Wajah
Lembut Karena Facial Siput
Oleh
Gede H. Cahyana
Bermula
di Jepang. Wanita di sana senang memoleskan lendir siput di wajahnya. Tentu
saja lembut. Halus. Lendir berisi protein, asam amino, dan antioksidan. Kulit
menjadi lembab. Kulit tua rapuh terangkat, lepas, lalu dibaluri lendir yang
kaya asam hyluronic. Zat ini meresap ke pori-pori kulit wajah, membersihkan keringat,
debu, dan melepaskan jerawat.
Setelah
Jepang, kini berkembang di Prancis. Beauticians
di negeri pusat mode ini memanfaatkan ekstrak atau saripati lendir yang
diekskresikan oleh siput. Lalu dicampurkan dengan bedak perawatan wajah sebagai
foundation. Tetapi ahli kecantikan di
sana tetap mengatakan bahwa terapi langsung dengan siput lebih positif hasilnya
daripada dengan bedak foundation yang
diisi ekstrak lendir.
Kalau
di negeri para samurai dan negeri Napoleon Bonaparte sudah sejauh itu,
bagaimana dengan di Indonesia? Siput banyak berkeliaran di halaman rumah.
Apalagi musim hujan seperti sekarang. Tinggal ambil, lalu tempelkan ke wajah..
hi hi hi… yakin berani? Geli? Atau gleg gleg gleg…badan menggigil tiga kali?
Sama. Saya juga hiii… gleg gleg gleg… badan bergetar.
Tentu
tidak begitu. Ada prosesnya. Siput harus dikarantina dulu. Bersihkan
cangkangnya dengan lap bersih basah. Masukkan siput, misal tiga ekor (eh siput
punya ekor gak?) ke dalam wadah kaca. Misal toples besar transparan. Pelihara,
sayangi. Kasi makan daun bayam. Irisan wortel tipis. Juga lendir bagian dalam tomat.
Tutup bagian atas wadah dengan kawat kasa. Udara (oksigen) bisa masuk. Tiga hari
sekali diganti dengan sayur yang baru. Yang fresh. Tiap pekan wadah dibersihkan
sambil mengganti sediaan makanannya. Biarkan selama tiga pekan. Siap untuk
terapi.
Mudah
caranya. Bersihkan dulu wajah dengan air hangat. Seka lembut sambil dipijat-pijat
lembut agar peredaran darah lancar. Sambil berbaring, letakkan siput di kulit
wajah. Berdoa dulu. Agar berani dan rileks. Nyaman. Hasilnya, menurut ahli
kecantikan di Jepang, Inggris, dan Prancis itu, bisa melenturkan kulit, elastis,
mengurangi kerut. Melancarkan peredaran darah di wajah.
Berapa
biayanya kalau di salon? Mencapai tiga juta rupiah di Jepang. Artinya, ini
adalah bisnis serius dengan memanfaatkan hewan yang di Indonesia nyaris
dianggap sebagai hama. Hama di kebun sayur. Padahal, logikanya, karena yang
dimakannya adalah sayur, maka badan siput pastilah sangat banyak berisi
vitamin, mineral, dan asam amino yang bermanfaat bagi manusia. Artinya lagi,
cocok untuk kesehatan. Kalau tidak untuk facial, bisa disate bukan?
Mari
manfaatkan siput ini untuk facial dan makanan penambah gizi masyarakat. Tinggal
ahli kuliner yang memikirkan dan mencobanya agar daging siput menjadi menu
familiar bagi kita. Kalau mau tentu mudah karena mereka ahlinya. Beauticians
juga bagusnya terus mencoba. Mungkin kolaborasi dengan ahli farmasi atau dokter
kulit dan kecantikan atau yang lainnya.
Indonesia
punya jutaan siput. Banyak jenisnya. Sampai-sampai ada gedung yang bernama Teater
Imax Keong Emas di TMII. Indonesia kaya sumber obat dari berbagai hewan dan
tumbuhan. Sebaiknya generasi muda banyak yang kuliah di bidang farmasi berbasis
SDA lokal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar