• L3
  • Email :
  • Search :

14 Juli 2020

Prabowo Membuat Sawah?

Prabowo Membuat Sawah?

Meskipun tidak beruang (ini bukan sejenis hewan, tetapi maksudnya adalah punya uang), orang Indonesia, terutama ayah dan ibu pasti masih tenang apabila masih punya beras. Tidak usah berton-ton tetapi cukup untuk makan sekeluarga selama sebulan ke depan. Bahkan masih ada beras untuk dimakan hanya sepekan ke depan pun masih bisa tenang plus garam atau ikan asin (teri). Sebab, beras adalah bahan makanan pokok mayoritas orang Indonesia yang diolah menjadi nasi. Bisa menjadi nasi putih. Nasi kuning, Nasi merah. Nasi campur. Nasi kebuli. Nasi soto. Nasi bakar. Nasi rames dan banyak varian lainnya. Intinya adalah nasi. Beras. Padi. Sawah. Air. Energi.

Sejak 2004 Pak Prabowo aktif memberdayakan petani dan nelayan. Pernah menjadi ketua umum HKTI: Himpunan Kerukunan Tani (dan Nelayan) Indonesia. Visi misinya tidak pernah lepas dari FEW: Food, Energy, Water. Tiga sumber daya alam ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan indikasi harganya terjangkau oleh mayoritas orang Indonesia.  FEW ini memiliki risiko tinggi terhadap politik. Bisa menentukan jatuh-majunya pemerintah. FEW juga berkaitan dengan masyarakat, dengan warga negara. Tanpa FEW maka pemerintah tidak akan memiliki view pada masa depan pemerintahannya alias bisa saja kolaps di tengah jalan sebelum habis masanya. Bisa didemisioner oleh rakyatnya sendiri.

Kata Dr. Rizal Ramli, kondisi ekonomi Indonesia memang sudah lemah. Makin lemah lagi akibat Corona yang menimbulkan wabah Covid-19 dan bisa berdampak ekonomi dan politik dalam setahun dua tahun ke depan. Dampaknya di seluruh dunia. Terutama kalau vaksinnya belum ditemukan. Atau karena vaksinnya tidak mampu melawan keganasan Corona. Atau karena harga vaksinnya mahal bagi mayoritas orang. Akibatnya, orang-orang di seluruh dunia, terutama yang khawatir pada serangan Corona, akan mengurangi kontak langsung dengan orang lain. Urusan bisnis dan pekerjaan, perdagangan dan pendidikan, travelling dan wisata lokal dan mondial, tidak akan berkembang. Mati perlahan. Maskapai penerbangan pun kolaps, suatu saat kelak. Indikasi ini sudah mulai tampak di PT Garuda (GIA).

Oleh sebab itu, untuk mengurangi dampak buruk terhadap ekonomi dan politik tersebut maka FEW harus tersedia cukup . FEW tidak boleh few (sedikit) apalagi kekurangan. FEW harus cukup untuk seluruh rakyat Indonesia. Stoknya kalau bisa sampai tiga bulan ke depan, sampai panen lagi. Ini untuk padi. Begitu pun singkong, harus digiatkan tanamnya. Ubi pun disebarkan. Talas ditanam di banyak lokasi. Semua sumber karbohidrat itu ditanam sedekat mungkin dengan masyarakat agar transportasinya menjadi murah sehingga harganya terjangkau. Perlu dicoba lagi diversifikasi pangan. Meskipun ini sulit dicapai sejak zaman Orde Baru karena orang Indonesia tidak mudah pindah dari nasi ke singkong, ke jagung, ke talas, dan/atau ke ubi.

Kembali ke pokok tulisan. Siapa yang mampu mengerjakan megaprojek tersebut? Dari sekian banyak menteri dan menteri coordinator, ini secara objektif, yang punya pengalaman di bidang pertanian dan sebagai pelaku pertanian adalah Prabowo. Ada track record-nya, jejak langkahnya di dunia pertanian, perkebunan, perdagangan, perhutanan tanaman industri, pabrik kertas, sawit, peternakan sapi, domba, kuda, dll. Secara objektif juga, dari sisi leadership, adakah menteri Pak Jokowi yang mampu mendirikan partai seperti Gerindra? Begitu juga dari sudut pandang strategi perang yang diterapkan di dalam strategi pertanian dan cs-nya, adakah jenderal yang menguasai strategi perang yang sesungguhnya di lapangan, misalnya di Timor Timur? Atau yang mampu menjadi manajer dan mengelola ekspedisi pendaki gunung dan pembebasan sandera di Papua? Atau adakah menteri di kabinet sekarang yang memimpin pasukan khusus yang pada masanya pasukan itu disegani oleh pasukan khusus negara lain?

Objektifnya demikian dan semua itu bisa ditelusuri di google dot com. Bisa juga dikatakan bahwa kapasitas Prabowo tidak hanya menjadi Menteri Pertahanan dan menteri yang memperkuat ketahanan pangan Indonesia, tetapi juga mampu sebagai presiden RI. Hanya saja, jumlah suaranya yang kalah dari Presiden Jokowi. Tetapi secara kapabilitas, leadership, dan pengalaman memimpin tidak bisa dibandingkan dengan Presiden Jokowi. Bisa dicek dari sisi karirnya sejak masa remaja, atau sejak lulus SMA, atau sejak mulai menjadi tentara. Semua datanya lengkap ada di internet. Apalagi kata ahli politik, keterpilihan dan kemampuan leadership itu adalah dua hal yang berbeda.

Dari data riwayat hidupnya, Prabowo bisa menjadi leader dan menjadi manajer leading sector dalam pembukaan lahan, penanaman, pemanenan, dan distribusi pangan pada saatnya nanti. Presiden Jokowi sudah menyatakan bahwa tentara bisa saja diajak dalam penyiapan food estate di Kalimantan Tengah. Pada masa Orde Baru tentara sudah dilibatkan di banyak kegiatan yang positif seperti AMD: ABRI Masuk Desa. Tentara zeni bisa dan terbiasa membangun jembatan, jalan, membuka hutan untuk daerah transmigrasi dan lain-lain. Mengelola tentara oleh mantan tentara dan sekaligus sebagai Menteri Pertahanan yang memimpin TNI AD, AU, AL maka keberhasilan pembukaan food estate akan semakin besar. Kalaupun gagal, tidak akan gagal seperti Lahan Gambut Sejuta Hektar pada masa Orde Baru. Kalau sukses, tentu untuk bangsa Indonesia semua, bisa makan nasi satu dua tahun ke depan andaikata sinyalemen FAO betul bahwa akan terjadi paceklik di dunia. Krisis pangan yang menyebabkan bencana kelaparan di seluruh dunia.

Semoga bangsa Indonesia, semua WNI bisa makan nasi seperti hari-hari sebelum wabah Covid-19. Aamiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar