergetar.

Tentu tidak begitu. Ada prosesnya. Siput harus dikarantina dulu. Bersihkan cangkangnya dengan lap bersih basah. Masukkan siput, misal tiga ekor (eh siput punya ekor gak?) ke dalam wadah kaca. Misal toples besar transparan. Pelihara, sayangi. Kasi makan daun bayam. Irisan wortel tipis. Juga lendir bagian dalam tomat. Tutup bagian atas wadah dengan kawat kasa. Udara (oksigen) bisa masuk. Tiga hari sekali diganti dengan sayur yang baru. Yang fresh. Tiap pekan wadah dibersihkan sambil mengganti sediaan makanannya. Biarkan selama tiga pekan. Siap untuk terapi.

Mudah caranya. Bersihkan dulu wajah dengan air hangat. Seka lembut sambil dipijat-pijat lembut agar peredaran darah lancar. Sambil berbaring, letakkan siput di kulit wajah. Berdoa dulu. Agar berani dan rileks. Nyaman. Hasilnya, menurut ahli kecantikan di Jepang, Inggris, dan Prancis itu, bisa melenturkan kulit, elastis, mengurangi kerut. Melancarkan peredaran darah di wajah.

Berapa biayanya kalau di salon? Mencapai tiga juta rupiah di Jepang. Artinya, ini adalah bisnis serius dengan memanfaatkan hewan yang di Indonesia nyaris dianggap sebagai hama. Hama di kebun sayur. Padahal, logikanya, karena yang dimakannya adalah sayur, maka badan siput pastilah sangat banyak berisi vitamin, mineral, dan asam amino yang bermanfaat bagi manusia. Artinya lagi, cocok untuk kesehatan. Kalau tidak untuk facial, bisa disate bukan?

Mari manfaatkan siput ini untuk facial dan makanan penambah gizi masyarakat. Tinggal ahli kuliner yang memikirkan dan mencobanya agar daging siput menjadi menu familiar bagi kita. Kalau mau tentu mudah karena mereka ahlinya. Beauticians juga bagusnya terus mencoba. Mungkin kolaborasi dengan ahli farmasi atau dokter kulit dan kecantikan atau yang lainnya.

Indonesia punya jutaan siput. Banyak jenisnya. Sampai-sampai ada gedung yang bernama Teater Imax Keong Emas di TMII. Indonesia kaya sumber obat dari berbagai hewan dan tumbuhan. Sebaiknya generasi muda banyak yang kuliah di bidang farmasi berbasis SDA lokal ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar