Oleh
Gede H. Cahyana
Dunia
sepakbola kita “sudah jatuh tertimpa tangga”. Setelah kisruh di PSSI, lalu
kalah di AFF Suzuki Cup 2012, lantas ada pemain asal Paraguay yang meninggal
lantaran sakit dan empat bulan gajinya belum dibayarkan sehingga tidak bisa
membeli makanan bergizi, juga tidak bisa mendapat pelayanan dokter yang
memadai. Menurut sumber resmi di rumah sakit, salah satu sebabnya adalah
infeksi virus, satu di antara beberapa mikroba yang diduga melemahkan kekebalan
tubuhnya. Mikroba bergenus Cytomegalovirus
ini dinyatakan menyerang mata dan otak bagian belakangnya.
Apakah
virus itu? Virus yang paling terkenal saat ini dan sangat ditakuti adalah virus
yang dinamai HIV dan Flu Burung (H5N1). Inilah satu-satunya mikroba yang “banci”
karena tidak tergolong hewan juga tidak tergolong tumbuhan. Parahnya lagi,
virus ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Karena sangat kecil,
jauh lebih kecil daripada bakteri, maka virus ini nyaris tidak cocok disebut “sesuatu”
yang bersel tunggal. Ukurannya berkisar di angka 0,1 – 0,2 mikron. Bentuknya “aneh”
seperti gambar terlampir.
Namun
demikian, justru karena “kebanciannya” itu, tidak hewan, juga bukan tumbuhan,
ia menjadi makhluk parasit yang mengerikan. Seperti parasit benalu di pohon
jambu, virus hanya dapat hidup kalau berhasil menunggangi dan menyedot makanan
dari sel tanaman, hewan, atau manusia, juga bakteri. Dari induk semangnya
inilah virus mendapatkan makanan dan energi untuk berkembang biak dengan
membelah diri (binary fission) alias beranak tanpa kawin.
Hanya dalam waktu singkat, ia berhasil membentuk komunitas virus di dalam sel
yang dikuasainya.
Bagaimana
dengan virus yang menyerang Diego Mendieta, striker
Persis Solo ini? Virus ini masuk ke dalam Herpesvirus
atau Human Herpesvirus 5 (HHV-5),
sebarannya bisa di air ludah, sperma, darah dan air susu ibu. Ia menular
melalui kontak cairan tubuh seperti ciuman mulut, transplantasi organ tubuh,
tranfusi darah. Ia beredar di dalam darah sehingga cepat menyebar dan merusak,
baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Selain manusia, beberapa spesies virus
ini juga menyerang primata seperti simpanse dan tikus.
Sampai
sekarang belum ada obat untuk membasmi virus ini. Kalau di dunia Teknik Lingkungan
dikenal istilah “Beternak Bakteri”, yaitu memelihara bakteri untuk mengolah air limbah, maka di dunia virus tidak ada istilah itu.
Virus harus dibasmi. Jika tidak bisa dibasmi, maka harus dicegah agar kita tidak
terinfeksi. Untuk mencegah infeksi virus dapat dilakukan dengan memperkuat
kekebalan tubuh dengan makan makanan herbal yang ekstraknya dapat menunjang
imunitas tubuh seperti jambu, sirsak, manggis, mengkudu, minyak zaitun, dan madu.
Oleh sebab itu, mari kita jaga kesehatan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Buat PSSI dan klub-klub
sepakbola, cobalah akur sesama pengurus, agar dapat “bicara” minimal di tingkat
ASEAN.*
semoga ini pelajaran buat persepakbolaan Kita,,,
BalasHapusObatnya sdh ada utk CMV, sy dulu jg kena virus itu
BalasHapus