Oleh Gede H. Cahyana
“Ah... masa’? Yang
bener. Nggak ah..., nggak percaya!” Begitulah tanggapan yang muncul setiap
saya bicara soal tatatulis, tulis-menulis, dan saat memberikan training
penulisan.
Betulkah gampang? Saya jawab, “Betul!” Menulis itu gampang. Segampang bicara. Ini bukan isapan
jempol. Juga bukan bualan. Ini serius. Tak percaya? Kalau tak percaya, pasti belum dicoba. Sebab, sekali dicoba, dijamin ketagihan, pasti nagih!
Gimana caranya?
Secara ringkas, minimal ada tiga cara dalam memulai menulis.
Ketiga cara itu bertumpu pada satu hal saja, yaitu berani. Kata “berani”
ini justru tak dimiliki oleh orang yang tak mampu menggerakkan penanya di atas
kertas atau di kibor komputer. Padahal semua orang, tak peduli tingkat
pendidikannya, asalkan bisa membaca dan menulis (dalam arti mengaksara), pasti
bisa menulis (dalam arti mengarang cerita atau menulis artikel, berita, dll).
Apalagi sekarang medianya banyak: ada Twitter, istilahnya microblogging, ada Facebook, yang ini saya namai milliblogging, dan ada blog atau website sebagai pelopor nulis curhat di internet. Kini ada Vivanews untuk tulisan berita dan Vivalog untuk artikel yang dapat memacu daya tulis setiap orang yang ingin mampu menulis dengan mudah.
Apalagi sekarang medianya banyak: ada Twitter, istilahnya microblogging, ada Facebook, yang ini saya namai milliblogging, dan ada blog atau website sebagai pelopor nulis curhat di internet. Kini ada Vivanews untuk tulisan berita dan Vivalog untuk artikel yang dapat memacu daya tulis setiap orang yang ingin mampu menulis dengan mudah.
Secara
ringkas, caranya diuraikan berikut ini. Yang
pertama disebut Flashing (tulis-cepat). Apa pun yang
berkelebat di otak, tulislah. Cepatlah gerakkan pena di tangan, tulislah
walaupun bak cakar ayam, yang penting masih terbaca. Jangan takut, jangan ragu.
Cuma ini kuncinya. Sebagai latihan, tataplah selokan atau jalan di dekat rumah
atau kantor lalu tulislah sesuatu. Apa saja. Tulis! Teruslah berlatih melihat
sesuatu di sekeliling kita lalu tulislah. Lama kelamaan, bayangkan atau
khayalkanlah sesuatu lalu tulislah. Tulis saja dan jangan pikirkan tatabahasa,
struktur kalimat, dll. Baru setelah itu, setelah usai atau dianggap selesai,
mulailah diedit, dibenahi kosakatanya, diasah pola kalimatnya, dijernihkan gaya
bahasanya.
Ini cara
kedua, Blooming (tulis-mekar).
Cara ini mirip bunga yang sedang mekar, makin lama makin besar dan meluas.
Tulislah kelopak-kelopak bunga di sekitar pusatnya. Kelopak ini berisi kata
atau frase. Dari setiap kata atau frase tersebut dapat dibuat kalimat, bisa
saling berhubungan, bisa juga lepas dan berdiri sendiri. Di sini pun kuncinya
tetap sama dengan cara di atas, yaitu “berani dan jangan ragu”. Setiap
kelopak akan memunculkan jalinan ide cerita (paragraf) yang boleh jadi
berkaitan dan bahkan membentuk jejaring dengan kelopak lainnya. Jejaring inilah
yang akan menyatukan setiap tema dalam kelopak dan menjadi untaian tulisan yang
padu.
Yang ketiga, Spraying (tulis-pancar).
Cobalah mulai dari satu kata. Kata apa saja. Dari satu kata ini, cobalah buat
kalimat. Kalimat apa saja. Boleh kalimat berita, boleh kalimat perintah, bisa
juga kalimat tanya. Jangan pusing-pusing dengan tatabahasa dan usahlah
takut-takut. Susunlah satu kalimat dari sejumlah kata, entah itu sesuai dengan
pola SPOK atau yang lainnya. Dari susunan kata ini akan terbentuk kalimat demi
kalimat yang akan berkumpul penjadi paragraf.
Cobalah buat satu kalimat yang berisi
kata air. Ini contohnya. Semua orang pasti perlu air. Ini kalimat
berita. Cobalah susun kalimat tanya. Siapa yang tak butuh air? Berikut
ini kalimat perintah. Silakan minum air yang di meja merah, jangan yang
di meja biru! Bukankah kalimat-kalimat ini serupa dengan
kalimat-kalimat yang sering kita ucapkan sehari-hari? Pasti ada saja kalimat
yang kita ujarkan kepada orang lain, teman kita atau kepada siapa saja, setiap
hari! Kalau ujaran itu ditulis, baik di kertas maupun di komputer, maka kita
sudah menulis.
Setelah satu kalimat itu,
cobalah tambah dengan kalimat lainnya. Sebaiknya yang masih terkait dengan air
juga. Misalnya begini. Siapa yang tak perlu air? Semua makhluk hidup
pasti butuh air. Jangankan manusia, binatang dan tumbuhan saja perlu air.
Reratanya, 75% tubuh kita berisi air. Bahkan dalam tulang pun ada air. Malah
manusia diciptakan dari air (mani). Syahdan spermatozoa dan sel telur (ovum)
pun komponen utamanya adalah air. Jadi, tepatlah kita hidup di planet air ini,
yaitu planet Bumi yang 97,3% permukaannya diselimuti air.
Tampaklah, dari satu kalimat
lalu ditambah satu kalimat lagi dan dirangkai lagi dengan kalimat berikutnya
bisa dihasilkan satu paragraf utuh. Sebaiknya setiap kalimat yang ditulis itu
masih terkait dengan kalimat sebelumnya. Boleh berupa penjabaran kalimat
sebelumnya, boleh juga berupa kalimat lainnya yang setara atau memberikan
penjelasan atas kalimat sebelumnya.*
Orang bule, konon, mewanti-wanti
temannya, “jangan mati sebelum ke Bali.” Entah betul entah salah,
ungkapan itu bisa diubah menjadi “jangan mati sebelum menulis”. Kekalkan
diri dalam tulisan, dalam buku, dalam artikel, dalam blog. Ketika ruh pergi
dari tubuh, sang tulisan berupa buku, artikel, cerpen, novel, dan blog akan
hidup terus. “Abadi” hingga kiamat. Untunglah Jumat ini, 21 Desember 2012, gak ada kiamat. Jadi, masih ada kesempatan untuk menulis dan berbagi cerita
dengan siapapun. Yuk nulis. Gampang kok. **
setuju gan.
BalasHapusaku juga baru belajar nulis. ternyata emang gampang , kalau sudah memulainya.
Asik juga ternyata, buat ngisi waktu dan ngelampiasin uneg2.
motoku:
The way it make me feel, make me think. I like everytime i feel right when i write.
Terima kasih atas caranya....
BalasHapusBermanfaat sekali untuk melatih menulis.
semua itu memang gampang jika ada kemauan dan usaha,,, :)
BalasHapusPada dasarnya menulis itu gampang-gampang sulit, agar tidak sulit mulai sekrang jangan berfikir lagi.
BalasHapusthanks for sharing...semoga aku jadi berani menulis.
BalasHapusselamat menulis... moga2 jadi kuli bangunan ya, Eiits..kuli tinta maksudnya sob yang ringan2 ajalah!! ada honornya lagi hehehe.......
BalasHapusUntuk membuktikan bahwa menulis itu mudah, ya benar yaitu menulis itu sendiri. Untuk action menulis perlu motivasi, coba tanamkan motivasi itu, apa aja deh yang penting memotivasi. Pengen populerkah, pengen dipuji cewekkah, pengen dapat duitkah, dan pengen-pengen yang lain.
BalasHapus